Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras etnik, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma. Integrasi sosial tidak cukup diukur dari kriteria berkumpul atau bersatunya anggota masyarakat dalam arti fisik, namun berkaitan dengan Konsensus yang merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan manusiawi.
Michael Banton mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban yang terkait serta ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu saja dan tidak ada sangkut pautnya dengan bidang pekerjaan atau status.
Faktor apa saja yang mendukung integrasi sosial?
Faktor Pendorong terjadinya Integrasi Sosial
Faktor Internal
Adanya sikap saling menghargai dan toleransi antar individu dan kelompok;
Adanya sikap terbuka terhadap perubahan;
Adanya kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain;
Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain secara intensif.
Faktor Eksternal
Adanya pertambahan populasi penduduk yang heterogen/beragam;
Adanya sistem pendidikan yang maju;
Adanya sistem masyarakat yang terbuka dengan budaya asing;
Adanya musuh dari luar kelompok yang harus dihadapi bersama.
Faktor Penghambat Integrasi Sosial
Faktor Internal
Adanya sikap individu/kelompok yang masih sangat tradisional;
Adanya ikatan sosial yang rendah antar individu dan kelompok;
Adanya sikap curiga dan prasangka terhadap kelompok lain;
Adanya sifat primordial: merasa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan lainnya.
Faktor eksternal
Adanya kesenjangan sosial yang memunculkan kecemburuan sosial antar kelompok;
Adanya ketidakmerataan pembangunan;
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat;
Adanya sistem masyarakat yang tertutup dengan budaya asing.
Apa saja jenis integrasi sosial?
Integrasi sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk berikut.
1. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat. Misalnya, bangsa Indonesia dipersatukan deh prinsip Bhinneka Tunggal İka. Bhinneka Tunggal İka menjadi sebuah norma yang berfungsi mengintegrasikan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat. Misalnya, Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut difungsikan sebagai penyedia hasil-hasil laut, suku Minang yang pandai berdagang difungsikan sebagai penjual hasil-hasil laut tersebut. Dengan demikian, akan tercipta sebuah integrasi dalam masyarakat.
3. Integrasi Koersif
Integrasi terakhir ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan). Contoh integrasi koersif adalah perusuh yang berhenti mengacau karena polisi menembakkan gas air mata.