Home » Kongkow » Religi Islam » Sabar, dan Berprasangka Baik

Sabar, dan Berprasangka Baik

- Rabu, 23 November 2016 | 08:30 WIB
Sabar, dan Berprasangka Baik

Nabi Ayub merupakan suri tauladan tentang kesabaran menghadapi cobaan. Dikisahkan bahwa Nabi Ayub sebelumnya memiliki banyak binatang tunggangan, binatang ternak, kebun, anak, dan tempat tinggal. Namun pada akhirnya seluruh kekayaannya ludes. Sekujur tubuhnya pun tertimpa penyakit lepra kecuali hati dan lidahnya. Kedua organ inilah yang digunakan untuk berzikir keada Allah Ta'ala.

Nabi saw, bersabda : "Manusia yang paling berat cobaannya ialah para nabi, kemdian orang-orang saleh, kemudian orang-orang yang sesudah mereka, kemudian orang selanjutnya."

Nabi Ayub as. sangat bersabar. Karena kesabaranya itulah dia dijadikan pepatah. Yazid bin Maisarah berkata, "Tatkala Allah menguji Ayub as. dengan kehilangan istri, harta kekayaan, dan anak serta tidak ada satu pun yang tersisa lagi, ia justru semakin bagus zikirnya. Ayub berkata, ' Wahai Tuhan segala Tuhan yang telah berbuat ihsan kepadaku, aku memujiMu. Engkau telah memberikan hartadan anak. Tidak ada satu bagian pun dari hatiku melainkan terasuki oleh keduanya. Lalu Engkau mengambil semuamua itu dariku, maka aku dapat mencurahkan kalbuku sehingga tidak ada satu perkara pun menghalangi antara aku dan Engkau. Andaikan musuhku iblis mengetahui apa yang telah Engkau lakukan terhadapku, niscayadia hasud kepadaku.'"

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umar, dia berkata, Ayub mempunyai dua orang saudara. Pada suatu hari keduanya menengok, namun mereka tidak dapat mendekati Ayub karena demikian baunya. Keduanya berdiri jauh. Salah seorang saudaranya berkata,'Andaikan Allah mengetahui bahwa Ayub memiliki kebaikan, niscaya Dia tidak akan mengujinya dengan penyakit ini.' Maka Ayub pub sangat terpukul lantaran ucapannya tersebut. Lalu Ayub berkata,'Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak pernah tidur dalam keadaan kenyang, sedangkan aku mengetahui ada orang yang kelaparan, maka benarkanlah pernyataanku.' Kemudia ucapannya itu dibenarkan oleh suara dari langit, sementara kedua saudaranyapun mendengar. Ayub berkara,'Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak pernah memiliki dua baju, sedangkan aku pun tahu ada orang yang telanjang. Maka benarkanlah pernyataanku.' Kemudian ucapannya itu dibenarkan oleh suara dari langit, sedangkan kedua saudaranya pun mendengar. Kemudian Ayub berkara,'Ya Allah demi keagunganMU.' Lalu Ayub tersungkur dan bersujud. Ayub melanjutkan ,'Ya Allah, demi keagunganMu, aku tidak akan pernah mengangkat kepalaku sehingga Engkau menyembuhkanku.' Belum lagi Ayub mengangkat kepalanya, penyakit itu pun lenyap dari tubuhnya.

Dalam keadaan sakitpun,beliau berbaik sangka kepada Allah. Berkat kesabarannya, maka Allah pun menurunkan kesembuhan yang menakjubkan, maka Allah pun menurunkan kesembuhan yang menakjubkan, bahkan mengaruniainya dengan nikmat yang lebih.Subhanallah, jika kita mengetahui bahwa sakit adalah kesempatan untuk menyemai ladang amalan, tentu kita akan menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Sakit adalah berasal dariNya. Dia pula yang akan memberi kesembuhan. Sebagaimana yang telah diteladankan oleh para nabi dan sahabat, janganlah berburuk sangka kepada Allah ketika kita menderita sakit. Hadapilah dengan sabar dan tetap yakin akan pertolongan Allah karena sesungguhnya semua penyakit ada obatnya, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan kecuali maut.

Disadur dari Buku "Wanita - Wanita Calon Penghuni Surga" bab 77 "Muslimah yang sabar ketika menderita sakit".

Buku ini sebenernya tidak hanya untuk muslimah tapi pelajarannya juga bisa diterapkan oleh ikhwan :)

Note: apapun cobaannya selama itu belum membuat jantung ini berhenti berdetak, belum membuat nafas ini berhenti berhembus, maka itu hanya akan menjadi penguat untuk melangkah lebih jauh

Sumber :
Cari Artikel Lainnya