Siapa yang tak kenal nanas, buah bersisik duri dengan mahkota daun yang tajam? Dengan rasa yang manis-asam dan warna kuning cerah, nanas sangat disukai banyak orang.
Buah tropis ini bisa dijadikan campuran puding, es buah, dijus, dibuat selai, atau dimakan langsung setelah dikupas. Nanas juga nikmat dijadikan campuran rujak dan salad, atau ikan saus asam manis.
Kini, para ilmuwan juga menemukan fakta bahwa di dalam buah nanas terdapat enzim yang bisa melawan bakteri bandel yang cukup kebal terhadap obat. Bakteri seperti itu diperkirakan bisa membunuh 10 juta orang pada 2050.
Para ilmuwan di Australia tersebut menemukan, enzim yang terdapat dalam nanas bisa mengatasi diare pada babi. Penemuan itu sangat penting mengingat manusia dan babi memiliki fisiologi dan anatomi serupa.
Para dokter berharap enzim tersebut bisa menjadi senjata tambahan dalam hal memerangi bakteri dalam tubuh manusia. Rob Pike, ahli biokimia di Universitas Melbourne, Australia, menyatakan bahwa enzim yang digunakan untuk mengobati babi itu kemungkinan juga bisa digunakan oleh manusia.
Tak seperti antibiotik yang menyasar bakteri, tiga jenis enzim yang terkandung dalam nanas beraktivitas dalam usus babi membuat bakteri tersebut sulit menempel pada sel-sel usus dan menghentikan diare yang sedang terjadi. "Saya percaya penemuan ini akan menjadi cara baru untuk mengobati diare," kata Profesor Pike kepada Daily Mail.
Enzim yang disebut bromelain itu pertama kali ditemukan pada era 1930-an. Namun kualitas antibiotik enzim itu baru diketahui 30 tahun lalu. Menurut Pike, penemuan itu juga menjadi momentum untuk mengembangkan antibiotik alternatif karena makin banyak orang yang tidak percaya lagi kepada kemanjuran antibiotik sehingga perlu dicari penggantinya.