Home » Kongkow » Catatan » Menurut Studi, Stres Berat Meningkatkan Risiko Kanker & Kematian

Menurut Studi, Stres Berat Meningkatkan Risiko Kanker & Kematian

- Sabtu, 05 November 2016 | 18:34 WIB
Menurut Studi, Stres Berat Meningkatkan Risiko Kanker & Kematian

Ketika ada masalah, setiap orang pasti akan merasa stres, sedih dan depresi. Tapi, disarankan agar kita tetap tenang dan berpikir positif setiap kali masalah melanda kita. Jangan sampai, masalah tersebut justru membuat kita stres apalagi depresi. Menurut para ahli, stres dan depresi berat justru tidak baik buat kesehatan. Tak hanya untuk kesehatan psikis, stres juga sangat tidak baik buat kesehatan fisik. 

Dikutip dari laman asiantown.net, seseorang yang dilanda stres berat dan memikirkan suatu masalah hingga terlalu dalam memicu risiko kanker dan kematian yang lebih besar. Pria yang menderita kecemasan atau stres dua kali lebih besar dari umumnya akan cenderung mengalami risiko kanker hingga 40 persen lebih besar. Ini juga memungkinkan ia lebih mudah terserang berbagai penyakit lain seperti stroke, jantung hingga darah tinggi. 

Sementara untuk wanita, stres berat justru akan lebih meningkatkan risiko kanker dan kematian dini 30 persen lebih besar. Para ahli menyebutkan bahwa wanita adalah sosok pemikir yang akan terus memikirkan suatu masalah memakai hati dan sangat rentan terhadap depresi. Tapi, risiko kanker dan kematian ini bisa dikatakan lebih rendah dari pria yang mengalami stres karena wanita yang merasa sakit dan tidak nyaman dengan kondisi kesehatannya, ia akan lebih cepat memeriksakan diri ke dokter. 

Sedangkan untuk pria, mereka yang mengalami stres dan depresi tidak sedikit yang akan melarikan diri ke kebiasaan minum-minum juga merokok. Pria juga bukan tipe orang yang akan segera memeriksakan diri ke dokter karena ia merasa kuat. Karena hal inilah, tidak heran jika pria yang stres akan lebih berisiko menderita kanker dan meninggal dini karenanya. 

Olivia Remes, seorang peneliti kesehatan psikis di University of Cambridge menyampaikan temuannya di European College of Neuropsychopharmacology Congress di Wina bahwa baik pria maupun wanita yang mengalami stres berat atau depresi sama-sama berisiko mengalami peningkatan risiko kanker. Penelitian menemukan jika pria lebih berisiko daripada wanita terutama untuk pria yang tidak menjaga dengan baik pola hidupnya. 

Sementara itu, Prof David Nutt dari Imperial College mengatakan bahwa stres dan depresi tak hanya berdampak buruk buat psikis saja. Lebih jauh, dampak buruk dari stres juga akan terjadi pada fisik seseorang. Semakin mudah seseorang mengalami stres dan depresi, semakin mungkin ia mengalami peningkatan berbagai masalah kesehatan. Semoga, informasi ini bermanfaat dan kita semua dapat memastikan agar kita tidak mudah cemas, tidak mudah stres apalagi depresi

Sumber :
Cari Artikel Lainnya