<p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sunan Kalijaga merupakan satu dari 9 Wali yang dikenal memiliki banyak <em>karomah</em>. Hewan orong-orong yang kepalanya putus lalu disambungkan kembali dengan <em>tatal</em> kayu jati, adalah satu kisah cukup populer dari Sunan Kalijaga.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Syahdan, saat melakukan pembangunan Masjid Demak, Wali Songo datang tepat waktu, kecuali Sunan Kalijaga. Sehingga, tiang masjid yang berdiri belum lengkap, kurang satu buah.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Karena telat, Sunan Kalijaga kemudian mengumpulkan sisa-sisa potongan kayu (tatal) yang telah dipakai oleh sunan-sunan yang lain untuk melengkapi tiang tersebut.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Saat mengumpulkan potongan-potongan kayu, secara tidak sengaja, Sunan Kalijaga menebas leher seekor hewan orong-orong dengan parang yang beliau gunakan.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Dengan sangat menyesal, Sunan pun meminta maaf pada Allah kemudian menyambung kepala dan badan hewan tersebut dengan serpihan kayu jati.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Hewan orong-orong itu pun hidup kembali. Sampai kini, ada legenda dan kepercayaan: kalau kita melihat atau memisahkan kepala dan tubuh orong-orong, akan keluar serpihan kayu jati dari lehernya.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Di berbagai kalangan, kisah tersebut sangat masyhur diceritakan. Bahkan, ada yang menganggap kisah tentang Sunan Kalijaga yang menyambung kepala seekor orong-orong adalah sebuah pesan filosofis.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Yang disambung Sunan Kalijaga menggunakan tatal kayu jati adalah kepala dan badannya. Maksudnya, ilmu dan kebijaksanaannya. Ilmu dan kebijaksanaan, harus bertaut dalam tubuh.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sebab kepala tanpa kepekaan hati adalah kesombongan. Sedang hati tanpa kepala (ilmu) tentu kekosongan. Sementara hikmah adalah kepala dan hati yang saling dipertautkan.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sunan Kalijaga atau Raden Said dikenal sebagai Wali yang seniman sekaligus budayawan. Beliau mendakwahkan Islam menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah.</span></span></span></p>