Peristiwa gempa bumi yang disebut juga dengan seisme terjadi di alam secara alami yang mana kapan dan dimana terjadinya tidak dapat diprediksikan sebelumnya. Kejadian ini terjadi dengan tiba - tiba dan tempatnya pun berpindah - pindah. Ketika terjadi gempa bumi maka akan menimbulkan kerusakan yang berpengaruh pada kondisi lingkunga hidup di alam. Di dalam tulisan kali ini kita akan secara bersama - sama mengetahui pengertian sebenarnya dari peristiwa gempa bumi ini dan berbagai macam atau jenis dari peristiwa gempa bumi yang dapat terjadi di alami ini.
Pengertian dari kejadian gempa bumi yang terjadi di alam
Kejadian gempa ini terjadi di bagian permukaan bumi, secara garis besar gempa bumi dapat diartikan sebagai suatu peristiwa guncangan atau getaran yang terjadi pada bagian permukaan bumi. Getaran atau guncangan pada bagian permukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adanya kejadian tumbukan antara bagian lempeng penyusun bumi, runtuhan bebatuan dari aktivitas gunung api yang aktif, dan terdapatnya patahan aktif. Gempa bumi ini tidak dapat diprediksikan mengenai tempat dan waktu terjadinya. Selain itu pristiwa gempa yang terjadi ini merupakan jenis peristiwa alam yang mana tidak dapat dihentikan.
Perlu kita ketahui bahwasanya bumi ini memiliki energi potensial yang mana energi ini terdapat di dalam bumi. Energi potensial ini dapat terlepas dari dalam bumi menuju ke segala arah baik arah vertikal maupun arah horizontal. Sebagai sumber adanya energi potensial ini dari luluhan lempeng samudra yang menunjam ke bagian bawah lempeng benua. Luluhan lempeng samudra tersebut diwujudkan dalam bentuk suatu energi dan massa cair liat.
Energi yang terdapat di dalam bumi ini ketika terlepas dari dalam bumi menimbulkan suatu getaran hebat pada bagian permukaan bumi. Getaran kulit bumi sebagai akibat dari lepasnya energi dari dalam bumi menuju ke segala arah juga dinamakan dengan gempa bumi atau seisme. Di dalam ilmu pengetahuan ada disiplin ilmu tersendiri yang khusus mempelajari mengenai hal - hal yang berkaitan dengan gempa bumi yang dinamakan dengan disiplin ilmu seismologi.
Penggolongan jenis - jenis gempa bumi yang timbul di alam
Gempa bumi ini bagian dari kejadian alam yang dapat dikelompokan atau digolongkan menjadi beberapa jenis. Pengelompokan gempa bumi tersebut berdasarkan pada beberapa faktor diantaranya penyebab terjadinya, kedalaman sumber pusat gempa (hiposentrum), dan lokasi terjadinya gempa tersebut. Berdasar pada penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi : gempa vulkanis, gempa runtuhan atau terban, dan gempa tektonik. Menurut kedalaman hiposentrum gempa bumi dibagi menjadi : gempa dangkal, gempa intermedier atau gempa sedang, dan gempa dalam. Dari segi lokasi gempa bumi dibedakan menjadi gempa daratan dan gempa lautan.
Jenis gempa bumi berdasar pada hal yang menjadi penyebab terjadinya gempa diantaranya
a. Gempa bumi vulkanis
Gempa bumi vulkanis yang dinamakan dengan gempa bumi vulkanis yakni kejadian gempa sebagai akibat dari terjadinya letusan atau erupsi gunung berapi. Gempa jenis ini pada umumnya hanya dapat dirasakan oleh penduduk atau orang - orang yang berada pada wilayah di sekitar gunung api yang mengalami erupsi tersebut. Gempa bumi vulkanis ini terjadi sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa gunung meletus atau erupsi gunung api.
