Home » Kongkow » kongkow » Adakah Efek Samping Dari Maltosa?

Adakah Efek Samping Dari Maltosa?

- Rabu, 19 April 2017 | 13:00 WIB
Adakah Efek Samping Dari Maltosa?

Tubuh menggunakan glukosa untuk dijadikan sebagai bahan bakar atau sumber energi. Makanan yang mengandung karbohidrat dan gula nantinya akan dirubah menjadi glukosa sehingga tubuh memiliki energi yang cukup untuk menjalankan fungsinya. Maltosa merupakan jenis gula sederhana. Ia dihasilkan melalui proses pemecahan pati oleh enzim amilase. Selain maltosan ia memiliki sebutan lain yakni gula gandum. Karakteristik khas dari maltosa ini tentu saja rasanya yang manis.

Meskipun citarasa maltosa sama seperti glukosa dan fruktosa yakni manis, namun kadar manis yang dimilikinya lebih rendah. Selain dengan memecah pati, maltosa juga dihasilkan dari proses pemecahan glikogen serta pati dalam proses pencernaan. Maltosa pada makhluk hidup seperti manusia dihasilkan dari proses pemecahan juga. Pemecahan tersebut terjadi pada amilum oleh amilase. Sedangkan amilase sendiri adalah hasil dari kelenjar ludah serta pankreas.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai maltosa, berikut beberapa sifat yang dimilikinya:

  •     Larut dalam air
  •     Termasuk dalam jenis gula pereduksi
  •     Rasa manisnya tidak terlalu kuat

Maltosa merupakan salah satu dari jenis disakarida. Ada jenis disakarida lainnya yang bisa kita ketahui yaitu laktosa dan sukrosa. Ketiga janis disakarida ini memiliki sifat manis namun karakteristik ketiganya berbeda. Maltosa bisa diubah menjadi alkohol gula. Fungsi dari alkohol gula yang juga sering disebut maltilol ini biasanya digunakan sebagai pemanis buatan beberapa produk makanan tertentu seperti sirup ataupun permen.

Maltilol yang kita konsumsi dari makanan bisa diserap oleh tubuh namun secara perlahan dan hanya sekitar 50-60% nya saja yang akan terserap sedangkan sisanya akan tereksresi. Sukrosa pun sama halnya maltosa sering digunakan sebagai pemanis makanan. Ia memiliki rasa manis yang lebih kuat dan sangat aman untuk dikonsumsi.

Sedangkan untuk laktosa yang memiliki nama lain gula susu, ia bisa kita temukan pada susu dan whey. Untuk dapat dicerna tubuh maka kita membutuhkan enzim laktase. Namun masalahnya beberapa orang memiliki intoleransi laktosa dimana enzim laktase dalam tubuh mereka sedikit dan tidak cukup untuk dapat mencerna laktosa. Sering kita melihat bayi atau beberapa orang yang alergi susu sapi karena kandungan laktosanya. Bila dipaksakan untuk dikonsumsi maka akan timbul beberapa gejala seperti diare, muntah, dan lain-lain.

Maltosa dapat dengan mudah kita temukan pada beberapa jenis makanan tertentu yang sudah tidak asing lagi. Mereka adalah selai, eskrim, cokelat, permen, roti, serta permen karet. Disakarida termasuk maltosa memang dapat membantu memenuhi kebutuhan glukosa dalam tubuh. Namun seperti yang telah disebutkan diatas bahwa maltosa hanya bisa diserap oleh tubuh sekitar 50-60% saja. Sehingga asupannya tentu harus dibatasi.

Selain terdapat pada produk makanan olahan, sebenarnya ada sumber makanan alami yang jika kita cerna dapat menghasilkan maltosa dalam tubuh selama proses pencernaan seperti buah-buahan, seral, jagung, kentang, kacang, biji-bijian, serta beberapa jenis sayuran. Maka sebenarnya kebutuhan akan maltosa bisa didapat dari sumber makanan yang lebih sehat dan alami.

Maltosa sebagai salah satu jenis disakarida juga memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
- Pemanis aman untuk diabetes

Sifat dari maltosa adalah manis namun kadar manisnya hanya setengah dari sukrosa sehingga ia aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
- Pemanis aman untuk bayi

Seperti halnya untuk penderita diabetes, maltosa juga merupakan pemanis yang aman dikonsumsi bayi. Kadar manis yang rendah tidak akan menimbulkan lonjakan gula secara signifikan. Untuk bayi sendiri, maltosa bisa digunakan sebagai media untuk melatih indera pengecap mereka. Rasa manis yang tidak terlalu kuat tidak akan mempengaruhi kadar gulanya juga.
- Mendukung industri makanan

Meskipun bagi tubuh tidak terlalu memiliki pengaruh yang begitu signifikan, namun bagi para produsen makanan maltosa sangat berpengaruh. Ia bisa hadir dalam bentuk sirup yang kemudian ditambahkan pada sukrosa bebas. Beberapa makanan yang seringkali mendapat tambahan maltosa seperti roti, selai, eskrim, cokelat dan makanan lainnya yang bercita rasa manis. Begitupun sama halnya dengan minuman ringan.

Perlu diketahui bahwa selain terdapat dalam produk makanan dan sumber makanan alami seperti yang telah disebutkan diatas, maltosa juga bisa kita temukan pada bahan makanan yang mengalami pengolahan. Ambil saja contoh ubi. Kita tidaka akan menemukan maltosa pada ubi ketika dalam kondisi mentah. Namun sebaliknya, jika ia mengalami proses pemasakan misalnya melalui digoreng ataupun direbus maka rasa manis akan keluar karena terkandung maltosa didalamnya.

Dapat disimpulkan bahwa maltosa itu aman untuk dikonsumsi apalagi jika kita mendapatkannya dari mengkonsumsi sumber makanan alami yang mengandung maltosa alami pula. Meskipun begitu, maltosa yang kita konsumsi dari produk makanan olahan juga tidak memberikan dampak yang terlalu berarti bagi tubuh. Kecuali jika makanan tersebut mendapat tambahan gula selain maltosa seperti sukrosa. Maka konsumsinya harus kita batasi.

Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi maltosa pun masih aman. Namun jika mengalami gula darah tinggi baiknya tidak mengkonsumsi produk makanan olahan karena besar kemungkinan ia tidak hanya mengandung maltosa tapi maltosa hanya digunakan sebagai penambah sukrosa. Maka, jika dikonsumsi secara berlebihan pasti akan menyebabkan lonjakan gula darah.

Lain halnya dengan mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung maltosa alami. Gula darah tidak akan mengalami perubahan yang signifikan seperti konsumsi kacang-kacangan atau ubi. Mengkonsumsi Maltosa buatan berlebihan bisa memicu gangguan kesehatan selain gula darah tinggi yakni diare. Maka. Bijaklah dalam konsumsi berbagai jenis gula agar tubuh tetap sehat.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya