Papua Barat merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki ibukota Manokwari. Papua Barat yang dulu dikenal dengan Irian Jaya ini memiliki banyak potensi mulai dari hasil hutan, pariwisata, pertambangan, pertanian, rumput laut sampai hasil tenun dari Sorong Selatan yaitu kain timor. Tidak hanya bisa menghasilkan berbagai kekayaan alam serta sektor pariwisata yang beragam, namun Papua Barat juga menyimpan sejuta kebudayaan seperti salah satunya adalah tarian Papua Barat yang akan kami ulas dalam artikel berikut ini. Papua Barat memiliki tarian antara lain Tari Wutukala, Tari Suanggi, Tari Perang, Tari Tumbu Tana, Tari Musnok, Tari Ris, Tari Balengan, Tari Magasa, dan Tari Sajojo. 1. Tari Wutukala Tari wutukala adalah tarian adat Papua Barat lebih tepatnya Suku Moy. Tarian ini menceritakan tentang kebiasaan masyarakat mencari ikan yang dilakukan berpasangan atau berkelompok baik penari pria dan wanita. Tarian ini sangat populer khususnya area pesisir Sorong tempat Suku Moy Tinggal. Tarian Papua Barat ini dilakukan 5 hingga 6 pasang penari pria dan wanita dengan menggunakan pakaian adat dan atribut seperti tombak untuk pria dan noken untuk penari wanita dan gerakannya terlihat khas. Sedangkan alat musik pengiring yang digunakan adalah ukulele, gitar, bass dan juga alat musik lainnya. Untuk kostum, penari pria akan menggunakan bawahan seperti rok terbuat dari akar dan daun di area pinggang serta penutup kepala terbuat dari bulu burung Cendrawasih dan tubuh yang akan diwarnai dengan lukisan etnik warna hitam putih. Sementara untuk penari wanita memakai busana yang hampir serupa dengan pria namun disesuaikan. Baca juga: Tari Saman (Sejarah, Makna, dan Pola Lantai Tari) Pola Lantai Tari Jaipong dan Makna Gerakan 2. Tari Suanggi Tarian tradisional Papua Barat ini bercerita tentang seorang suami yang ditinggal sang istri sebagai korban angi angi. Dalam kepercayaan magis masyarakat Papua Barat, suanggi adalah roh jahat atau kapes karena belum ditembus dan belum menemukan kenyamanan di alam baka. Roh tersebut bisa masuk ke tubuh wanita dan wanita yang meninggal ketika melahirkan dikhawatirkan akan menjelma menjadi kaper fane yang dalam masyarakat Aifat disebut dengan kaper mapo. Roh tersebut akan masuk ke tubuh perempuan yang masih hidup dan secara magis bisa mencelakakan wanita tersebut. Sedangkan perempuan yang dirasuki roh tersebut disebut dengan perempuan suanggi. Dahulu dikatakan jika roh tersebut bisa digunakan untuk mencelakai seseorang. Jika mereka melihat seseorang makan di sekitar tempat tinggal mereka dan membuang sisa makanan sembarangan, maka sisa makanan tersebut akan menjadi alat untuk merasuki orang tersebut sehingga jatuh sakit, kurus dan akhirnya mati. 3. Tari Perang Tari perang adalah tarian dari Papua Barat yang merupakan tarian melambangkan kegagahan dan kepahlawanan masyarakat Papua Barat. Tarian biasanya dilakukan masyarakat pegunungan ketika kepala suku mereka memberi perintah untuk berperang. Tarian ini termasuk dalam tarian grup atau tarian kolosal yang penarinya sendiri tidak dibatasi. Tarian Papua Barat ini umumnya akan diiringi dengan tifa dan alat musik lain. Namun yang membedakan tarian ini dengan tarian Papua Barat lainnya adalah karena tarian ini diiringi dengan lagu perang untuk membangkitkan semangat. Para penari akan memakai busana tradisional berupa rok dari akar dan manik manik untuk penghias dada serta daun disisipkan di bagian tubuh. 