Sering kali ditemukan orang-orang keliru dalam penggunaan kata ‘di’ dalam Penulisan Bahasa Indonesia. Kekeliruan ini terjadi akibat masih rendahnya pemahaman dalam berbahasa sebagian masyarakat Indonesia. Mungkin sebagian dari kamu pun masih kebingungan dalam penggunaan kata ‘di’ utamanya yang berkaitan dengan kapan kata ‘di’ ditulis terpisah dan kapan kata ‘di’ ditulis serangkai? Misalnya saja, di sini atau disini?
Sebagian orang bahkan ada yang berpikir, dipisah atau tidaknya kata ‘di’ dalam sebuah kalimat tidak akan mengubah makna dari kalimat tersebut sehingga akhirnya mereka menganggap aturan tersebut tidak penting. Anggapan seperti ini sangatlah keliru yang harus dibuang jauh-jauh. Sebab, dalam kaidah Bahasa sendiri penggunaan kata ‘di’ terdapat dua perbedaan, yaitu sebagai kata depan dan kata imbuhan. Fungsi kata ‘di’ sebagai kata depan akan ditulis secara terpisah. Sementara kata ‘di’ yang merupakan imbuhan akan ditulis secara serangkai.
Perbedaan pemakaian kata ‘di’ sebagai kata depan maupun imbuhan memang cukup membingungkan dan seringkali menjadi dilema bagi mereka yang belum faham betul soal penempatan kata ‘di’ yang baik dan benar. Padahal, ada cara sederhana untuk memahaminya, yaitu dengan cara memahami syarat dan juga aturan dalam Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan penempatan kata ‘di’.
Sederhananya, kita bisa mengidentifikasi penggunaan kata ‘di’ ditulis terpisah apabila menunjukkan tempat dan juga waktu. Sementara kata ‘di’ yang ditulis tidak terpisah apabila tidak menunjukkan tempat dan waktu atau saat disandingkan dengan kata kerja dan kata sifat.
Di atas, adalah penjelasan simpelnya. Kamu bisa mencari penjelasan lebih jauh terkait dengan pengaturan yang satu ini. Tak hanya mengidentifikasi kata kerja/sifat atau pun kata benda/tunjuk (menunjukkan waktu atau pun tepat), kamu juga bisa menyamakan awalan ‘di’ dengan awalan ‘me’. Mislanya, di bawah ini:
Apabila kata ‘di’ diubah menjadi ‘me’, maka penjelasannya bisa kamu lihat di atas. Memang, kata ‘dimakan, dipeluk dan dicium’ harus ditulis serangkai alias tidak boleh dipisah. Nah, itu artinya kata ‘di’ di atas merupakan sebuah imbuhan sebuah kalimat, bukan sebuah kata depan, sehingga penulisannya harus dipisah.
Baca Juga :
Penulisan di dan ke Sebagai Kata Depan dan Awalan Sesuai EYD
Di antara atau Diantara? di antaranya atau Diantaranya?
Kata Imbuhan Dalam Bahasa Indonesia
Sekarang kita lihat mengganti kata ‘di’ dengan ‘me’ namun untuk ‘di’ sebelum kata benda atau kata yang menunjukkan waktu dan tempat, misalnya di bawah ini:
Contoh di atas tentu menyiratkan kejanggalan dan keanehan. Tidak ada yang namanya, ‘merumah’ ataupun ‘menyekolah’. Kata-kata tersebut terdengar janggal. Mungkin jika ditambah imbuhan ‘kan’ di akhir kata lebih bisa dimengerti, misalnya ‘merumahkan’ dan ‘menyekolahkan’. Namun di sini untuk mengetahui kata ‘di’ tersebut dipisah atau disatukan, hanya boleh diganti dengan kata ‘me’, tidak ada penambahan kata ‘kan’ di akhir katanya.
Sebab memang, kata ‘di’ dengan awalan ‘me’ yang disandingkan langsung dengan kata benda atau kata yang menunjukkan waktu dan tempat akan terasa janggal. Ini artinya, kata tersebut memang seharusnya di pisah tidak disatukan. Sebuah kata depan tentu tidak bisa disatukan dengan kata setelahnya, itulah mengapa penulisan ‘di’ sebagai kata depan tidak boleh disatukan.
Dari ulasan dan penjelasan singkat di atas, kamu bisa menyimpulkan bahwa terdapat banyak sekali kekurangan yang mungkin dialami saat menyusun kalimat Bahasa Indonesia sesuai dengan kaedah yang benar. Namun umumnya, bila kamu merasa bingung untuk menentukan ‘di’ suatu kata dipisah atau disatukan, kamu bisa membedakannya dengan cara yang sudah dijabarkan di atas. Bila kata yang disandingkan sesudah ‘di’ adalah kata kerja atau kata sifat, maka penulisan kata ‘di’ harus ditulis serangkan, sedangkan bila kata ‘di’ disandingkan dengan kata benda atau kata yang menunjukkan tempat dan waktu, maka kata ‘di’ harus ditulis secara terpisah.
Sebagai orang Indonesia kita tentu harus tahu peraturan penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab, jika bukan kita yang melestarikan Bahasa Indonesia, kemudian siapa lagi yang akan melakukannya? Sebenarnya bisa dibilang kebahasaan di Indonesia memang masih terbilang kurang. Untuk itu, sebagai penerus generasi bangsa, kamu harus paham peraturan sepele seperti di atas.
Demikian ulasan dan juga informasi yang dapat diberikan kepada kamu. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat dan berguna bagimu