Alzheimer adalah sebuah penyakit yang mengganggu kinerja otak yang berhubungan dengan memori, kesadaran, dan kemampuan mental secara keseluruhan.
Penyakit ini berhubungan dengan usia yang ditandai dengan kemerosotan pikiran selama beberapa tahun. Ini merupakan bentuk paling umum dari demensia.
Pada awalnya, pengidap Alzheimer hanya lupa dengan kata-kata, wajah, atau nama. Namun, lama kelamaan akan berujung pada lupa akan diri sendiri, juga menjadi tidak berdaya sehingga harus dirawat setiap harinya.
Untuk memerangi datangnya penyakit ini, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diet makanan.
Sebuah studi pada tahun 2015 melaporkan bahwa sebanyak 923 orang berusia 58-98 tahun memiliki tingkat risiko terkena Alzheimer lebih rendah lantaran mengonsumsi sayuran berdaun hijau, buah, ikan, biji-bijian, dan minyak zaitun.
Mereka juga mengurangi makanan yang mengandung keju, mentega, daging merah, dan makanan cepat saji. Ada enam makanan yang dapat menghindari timbulnya penyakit Alzheimer.
1. Jahe, Dark Beri dan Minyak Zaitun
Makanan tersebut dapat membantu melindungi dan melestarikan sel glia di otak, sel yang memiliki peran penting untuk kesehatan sistem saraf pusat dan perifer. Jumlah sel glia adalah yang terbanyak jika dibandingkan sel saraf lainnya, yaitu tiga banding satu. Sel ini melayani beragam fungsi neurologis seperti mengontrol laju saraf dan merehabilitasi cedera saraf.
Selain itu, sel glia juga berfungsi sebagai 'penyapu jalan' di otak. Mereka mengambil sel yang rusak dan membuangnya. Untuk itu, jika sel glia gagal melakukan tugasnya, maka akan menyebabkan hilangnya fungsi kognitif atau penalaran akal.
2. Teh Hijau
Polifenol, yang kaya akan antioksidan, dalam teh hijau memang memberikan rasa pahit pada minuman. Meski pahit, senyawa ini baik untuk mengurangi risiko adanya penurunan fungsi kognitif pada manula, seperti Alzheimer.
3. Ikan Salmon, Forel, Sarden, dan Minyak Ikan
DHA dan EPA adalah dua jenis asam lemak omega 3 yang baik untuk mencegah demensia. Zat tersebut akan bercampur di otak dan dapat meningkatkan fungsi kognitif dan memori. Sayangnya, tubuh manusia tidak memporduksi nutrisi ini, sehingga kita harus mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3.
4. Makanan Kecil dan Karbohidrat Kompleks
Meski belum ditemukan hubungan langsung antara Alzheimer dengan diabetes tipe-2, namun terdapat bukti bahwa kadar gula darah yang tinggi bisa mencederai otak. Ketidakseimbangan insulin dapat meningkatkan kenaikan gula darah yang bisa menyebabkan kerusakan internal pada otak.
Untuk itu, mengonsumsi makanan kecil sepanjang hari dapat membantu Anda menjaga keseimbangan gula darah. Cobalah hindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat olahan, seperti nasi putih, pasta, dan tortilla. Mungkin Anda bisa mengganti nasi putih dengan nasi merah yang mengandung karbohidrat kompleks.
5. Bayam, Kubis, dan Asparagus
Sebuah studi yang dilakukan Rush University menemukan bahwa manula yang mengonsumsi sedikitnya satu porsi daun hijau setiap harinya, memiliki kemampuan kognitif 11 tahun lebih muda. Hal ini disebabkan karena sayuran berdaun hijau kaya akan vitamin K.
Para manula seringkali kekurangan vitamin K, padahal kurangnya vitamin tersebut bisa mempercepat perkembangan penyakit Alzheimer. Jika sulit menemukan sayuran hijau, Anda bisa menggantinya dengan suplemen vitamin K.
6. Lemak Tak Jenuh
Ini dapat Anda temukan pada minyak zaitun dan kacang-kacangan. Sebaiknya Anda menghindari konsumsi makanan yang kaya dengan lemak jeuh, seperti mentega dan keju. Lemak jenuh bisa berdampak buruk pada fungsi kognitif dan memori.
Hal tersebut telah diuji oleh sebuah studi yang melakukan pengukuran pada sekelompok tikus. Terlihat bahwa sejumlah tikus yang diberikan makanan tinggi lemak jenuh memiliki masalah memori
ketimbang yang memakan makanan tak jenuh.