Kerajaan Tidore termasuk salah satu kerajaan bercorak Islam terbesar yang terletak di Maluku. Kerajaan ini memiliki akar yang sama dengan Kerajaan Ternate. Pasalnya, Syahjati atau Muhammad Naqil, yang mendirikan Kerajaan Tidore adalah saudara Mashur Malamo, pendiri Kerajaan Ternate.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Ternate: Masa Kejayaan, Keruntuhan, Silsilah Raja dan Peninggalan
Ketika didirikan pada abad ke-11, kerajaan ini belum bercorak Islam. Agama Islam baru masuk dan berkembang pada akhir abad ke-15.
Sejarah kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore didirikan oleh saudara dari pendiri kerajaan Ternate (Mayshur Malamo), yakni Sahajati atau Raja Ciriliyati. Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate.
Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan.
Dikutip dari buku Sejarah Umat Islam karya Hamka, Raja Ciriliyati adalah orang pertama Tidore yang masuk agama Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Setelah masuk Islam, ia diberi gelar Sultan Jamaluddin.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Mataram Islam: Masa Kejayaan, Keruntuhan, Silsilah Raja dan Peninggalan
Ia juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung proses percepatan penyebaran agama Islam. Salah satunya dengan membangun madrasah-madrasah dan masjid-masjid sebagai sarana pendidikan dan ibadah rakyat.
Sultan dan Raja Kerajaan Tidore
Bbeberapa raja yang pernah memimpin kerajaan Tidore, yakni:
1. Kolano Syahjati
Kolano Bosamawange
Kolano Syuhud alias Subu
Kolano Balibunga
Kolano Duko adoya
Kolano Kie Matiti Kolano Seli
Kolano Matagena
Kolano Nuruddin (1334-1372)
Kolano Hasan Syah (1372-1405)
Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
Sultan Al Mansur (1512-1526)
Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain (1526-1535)
Sultan KiyaiMansur (1535-1569)
Sultan Iskandar Sani (1569-1586)
Sultan Gapi Baguna (1586-1600)
Sultan Zainuddin (1600-1626)
Sultan Alauddin Syah (1626-1631)
Baca juga: Sejarah Kerajaan Makassar: Silsilah Raja, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan
Sultan Saiduddin (1631-1642)
Sultan Saidi (1642-1653)
Sultan Malikiddin (1653-1657)
Sultan Saifuddin (1657-1674)
Sultan Hamzah Fahruddin (1674-1705)
Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-1728)
Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728-1757)
Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin (1757-1779)
Sultan Patra Alam (1780-1783)
Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
Sultan Nuku 1 (1797-1805)
Sultan ZainalAbidin (805-1810)
Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810-1821)
Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821-1856)
Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856-1892)
Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892-1894)
Sultan Achmad Kawiyuddin Alting (1894-1906)
Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1967)
Sultan Djafar Syah Sejak (1999-2012)
Sultan Husain Syah (2012)
Baca juga: Sejarah Kerajaan Banten: Letak, Silsilah Raja, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan
Masa Kejayaan Kerajaan Tidore
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada.
Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama di Jawa
Masa Kemunduran Kerajaan Tidore
Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
- Istana Kerajaan Tidore (Kadato Kie)
- Masjid Sultan Tidore
- Benteng Torre Dan Tahula