Penyebab terjadinya jenis gempa bumi ini yaitu terjadinya sentuhan antara dinding gunung berapi dengan magma beserta gas yang memiliki tekanan yang kuat. Persentuhan magma dengan dinding gunung berapi ini terjadi ketika magma mengalami perpindahan secara tiba - tiba, dengan demikian mengakibatkan terjadinya ledakan pada bagian dapur magma.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, gempa bumi vulkanis hanya memiliki prosentase kurang lebih 7% dari keseluruhan gempa bumi yang pernah terjadi. Dilihat dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui kalau gempa vulkanis tersebut memiliki nilai yang sedikit atau kecil. Meskipun memiliki kedudukan atau nilai yang kecil gempa vulkanis ini mengakibatkan kerusahan atau kerugian yang besar hal ini disebabkan karena gempa bumi vulkanis tidak hanya menimbulkan getaran akan tetapi disertai dengan peristiwa letusan gunung berapi.
Dilihat dari posisi kegiatan magma pada gunung berapi, gempa bumi vulkanis digolongkan menjadi gempa bumi vulkanis dangkal, gempa bumi vulkanis dalam, gempa bumi ledakan, getaran vulkanis atau tremor.
1. Gempa bumi vulkanis dangkal, merupakan gempa bumi vulkanis yang mana posisi sumber gempanya dangkal yaitu dengan kedalaman yang kurang dari dua kilometer. Gempa ini terjadi pada saat sebelum terjadinya gunung meletus sampai akhir dari letusan gunung berapi.
2. Gempa bumi vulkanis dalam, memiliki posisi sumber gempa dengan kedalaman antara dua kilometer sampai tiga puluh kilometer. Gempa ini memiliki banyak kesamaan dengan jenis gempa bumi tektonik terutama pada bagian gempa - gempa susulannya. Gempa ini terjadi sebagai tanda bahwa aktivitas magma pada gunung berapi tersebut mulai aktif, yang mana waktunya yaitu menjelang terjadinya letusan gunung berapi.
3. Gempa bumi ledakan, timbulnya bersamaan dengan kejadian letusan atau ledakan gunung berapi dengan posisi sumber ledakan yang sangat dangkal dengan kedalaman kurang dari satu kilometer.
4. Getaran vulkanis atau tremor, sebagai akibat dari gempa bumi dangkal dan gempa bumi ledakan yang timbul secara terus menerus. Getaran ini akan lebih kuat bilamana terjadi pada gunung berapi yang memiliki jenis bebatuan basalt, dikarenakan sifat yang dimiliki oleh jenis batuan ini sangat peka terhadap adanya gelombang. Sumber gempa yang menyebabkan timbulnya getaran ini pada ke dalaman tiga puluh kilometer sampai bagian permukaan. Getaran ini berjalan secara terus menerus sehingga menimbulkan keadaan atau suasana yang tidak tenang.
b. Gempa bumi runtuhan atau terban
Gempa bumi runtuhan atau terban merupakan jenis gempa bumi yang diakibatkan oleh adanya peristiwa runtuhnya gua kapur, tanah longsor, dan sejenisnya. Gempa seperti ini biasanya tidak terlalu membahayakan apabila dibandingkan dengan jenis gempa yang lain dan hanya dirasakan oleh penduduk yang ada disekitar wilayah terjadinya gempa.
c. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran lapisan atau lempengan kulit bumi (kegiatan tektonik). Bagian dari kulit bumi ini tersusun dari berbagai jenis lapisan - lapisan batuan. Di dalam bumi terdapat energi potensial, pada saat energi ini sudah terkumpul dalam jumlah besar dan mampu melepaskan diri dari dalam bumi maka akan mampu mendorong dan menggeser bagian lempengan pada kulit bumi. Arah pergeseran dari kulit bumi ini dapat berlangsung secara vertikal maupun horizontal. Lapisan kulit bumi yang mengalami pergeseran ini menimbulkan suatu getaran. Perihal seperti demikian inilah yang dapat dinamakan dengan gempa bumi tektonik.
Gempa tektonik ini merupakan jenis gempa yang paling berbahaya. Berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli bahwa gempa tektonik ini memiliki prosentase sembilan puluh persen lebih dari seluruh gempa yang pernah terjadi. Kekutan dan getaran yang dimiliki oleh gempa ini sangat kuat dan dahsyat sehingga mampu merobohkan atau merusak bangunan atau gedung - gedung yang dibangun oleh manusia. Gempa ini juga dapat menyebabkan lapisan kulit bumi mengalami patah.
