Disamping kemajuan yang disebabkan oleh adanya Globalisasi ada beberapa dampak buruk yang juga bisa berpengaruh terhadap pola hidup di masyarakat diantaranya Hedonisme, Pragmatisme dan Materialisme. Hedonisme, Pragmatisme dan Materialisme merupakan pola hidup yang cenderung mendominasi dalam kehidupan manusia modern saat ini. Berkembangnya pola hidup ini pada awalnya di anggap sebagai jawaban atas persoalan manusia untuk kehidupan yang layak. Namun belakangan sangat dirasa bahwa ketiga pola hidup ini bisa berpengaruh buruk terhadap tingkah laku individu.
Lalu, apa sih maksud dari Hedonisme, Pragmatisme dan Materialisme tersebut?
Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Pengertian hedonisme hampir serupa dengan materialisme tetapi hedonisme lebih menuju kepada penghamburan materi, berpesta pora, menjalani hidup sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonis yakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme.
Dampak Hedonisme
Perilaku dan gaya hidup hedonisme yang dianut, juga akan memberikan dampak pada dirinya dan juga lingkungan sekitar. Sayangnya, dampak yang muncul dari perilaku hedonisme ini cenderung negatif.
- Seseorang yang memiliki perilaku dan gaya hidup hedonisme cenderung individualis, atau juga menganggap diri sendiri lebih penting dari orang lain.
- Kebiasaan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan adalah dampak buruk dari hedonisme. Hal tersebut dilakukan hanya untuk kesenangan semata, sebab suka berbelanja.
- Seseorang yang memiliki gaya hidup atau perilaku hedonisme, biasanya lebih mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain.
- Sebagian orang yang terjerumus hedonisme juga lebih cenderung menjadi seorang yang pemalas serta tidak menghargai waktu.
Contoh seorang remaja mempunyai orang tua yang kaya dan selalu menghambur hamburkan uangnya demi mendapatkan kepuasan duniawi, dan senang-senang. Dari contoh ini kita bisa melihat bahwa remaja tersebut dengan instannya mendapatkan apa yang ia inginkan, akan tetapi ia tidak akan tahu kepuasan yang diperjuangkan dari nol, dari yang tidak mempunyai apa-apa menjadi ada dan besar.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah sebuah konsep yang mementingkan sisi praktis dibandingkan sisi manfaat, dengan kata lain pragmatisme lebih mementingkan hasil akhir daripada nilai nilai moral yang dianut masyarakat atau bisa dibilang bahwa pragmatime menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Biasanya sifat ini identik dengan orang yang kurang penyabar dan ambisius. Orang yang ambisius ini selalu melakukan sesuatu atau melakukan perubahan secara cepat. Sehingga tidak heran kalau orang seperti ini mempunyai keinginan yang keras dan tidak mau dikalahkan oleh orang lain. Tapi, sifat ambisius ini cenderung bersifat ke hal yang negatif, mereka melakukan segala macam cara untuk mencapai keinginannya.
Salah satu contoh kecil pragmatisme mahasiswa yang terjadi di universitas adalah ketidakjujuran akademik. Permasalahan ini merupakan permasalahan yang sangat klasik yang terjadi dalam dunia pendidikan. Misalnya dalam menempuh ujian, banyak sekali mahasiswa yang berlaku curang dalam dalam ujian seperti membuat contekan-contekan, mereka menulis ringkasan pelajaran dalam kertas-kertas kecil.
Materialisme
Materialisme adalah pandangan hidup yang semata mata hanya mencari, kesenangan, dan kekayaan/kebendaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. Materialisme juga mengesampingkan nilai nilai rohani, bahkan materialisme tidak mengakui adanya budaya immaterial atau adanya “Tuhan”. Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros.
Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis". Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).
Ciri-ciri paham materialisme
Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
Tidak meyakini adanya alam ghaib.
Menjadikan pancaindra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
Contoh: seseorang dengan pekerjaan, jabatan yang bagus ia percaya hanya dengan itulah yang bisa menghidupinya. Dalam contoh ini orang tersebut hanya semata mata mencari dan mementingkan materi tanpa mengingat Tuhan, dia lupa bahwa pekerjaan, jabatan, rezeki Tuhanlah yang mengatur.