Sukabumi, Jawa Barat, akhirnya ditetapkan menjadi lokasi Bukit Algoritma sebagai pusat teknologi dan riset. Bukit algoritma akan jadi kawasan pengembangan riset dan sumber daya manusia yang berbasis industri 4.0. Diharapkan kawasan ini bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri secara berkelanjutan.
Bukit Algoritma digadang-gadang akan dibangun mirip dengan Silicon Valley yang berada di kawasan Santa Clara Valley, bagian selatan Bay Area, San Francisco, California, Amerika Serikat. Untuk mengetahui gambaran Bukit Algoritma, sebelumnya kalian perlu tau apa itu Silicon Valley?
Silicon Valley adalah kawasan industri penghasil teknologi informasi terbesar. Nama ‘Silicon Valley’ bukanlah nama asli, tetapi hanya sebutan warga sekitar untuk menjuluki kawasan industri tersebut. Wilayah Silicon Valley berada di Santa Clara Valley yang berada di bagian selatan Bay Area, San Fransisco. Saat ini ada beberapa kota besar di Silicon Valley seperti San Jose, Mountain View, Menlo Park, Cupertino, Palo Alto, dan lain-lain.
Asal Mula Nama Silicon Valley
Nama Silicon Valley merupakan hasil persetujuan perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan tersebut. Mereka mencari nama untuk menunjukkan identitas kawasan berisi perusahaan teknologi informasi. Munculah nama Silicon Valley yang diusulkan oleh pebisnis California, Ralph Vaerst.
Ralph memilih kata silikon untuk menunjukkan situasi perusahaan teknologi informasi yang kebanyakan menggunakan siliko di setiap produknya.Sedangkan Valley merupakan istilah yang identik tentang Santa Clara.
Nama tersebut kemudian dipopulerkan oleh Don Hoefler di artikel dalam kabar mingguan Electronic News yang terbit pada 11 Januari 1971.
Sejak saat itu, istilah Silicon Valley semakin dikenal oleh banyak orang. Sampai saat ini, Silicon Valley menjadi ikon bagi perusahaan teknologi informasi.
Perusahaan yang berada di kawasan tersebut terus berkembang dan menjadi panutan bagi perusahaan teknologi informasi yang baru.
Perkembangan Silicon Valley
Untuk mengenal Silicon Valley, kamu harus tahu terlebih dulu mengenai sejarah kehadirannya. Silicon Valley mulai ada ketika 2 orang sahabat lulusan Stanford University, Hewlett dan Packard, mendirikan perusahaan HP pada 1939.
Mereka memilih lokasi tersebut berdasarkan kestrategisannya. Adanya perusahaan HP tersebut menjadi permulaan bagi perusahaan lain untuk mendirikan industri di sekitarnya.
Perusahaan HP terus berkembang dengan pesat dan berhasil berubah menjadi perusahaan yang besar. Melihat hal tersebut, banyak perusahaan gadget lain yang memilih Silicon Valley untuk lokasi industrinya.
Beberapa perusahaan terkenal seperti Apple Computer, Xerox, Fairchild Semiconductor, dan PARC akhirnya mendirikan industri di kawasan Silicon Valley. Saat internet masih seumur jagung, perusahaan seperti Google, eBay, PayPal dan Yahoo lahir di wilayah ini. Kini setelah internet tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, Silicon Valley turut menjadi rumah bagi Facebook, Twitter, Uber, Tesla dan masih banyak lagi.
Bagaimana dengan Bukit Algoritma?
Bukit algoritma sendiri akan dikembangkan menjadi 'Silicon Valley' di Indonesia, yaitu kawasan pengembangan riset dan sumber daya manusia yang berbasis industri 4.0. Harapannya, kawasan ini juga bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri secara berkelanjutan.
Bukit Algoritma menempati lahan seluas 888 hektar di kawasan Cikidang dan Cibadak, Sukabumi. Kawasan ini dipilih karena letaknya strategis dengan didukung infrastruktur memadai, seperti adanya Tol Bocimi, Pelabuhan Laut pengumpan Regional (PLPR) Wisata dan Perdagangan Pelabuhan Ratu, Bandara Sukabumi Cikembar yang akan dibangun, dan Double Track KA Sukabumi.
Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko berharap Bukit Algoritma bisa jadi pusat penelitan dan pengembangan teknologi, serta pusat pengembangan sumber daya manusia di masa depan.
Wahh, semoga harapan ini tidak berhenti sekedar rencana yah dan nantinya kita bisa memiliki wadah sebagai tempat SDA berkualitas Indonesia berkarya.