Jari-jari atom yaitu jarak dari inti atom ke orbital elektron yang paling luar yang stabil pada suatu atom dalam keadaan setimbang. Biasanya jarak itu diukur kedalam satuan pikometer atau angstrom. hal itu karna elektron-elektron senantiasa bergerak, maka untuk mengukur jarak dari inti atom kepadanya begitu sulit. Untuk itu digunakan beberapa cara yang lebih akurat
Terdapat beberapa jenis jari-jari atom yang dipaka untuk menyatakan jarak dari inti atom ke lintasan stabil yang paling luar dari elektronnya, di antaranya yaitu :
Ketiganya dipilih disebabkan oleh perbedaan dari sifat-sifat elemen yang diukur.
Jari-jari atom diukur memakai jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang mempunyai jenis ikatan kovalen. Pada umumnya elemen-elemen ini merupakan elemen-elemen non-logam. Secara teknis jarak yang diukur yaitu setengah dari jarak internuklir antara dua atom bertetangga terdekat dalam kisi kristal.
Jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang tidak bisa berikatan bisa diperkirakan dengan cara melakukan kombinasi jari-jari dari elemen-elemen yang bisa berikatan pada molekul untuk atom yang berbeda atau tak sama.
Jari-jari atom diukur memakai jari-jari logam untuk elemen-elemen yang termasuk pada elemen-elemen logam. Jari-jari logam yaitu setengah jarak dari jarak internuklir terdekat dari atom-atom dalam kristal logam.
Jari-jari atom diukur memakai jari-jari van der Waals untuk elemen yang atom-atomnya tak bisa saling berikatan. Contoh dari kelompok ini yaitu gas mulia, di mana dikatakan bahwa atom-atom dari elemen ini tidak termampatkan atau terpadatkan.
Dalam tabel periodik, jari-jari atom bertambah nilainya palu satu golongan ke bawah sejalan dengan bertambahnya lintasan elektron, dan berkurang kiri ke kanan karena dengan bertambahnya muatan inti – dengan perkecualian untuk golongan gas mulia.
Baca Juga :
Cara Menghitung Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr)
Keterangan:
Semua pengukuran ditulis dalam satuan pikometer (pm).
Semakin banyak jumlah kulit yang dimiliki pada suatu atom, maka jari-jari atomnya juga semakin panjang. Nilai senyama atom Natrium lebih panjang daripada Litium, dikarenakan jumlah kulit yang dimiliki atom Natrium itu lebih banyak daripada atom Litium itu sendiri.
Apabila jumlah kulit dari dua atom adalah sama banyak, maka yang berpengaruh pada panjangnya yaitu muatan inti atom. Makin banyak inti atom berarti makin besar juga muatan intinya dan gaya tarik inti atom pada elektron lebih kuat hingga elektron lebih mendekat ke inti atom.
Dalam tabel periodik bisa diamati bahwa: