Disposable income adalah pendapatan nasional pada suatu negara yang mampu memengaruhi performa keuangan perusahaan di dalamnya. Pendapatan nasional sendiri merupakan suatu alat ukur yang bisa mengukur kualitas sumber daya penghasilan rumah tangga negara.
Disposable income tidak hanya berguna untuk mengatur keuangan bisnis saja, namun juga berguna untuk mengatur keuangan pribadi.
Pendapatan disposibel adalah indikator utama daya beli dan konsumsi rumah tangga. Perubahannya memengaruhi permintaan barang dan jasa dan aktivitas perekonomian di berbagai negara. Pengeluaran rumah tangga mencakup bagian yang signifikan dari produk domestik bruto (PDB). Bahkan, di beberapa negara, kontribusinya mencapai lebih dari 50% PDB.
Di Indonesia sendiri, rata disposable income ini selalu meningkat setiap tahunnya, sehingga disposable income ini cenderung akan memengaruhi pola konsumsi ataupun daya beli konsumen rumah tangga.
Oleh karena itu, peningkatan yang ada di dalamnya sangat memengaruhi bisnis dalam hal produksi dan juga tenaga kerja. Alhasil, perekonomian pun akan berkembang, dan angka pengangguran akan menurun, serta pendapatan rumah tangga akan menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Cara menghitung disposable income
Untuk lebih mudah memahami, Kamu bisa coba menghitung disposable income pribadimu. Dalam menghitung disposable income, diperlukan adanya rumus disposable income dalam kurun waktu satu tahun. Berikut ini adalah rumusnya.
Pendapatan disposibel = pendapatan pribadi – pajak pribadi.
Singkatnya, disposable income adalah uang yang tersisa dari gaji kamu setelah dipotong pajak penghasilan, serta pemotongan gaji lainnya tergantung perusahaan tempat kamu bekerja, seperti JHT (Jaminan Hari Tua), JP (Jaminan Pensiun), dan BPJS Kesehatan. Kamu juga mungkin lebih familiar dengan istilah gaji bersih atau Take Home Pay.
Aspek yang terdapat dalam disposable income ini sangat penting dalam hal mengatur keuangan pribadi dan juga keluarga. Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan pendapatan bersih yang diterima oleh setiap orang dalam suatu negara.
Untuk itu, cara ini digunakan untuk menilai apakah penghasilannya bisa ditabung, atau membiayai keperluan sehari-hari, atau menginvestasikannya.
sumber photo: pintek.id