Kadang kita masih terbalik-balik, atau malah mencampur aduk antara Fakta, Hukum, Hipotesis, dan Teori dalam ilmu pengetahuan. Secara umum, Hukum sains adalah deskripsi mengenai fenomena yang diobservasi.Penjelasan mengenai fenomena itu yang disebut Teori sains. Dan Teori tidak berubah menjadi Hukum melalui penelitian.
Pada sains, Hukum adalah titik awal. Dari sanalah kemudian ilmuwan mencari jawaban mengenai mengapa dan bagaimana fenomena itu terjadi. Banyak orang berpikir bahwa kalau ilmuwan menemukan bukti yang mendukung sebuah Hipotesis, maka Hipotesis naik jadi sebuah Teori. Jika teori ditemukan benar, maka ia akan menjadi Hukum.
Peter Coppinger, associate professor di Institut Teknologi Rose-Hulman di Amerika Serikat, mengatakan bukan begitu cara ilmu pengetahuan bekerja.Fakta, Teori, dan Hukum, begitu juga Hipotesis, adalah hal-hal yang berbeda pada metode ilmu pengetahuan.
Hipotesis, Teori, dan Hukum, itu seperti apel, jeruk, dan kumquat," kata Coppinger, seperti dikutip Live Science. "Yang satu tidak bisa tumbuh jadi yang lain, tak peduli berapa banyak pupuk dan air yang diberikan.Hipotesis adalah penjelasan yang singkat mengenai sebuah fenomena. Teori sains adalah penjelasan mendalam mengenai fenomena yang diamati. Hukum adalah pernyataan mengenai fenomena yang diamati atau konsep pemersatu.
Meski Hukum dan Teori didukung oleh banyak data empiris, diterima oleh mayoritas ilmuwan pada bidang studi itu, dan kemudian disatukan, keduanya tetaplah bukan hal yang sama. Hukum adalah deskripsi matematis, yang lebih mengenai fenomena alam, sebagai contoh, Hukum Gravitasi Newton atau Hukum Mendel. Kedua hukum ini mendeskripsikan observasi, bukan tentang bagaimana mereka bekerja," kata Coppinger.
Hukum Gravitasi ditemukan oleh Isaac Newton pada abad ke-17. Hukum matematisnya menggambarkan bagaimana dua benda yang berbeda di alam berinteraksi satu sama lain. Hukum Newton ini tidak menjelaskan apa itu gravitasi atau bagaimana ia bekerja.
Secara matematis hukum ini diwakili rumus:
F = G (m1 â m2) / r2
F adalah besarnya gaya gravitasi antara dua massa
G adalah konstanta gravitasi
m1 adalah massa dari benda pertama
m2 adalah massa dari benda kedua
r adalah jarak antara dua massa itu
Sampai kemudian tiga abad kemudian Albert Einstein mengembangkan Teori Relativitas, dan kemudian kita kemudian mulai memahami apa itu gravitasi dan bagaimana ia bekerja.
Begitu juga Hukum Mendel. Menggambarkan bagaimana sifat-sifat diturunkan dari orangtua kepada keturunannya. Hukum ini tidak menjelaskan bagaimana dan mengapa itu terjadi.
Beberapa abad kemudian ilmuwan menemukan DNA dan kromosom, penjelasan biokimia mengenai hukum Mendel tadi. Ada T.H. Morgan yang meneliti lalat buah dan menjelaskan hukum Mendel memakai teori pewarisan melalui kromosom.
Sedang perbedaan antara Fakta sains dan Hukum sains adalah: Fakta adalah observasi dasar yang terbukti benar. Sedang Hukum adalah observasi umum antara dua atau lebih benda di alam. Hukum bisa berdasarkan pada Fakta dan Hipotesis yang teruji.
Sebagai contoh, "Ada lima pohon di kebun". Itu adalah Fakta karena ia adalah pernyataan sederhana yang terbukti benar. Nah, “Apel di pohon di kebun saya itu jatuh ke bawah bukan ke atas”, itu adalah Hukum, karena sudah diobservasi pada keadaan tertentu. Ketika keadaan berubah, maka hukum pun berubah. Sebagai contoh, di antariksa, apel akan mengapung ke atas dari pohon, bukan jatuh ke bawah.