Home » Kongkow » Catatan » Pilih Metode Belajar Yang Tepat Untuk Anak

Pilih Metode Belajar Yang Tepat Untuk Anak

- Senin, 08 Agustus 2016 | 15:25 WIB
Pilih Metode Belajar Yang Tepat Untuk Anak

 Keberhasilan belajar anak bukan hanya tanggung jawab sekolah. Orang tua berperan dalam keberhasilan proses pendidikan anak.

Keberhasilan pendidikan anak sangat bergantung pada tiga aspek, yakni sekolah, orang tua, dan anak itu sendiri. Dari ketiga aspek itu, orang tua punya kesempatan lebih besar dalam proses belajar anak karena waktu anak lebih banyak dihabiskan di rumah.

Orang tua harus proaktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dan anak. Minimal dua kali dalam satu semester, orang tua, guru, dan anak harus bertemu untuk berdiskusi mengenai perkembangan belajar anak. "Jangan hanya ke sekolah ketemu guru jika akan mengambil rapor saja," kata konsultan pendidikan anak usia dini, Mutiara Padmosantjoyo.

Dengan komunikasi itu, ketiga pihak bisa menciptakan metode yang konsisten antara belajar di sekolah dan di rumah. Misalnya ketika menentukan metode belajar yang cocok buat anak. Sebab, metode belajar yang berbeda antara di sekolah dan di rumah justru akan membuat anak bingung. “Jangan anak berpikir, lho, yang diajarkan di sekolah tidak seperti ini." Mutiara memberi ilustrasi.
 

Orang tua hendaknya juga harus memperhatikan kemampuan anak untuk menentukan metode belajar yang pas. Menurut Mutiara, hingga saat ini belum ada metode belajar baku yang diterapkan pada anak, lantaran setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. "Metode belajar disesuaikan dengan kepribadian anak," kata Mutiara.

Berdasarkan kemampuan anak, menurut Mutiara setidaknya ada tiga metode belajar. Pertama, untuk anak yang lebih mudah memahami persoalan dengan melihat, metode yang tepat adalah dengan gambar ilustrasi atau melihat televisi. Untuk anak yang mudah memahami persoalan dengan mendengar, metode yang tepat adalah dengan memberikan soal cerita. 

Sedangkan untuk anak yang mudah memahami masalah dengan cara mencoba, metode yang tepat adalah dengan mencoba atau bereksperimen. "Misalnya, untuk penjumlahan bisa dilakukan dengan permainan balok," ujar Mutiara.

Tidak jarang orang tua perlu menggunakan dua bahasa di rumah, karena menyesuaikan dengan sekolah yang menerapkan sistem bilingual, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Namun, bagi orang tua yang kemampuan bahasa Inggrisnya pas-pasan sebaiknya metode itu tidak diterapkan. "Bisa-bisa malah membuat anak bingung, lho kok bahasanya campur-campur," kata Mutiara.

Selain metode belajar, sikap orang tua juga mempengaruhi psikologi anak dalam belajar. Orang tua, misalnya, tidak bisa memaksa anaknya belajar jika dia sendiri menonton televisi.

Orang tua pun bisa mendukung proses belajar dengan menyediakan ruang yang nyaman dengan penerangan yang baik. Suasana psikis, misalnya, diciptakan dengan mendesain ruang belajar nyaman lengkap dengan prasarananya sesuai dengan kondisi fisik anak. Buku-buku dan peralatan tulis harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau si anak. 

Sumber :
Cari Artikel Lainnya