4. Tari Tumbu Tana Tari tumbu tana adalah tarian tradisional Papua Barat yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Ada 3 jenis tari tumbu tana yang dikenal masyarakat Arfak, Papua Barat yaitu tumbu tana kemenangan berperang, tumbu tana mencari jodoh dan tumbu tana menyambut tamu. Tarian akan diiringi dengan lagu atau syair nihet duwei, diun dan isiap dengan gerakan melompat sambil menghentakan kaki ke tanah dan bergandengan tangan. Untuk formasi yang digunakan ketika menari adalah memanjang, setengah lingkaran dan lingkaran penuh. 5. Tari Musnok Tari musnok menjadi salah satu dari macam macam tarian Papua Barat khususnya masyarakat Pegunungan Arfak. Tarian ini bercerita tentang penyebaran agama Nasrani di Kota Sorong, Papua Barat yang akan diiringi dengan banyak alat musik tradisional seperti suling bambu, okulele, tifa, triton, tempurung kelapa dan juga upsal. Jumlah penari dalam tarian ini juga sangat banyak yakni 20 hingga 50 orang baik pria dan juga wanita. 6. Tari Ris atau Sifieris Tari ris atau sifieris adalah tarian Papua Barat yang berarti dansa adat. Tarian ini dilakukan sebagai bagian dari upacara adat dan diiringi dengan alat musik seperti tifa atau pondatu serta gong atau mawin dengan syair nyanyian yang disesuaikan dengan makna upacara yang sedang diselenggarakan. 7. Tari Balengan Tari balengan merupakan tarian daerah Papua Barat yang masuk dalam jenis tari pergaulan oleh muda mudi serta anak dan remaja kampung secara berpasangan. Tarian ini akan dilakukan memakai tempo sedang sampai cepat tergantung dari lagu yang mengiringi. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah gitar bolong, gitar kecil bernama juglele, gitar bass besar dan alat musik tabuh atau tifa. 8. Tari Magasa Tari magasa merupakan tarian dari Papua Barat yang dilakukan ketika menyambut tamu, perkawinan dan acara penting lain. Tarian akan dilakukan secara berkelompok tanpa batasan umur. Tarian Papua Barat ini bercerita tentang suku Arfak yang merayakan kemenangan sekaligus menggambarkan kerukunan masyarakat Arfak dalam kehidupan sehari hari. Ketika ditampilkan, para penari akan membentuk barisan panjang seperti ular sehingga juga sering disebut dengan tari ular. Tarian ini biasanya dilakukan 5 pasang muda mudi pria dan wanita dimana penari pria akan mengenakan cawat kain, telanjang dada serta penutup kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari atau cendrawasih. Sementara penari wanita akan memakai seperti kain sarung yang menutupi tubuh dari dada hingga betis serta beberapa aksesoris seperti daun pohon sagu dan bunga di bagian rambut. Gerakan dalam tarian Papua Barat ini didominasi dengan gerakan melompat ke arah samping secara bersama sama serta dalam satu arah Hal menarik dari tarian ini adalah formasi dalam menari yang bisa berubah dan bervariasi tanpa terputus atau terhenti. Beberapa formasi yang biasanya dipertunjukkan dalam tarian ini adalah melingkar, melengkung dan juga lurus sehingga jika dilihat serupa dengan gerakan ular. Tari magasa sendiri masih terus dijaga dan dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat dan sering ditampilkan dalam acara hiburan atau perayaan tertentu. Selain itu, tari magasa juga sering ditampilkan dalam acara kebudayaan seperti festival budaya, promosi wisata serta pertunjukkan seni. 9. Tari Sajojo Tari sajojo merupakan tarian khas Papua Barat yang menjadi tarian selamat datang dengan ciri khas hentakan kaki dan gerakan tubuh yang sangat khas dari jenis tari pergaulan ini. Sajojo sendiri merupakan kisah seorang wanita cantik dari desa yang sangat dicintai ayah dan ibunya termasuk juga para laki laki di desa. Tarian ini dilakukan ketika perang dimana para penari akan menggunakan bulu berwarna kuning yang disisipkan di bagian kepala seorang ondoafi yang menjadi tanda dari jumlah orang yang sudah tewas dalam perang suku.