Kelahiran Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim a.s. adalah anak Azar yang merupakan keturunan Sam bin Nuh. Pada saat Nabi Ibrahim lahir , Raja Namrud memerintahkan agar setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh, ayah Nabi Ibrahim menyembunyikan Beliau di hutan untuk menyelamatkan bani Ibrahim dari pasukan Raja Namrud. Saat Nabi Ibrahim mulai tumbuh besar beliau mulai berpikir kenapa masyarakat menyembah berhala, padahal berhala hanya benda mati yang terbuat dari batu sehingga beliau tidak mau menyembah berhala.
Beliau melihat benda-benda di langit seperti bintang dan bulan kemudian beliau berpikir bahwa “ apakah benda-benda di langit itu lah tuhan?”, namun beliau melihat bulan, bintang dan matahari tersebut terbenam dan menghilang, sehingga beliau berkata “ aku tidak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu”. Hal ini telah dikisahkan dalam Alquran Surat Al An’am Ayat 76-79. Saat Nabi beranjak dewasa, Allah memberikan akal, pikiran yang luar biasa cerdas sehingga saat itu lah Nabi Ibrahim mulai mendakwah.
Masa dakwah Nabi Ibrahim
Dalam menjalankan dakwahnya Beliau dihadang dengan persoalan berat, masa jahiliyah adalah masa keserakahan, dan keburukan umat manusia terbesar. Berhala tersebar dimana-mana dijadikan tuhan yang disembah oleh Raja Namrud dan rakyatnya. Suatu hari pada saat orang-orang di Negara Nabi pergi dan meninggalkan kampungnya, Nabi Ibrahim memiliki akal untuk menghancurkan semua berhala-berhala itu, Beliau menghancurkan berhala-berhala itu dengan sebuah kapak, lalu beliau menyisakan satu berhala dan sengaja menaruh kapak sebagai kalung berhala tersebut.
Setelah Raja Namrud dan pengikutnya kembali ke negerinya, Raja Namrud sangat marah mengetahui kejadian tersebut, raja langsung menuduh Nabi Ibrahim sebagai pelakunya karena raja tahu bahwa Beliau tidak suka terhadap berhala-berhala itu, raja meminta agar Nabi Ibrahim dibawa ke hadapannya untuk di hukum.
Nabi Ibrahim tidak mengaku bahwa ia lah yang menghancurkan berhala-berhala itu, dengan kecerdasan nabi, Beliau berkata bahwa berhala besar yang berkalung kapak itulah yang menghancurkan berhala-berhala lainnya itu. Raja Namrud tertawa dan mengatakan bahwa tidak mungkin berhala batu bisa melakukan hal seperti itu. Dari situlah nabi lalu mengatakan bahwa berhala yang tidak bisa melakukan apa-apa, kenapa harus disembah?.
Mendengar perkataan Nabi Ibrahim tersebut para pengikut Raja Namrud tersadar bahwa berhala yang mereka sembah selama ini bukanlah tuhan. Raja Namrud semakin marah terhadap Beliau, raja memerintahkan pasukannya untuk membakar Beliau hidup-hidup. Nabi di ikat di tengah tumpukan kayu lalu raja memerintahkan untuk menghidupkan api untuk membakar Nabi Ibrahim.
Atas kuasa dan izin Allah Nabi Ibrahim diselamatkan dari kobaran api yang panas tersebut. Melalui surat An Anbiya ayat 69 Allah berfirman “ kami berfirman “ hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim”. Betapa terkejutnya Raja Namrud dan pengikutnya ketika api yang besar itu padam Nabi Ibrahim keluar tanpa luka sedikitpun.
Nabi Ibrahim Di Uji Untuk Mengorbankan Anaknya
Nabi Ibrahim mempunyai dua istri yang bernama sarah dan Siti Hajar, serta memiliki dua anak yang bernama Ismail dan Ishaq, Nabi Ibrahim saat lahir anak pertamanya yaitu Ismail, Allah memerintahkan Beliau untuk menyembelih anak nya tersebut, padahal Beliau telah menanti berpuluh-puluh tahun agar dapat dikaruniai anak, karena kkecintaan dan ketaqwaannya kepada Allah.
Nabi Ibrahim bersedia menyembelih anaknya ismail dengan tulus ikhlas, melihat ketaqwaan Beliau tersebut Allah kemudian mengganti ismail dengan seekor kambing. Untuk menghormati peristiwa tersebut umat Islam di setiap tanggal 10 dzulhijah melakukan penyembelihan hewan qurban. Nabi Ibrahim pada akhirnya wafat dalam usia lebih dari 200 tahun. Kemudian dakwahnya digantikan kedua anaknya yaitu Ismali dan Ishaq, keduanya pun juga diakui sebagai nabi.