Peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan menyebabkan daya tahan tubuh manusia cepat menurun. Dalam kondisi yang kurang prima, banyak jenis penyakit yang dapat menghinggapi tubuh, salah satunya penyakit muntaber. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dengan cara minum air isotonik. Meskipun banyak yang menganggap muntah dan diare adalah penyakit yang sepele, tetapi jika ini menyerang maka otomatis akan mempengaruhi kualitas hidup. Salah satunya adalah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Muntaber dapat disebabkan oleh faktor yang menginfeksi dan noninfeksi. Faktor noninfeksi, antara lain karena intoleransi terhadap bahan makanan yang pekat seperti adanya penambahan santan. Selain itu dapat juga disebabkan karena peningkatan asam lambung karena terlambat makan atau dipicu oleh daya tahan tubuh menurun. Ketika kondisi daya tahan tubuh menurun disebabkan karena perubahan cuaca, tubuh mudah terserang muntaber karena regulator tubuh belum beradaptasi dengan cuaca yang baru. Pengidap penyakit tertentu yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun juga sangat rentan sekali mengalami muntaber. Itu sebabnya diperlukan pencegahan agar tidak sakit.
Penyebab lainnya adalah peningkatan asam lambung karena makanan yang keluar dari lambung memiliki PH lebih asam sehingga memicu terganggunya aktivitas usus untuk memproduksi cairan dengan volume lebih besar dan itu juga dapat menyebabkan diare. Biasanya juga kebiasaan terlambat makan. Ketika makan terlambat, maka asam lambung akan meningkat dan menyebabkan diare.
Penyebab muntaber yang menginfeksi antara lain adalah virus, bakteri, dan beberapa jenis protozoa. Beberapa jenis bakteri yang langsung memproduksi toksin dan bereaksi setelah makanan yang mengandung bakteri itu dikonsumsi manusia. Ada pula yang toksinya membutuhkan waktu untuk menginfeksi dan akhirnya menyebabkan muntaber. Secara kasat mata, muntaber yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi dapat dibedakan dalam bentuk kotorannya. JIka bentuknya berlendir dengan adanya campuran darah, umumnya termasuk dalam jenis infeksi. Tetapi jika kotoran tersebut berupa cairan biasa, biasanya jenis muntaber noninfeksi.
Untuk mencegahnya, haruslah Anda berhati-hati dalam membeli makanan yang baru dimasak setelah dipesan jangan langsung dimakan ketika masih panas, hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan adanya mikroba yang akan menyebabkan penyakit muntaber. Jika makanan tersebut berupa lalapan atau disajikan mentah, sebaiknya dicuci ulang untuk memastikan kehigienisannya. Yang tidak kalah penting adalah pastikan juga pola makan yang lebih teratur.
Beberapa pantangan untuk mencegah muntaber diantaranya adalah makanan yang pekat, berserat, dan mengandung tinggi laktosa. Pada beberapa kasus, susu tinggi laktosa dapat menyebabkan muntaber. Sebaiknya memilih jenis susu yang rendah laktosa ketika kondisi tubuh sedang menurun.
Selama menderita muntaber, sebaiknya secara berkala mengganti cairan tubuh yang hilang dengan campuran air, gula, dan garam berupa oralit. Cairan yang keluar dari tubuh antara lain adalah berupa air, natrium dan juga kalium. Cairan yang keluar tidak hanya air, sehingga jika hanya diganti dengan air saja tentu kurang pas meskipun sudah cukup juga. Per hari sebaiknya rutin minum minum sebanyak 1,5 - 2 liter air meskipun dalam keadaan sehat.
Penggantian cairan tubuh dengan minuman isotonik yang mengklaim memiliki kandungan garam dan glukosa, juga bisa direkomendasikan. Selama tidak ada gangguan dari pencernaan yang menyebabkan muntaber semakin parah, minuman isotonok masih menjadi pilihan untuk mencegah muntaber atau disaat menderita muntaber dengan syarat tertentu.