Berapa gaji yang Anda inginkan?" Pertanyaan tersebut sering kali muncul saat seseorang sedang menjalani wawancara kerja. Sebuah pertanyaan sederhana dan penting, namun menjebak.
Setelah berhasil melewati proses melamar dan masuk tahap wawancara kerja, mengajukan permintaan gaji menjadi momentum yang cukup riskan. Jika jawaban Anda tidak tepat, bukan tidak mungkin gagal mendapatkan pekerjaan.
Berapa jumlah gaji yang layak Anda dapatkan? Jawabannya tergantung pada banyak hal. Pengajuan gaji yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tentu mempengaruhi penilaian perusahaan untuk mempekerjakan Anda sebagai karyawan.
Bagaimana menentukan jumlah gaji pada pekerjaan pertama agar jumlahnya tepat dan layak? Sebelum menentukan angkanya, Anda harus memperhitungkan beberapa hal:
1. Ketahui nilai lebih Anda untuk perusahaan
Sebagai lulusan baru di dunia kerja yang kompetitif, banyak orang menganggap diri mereka belum layak menentukan standar gaji sendiri. Tak sedikit lulusan baru yang pasrah menerima gaji yang jumlahnya sesungguhnya terlalu kecil untuk mereka yang mempunyai nilai lebih. Alasannya, karena lulusan baru, belum punya pengalaman kerja.
Padahal, Anda bisa memiliki nilai lebih dengan membawa pengalaman magang, berorganisasi, dan berbagai pelatihan semasa kuliah atau sekolah. Anda harus mengetahui nilai dan kelebihan diri. Tentu saja, melebih-lebihkan diri juga tak membawa manfaat. Jujurlah, sejauh mana nilai dan kemampuan, serta seberapa besar manfaat Anda bagi perusahaan kelak.
2. Cari perbandingan
Cobalah mencari tahu berapa kisaran gaji karyawan di perusahaan tempat Anda melamar. Bisa juga mencari perbandingan dengan karyawan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. Mengetahui berapa besar “harga pasaran” membantu Anda menentukan permintaan gaji yang layak dan masuk akal.
3. Pertimbangkan keuntungan di luar gaji
Saat membicarakan gaji, jangan hanya menghitung jumlah gaji pokok. Perhitungkan pula tentang keuntungan lain yang bisa Anda dapatkan dari perusahaan, di luar gaji. Apakah Anda mendapatkan asuransi kesehatan pribadi dan keluarga, bonus berkala, tunjangan, uang lembur, klaim penggantian biaya, uang makan, transportasi, fasilitas pendukung seperti kendaraan operasional, juga cuti tahunan.
4. Pastikan Anda layak
Identifikasi pekerjaan dan tanggung jawab utama dari jabatan yang akan Anda tempati nantinya. Diskusikan kelebihan dan kekuatan dalam posisi pekerjaan yang dilamar untuk meyakinkan perusahaan bahwa Anda layak mendapatkan jumlah gaji yang diajukan. Semakin bisa menunjukkan keterampilan, maka Anda adalah aset bagi perusahaan dan harus dihargai dengan gaji yang lebih tinggi, sehingga semakin besar kemungkinan mendapatkan gaji sesuai impian.
5. Mintalah cukup waktu untuk bernegosiasi
Berpikir dalam kondisi terburu-buru membuat orang melupakan banyak hal sehingga mendatangkan penyesalan. Untuk hal sepenting negosiasi gaji, Anda butuh waktu yang cukup agar bisa berpikir tenang, logis, dan penuh pertimbangan agar tak menyesal di kemudian hari. Mintalah waktu yang cukup untuk berpikir. Namun ingat, terlalu lama berpikir tanpa memberi keputusan jelas juga akan membuat perusahaan mengira Anda tak serius dan kurang berminat untuk bekerja.
6. Jangan menuntut
“Salah satu teknik yang sering kali berhasil dalam negosiasi gaji adalah dengan mengajukan permintaan gaji dengan bertanya, bukan menuntut. Cara itu demi menghindari kesan arogan,” kata Patty Bishop, Direktur Pengembangan Karier di Saint Mary's College, California. Bishop memberikan contoh, “Saya senang Anda tertarik mempekerjakan saya. Saya pun sangat tertartik untuk bekerja di posisi tersebut dan saya yakin dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan ini. Yang saya ketahui posisi pekerjaan ini memiliki kisaran gaji Rp 5 juta, apakah jumlah itu oke?”
Lain ceritanya jika Anda mengatakan, “Saya rasa gaji yang pantas saya dapatkan untuk posisi pekerjaan ini sebesar Rp 5 juta.” Kesan terlalu menuntut dan arogan akan membuat perusahaan berpikir ulang untuk mempekerjakan Anda, bahkan meski seharusnya mereka menyetujui jumlah gaji yang diajukan.