Dengan adanya gempa tektonik ini kita tidak perlu heran bilamana suatu waktu menjumpai atau melihat adanya bangunan jalan raya yang patah dan mengaga hingga panjangnya mencapai beberapa kilometer, ada juga badan jalan yang mengalami amblas, bendungan mengalami kehancuran, dan bahkan adanya jembatan yang roboh karena daerah itu dilanda kejadian gempa tektonik.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwasanya lepasnya energi potensial pada bagian daerah subduksi ini menjadi penyebab terjadinya gempa tektonik. Dengan demikian daerah atau wilayah - wilayah yang sering mengalami gempa bumi tektonik yaitu daerah yang letaknya di dekat penunjaman lempeng samudra yang menyusup ke bagian bawah lempeng benua. Ketika energi potensial di dalam bumi terlepas, proses lepasnya energi ini dapat menggeser lapisan kulit bumi. Tempat yang menjadi posisi bergesernya lapisan kulit bumi ini merupakan sebagai sumber dari terjadinya gempa bumi tektonik.
Dengan demikian sumber dari gempa tektonik ini terdapat di bagian dalam bumi dan dapat mencapai kedalaman berkilo - kilometer dari bagian permukaan tanah. Adapun sumber gempa tektonik yang terdapat di dalam bumi ini dinamakan dengan hiposentrum. Getaran yang ditimbulkan dengan adanya gempa tektonik ini mengalami perambatan ke segala arah.
Tempat di permukaan bumi yang posisinya tegak lurus dari posisi hiposentrum dinamakan dengan episentrum. Pada bagian episentrum inilah yang pada umumnya mengalami kerusakan yang paling parah yang diakibatkan oleh terjadinya gempa bumi tektonik. Wilayah yang posisinya atau letaknya semakin jauh dari wilayah episentrum memiliki getaran yang semakin berkurang. Kondisi yang demikian ini dapat digunakan untuk memetakan daerah yang mengalami kerusakan akibat terjadinya gempa yang sama dengan menggunakan garis penghubung.
Pada peta wilayah yang memiliki kekuatan gempa yang sama digambarkan dengan menggunakan garis yang disebut dengan garis isoseista. Sedangkan pada permukaan bumi wilayah yang mengalami getaran gempa bumi pada waktu yang sama digambarkan dengan garis yang dinamakan homoseista. Daerah di sekitar episentrum yang biasanya mengalami kerusakan paling parah dapat dideliniasi atau garis batas yang dinamakan dengan pleistoseista. Daerah yang dibatasi degan garis batas ini merupakan daerah yang mengalami kerusakan paling parang dibandingkan dengan daerah yang lain.
Jenis gempa bumi berdasarkan posisi kedalaman hiposentrum antara lain
a. Gempa dangkal merupakan jenis gempa yang mempunyai kedalaman hiposentrum pada posisi kurang dari lima puluh kilometer dari bagian permukaan bumi. Apabila gempa dangkal ini dibarengi dengan kekuatan gempa yang besar tentunya akan dapat menimbulan kerusakan yang parah. Hampir delapan puluh lima prosen gempa yang terjadi di alami ini termasuk ke dalam golongan gempa dangkal.
b. Gempa intermedier atau gempa sedang memiliki kedalaman hiposentrum pada posisi lima puluh kilometer sampai tiga ratus kilometer dari bagian permukaan bumi. Hanya sebesar dua belas prosen yang termasuk ke dalam jenis gempa ini dari seluruh gempa yang pernah terjadi di alam.
c. Gempa dalam yaitu gempa dengan posisi kedalaman hiposentrumnya pada posisi tiga ratus kilometer sampai tujuh ratus kilometer dari bagian permukaan bumi. Dari gempa bumi yang pernah terjadi di alam hanya sebesar tiga proses yang termasuk ke dalam jenis gempa dalam.
Jenis gempa bumi berdasar lokasi terjadinya dapat bigolongkan menjadi
a. Gempa daratan yaitu gempa yang posisi wilayah episentrumnya berada di daratan.
b. Gempa lautan yaitu gempa yang wilayah episentrumnya terletak di daerah dasar laut. Gempa bumi yang daerah episentrumnya terletak di daerah dasar laut sering bepotensi menimbulkan tsunami.
Sekian sampai di sini catatan mengenai pengertian dan jenis dari gempa bumi. Semoga dapat mudah dipahami dan semakin menambah ilmu pengetahuan yang kita miliki.