Salam Pramuka! Mungkin, masih banyak yang belum mengetahui seluk beluk Pramuka. Padahal, sudah 59 tahun Pramuka berdiri dan turut menyumbangkan sejarah juga di Indonesia.
Berikut ini fakta tentang Pramuka yang belum banyak diketahui orang.
Asal Nama Pramuka
Pramuka melekat dengan singkatan Praja Muda Karana yang memiliki arti, Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Namun ternyata, kata Pramuka pertama kali diperkenalkan tahun 1950-an oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kata Pramuka diambil dari kata Poromuko. yang berarti prajurit yang terdepan dalam suatu peperangan.
Nah, Pramuka dianggap sama dengan Pioner Muda yang saat itu merupakan salah satu kegiatan kepanduan di Indonesia. Makannya disebutlah Pramuka sebagai Praja Muda Karana. Sementara, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Bapak Pramuka Nasional, dan Kepala Kwartir Nasional (Ka-Kwarnas) pertama di Indonesia.
Bapak Pramuka
Robert Stephenson Smyth Baden-Powell adalah seorang tentara Inggris. Jabatannya pun tak main-main, yakni seorang letnan jenderal.
Saat sedang dinas di Afrika, Baden-Powell mendapat inspirasi membuat materi kepanduan dan ketika kembali ke Inggris, Ia membuat satu perkemahan dan dari sanalah Pramuka tercetus.
Hal tersebut membuatnya mendapat julukan Bapak Pramuka.
Bapak Pandu Indonesia
Kepanduan emang sering diidentikkan sama yang namanya kepramukaan ya. Gak salah sih, mengingat kepanduan itu cikal bakalnya pramuka, tapi tetep aja ya kepanduan dan kepramukaan itu gak sama. Nah, tokoh utamanya pun beda. Kalau bapak kepramukaan adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bapak Pandu itu adalah adalah KH Agus Salim.
Diperkenalkan oleh Belanda
Pramuka sendiri lahir di Inggris. Namun, di Indonesia sendiri, Pramuka diperkenalkan oleh Belanda. Pramuka berawal dari Nationale Padvinderij Organisatie (NPO), sebuah organisasi kepanduan Belanda, yang didirikan di Bandung.
Jambore pertama dan Jambore terakhir
Jambore merupakan pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan besar. Jambore pertama di dunia dilaksanakan di Inggris pada tahun 1920 dan diikuti 8.000 peserta dari 34 negara di dunia.
Jambore ke-5 yang dilaksanakan di Belanda merupakan jambore terakhir yang dikunjungi Baden-Powell. Kala itu pada tahun 1937, Baden-Powell berusia 81 tahun menyampaikan salam perpisahan.
Dikutip dari scout.org, pada saat menyematkan emblem Jambore kepada seorang staf, Baden-Powell berkata,"Sekarang waktunya sudah datang untuk saya meyampaikan salam perpisahan. Saya ingin anda hidup bahagia. Anda tahu, mungkin di antara kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini."
Tak hanya itu, pada jambore ke-5 ini pula pemerintah Belanda mengeluarkan satu seri prangko yang bertema "the 1937 World Jamboree" yang terdiri dari 3 perangko.
Penetapan 14 Agustus sebagai hari Pramuka
Tanggal 14 Agustus 1961 diperingati sebagai Hari Pramuka. Pada tanggal ini, 57 tahun yang lalu, diadakan pelantikan dan penganugerahaan Panji-Panji Gerakan Pramuka di Istana Negara.
Tak hanya itu, dilakukan pula pawai dan 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar. Ya, setelah diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia, kemudian tanggal 14 Agustus resmi menjadi Hari Pramuka.
Janji Pramuka
Para anggota Pramuka yang dilantik, pasti mengucapkan janji Pramuka. Nah setidaknya, ada 500.000 orang dari berbagai belahan dunia yang mengucapkan janji Pramuka. Jumlah itu terakumulasi sejak awal abad 20. Di Indonesia, janji Pramuka itu dikenal dengan Tri Satya Pramuka. Sedangkan 10 aturan yang wajib dipenuhi anggota Pramuka disebut Dasa Dharma Pramuka.
Seragam Pramuka
Seragam khas Pramuka adalah atasan kemeja dengan dasi atau kacu. Warna yang digunakan umumnya mengacu pada alam. Di Indonesia, seragam Pramuka berwarna Coklat muda untuk atasan dan Coklat Tua untuk bawahan. Kedua warna ini melambangkan elemen air dan tanah.
Nah, sejak diresmikan 14 Agustus tahun 1961 silam, Pramuka menjadi salah satu gerakan pendidikan yang dikenal sejak dini. Lahirnya Pramuka di Indonesia juga menyulut berdirinya pergerakan Nasional. Tak ayal, Pramuka juga ikut berkontribusi dalam perjalanan Bangsa Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Pramuka mengajarkan kemandirian, pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur yang disesuaikan dengan jati diri bangsa Indonesia.
Sekadar diketahui, Pramuka memiliki 3 tingkatan yang diatur berdasarkan usia. Para anggota yang berusia 7-10 tahun, disebut Siaga. Usia 11-15 tahun disebut Penggalang. Selanjutnya, 16-20 tahun, disebut Penegak. Tingkat paling akhir, yakni usia 21-25 tahun disebut Pandega.