Tari Soya-soya berasal dari Ternate (Maluku Utara). Tari soya-soya adalah salah satu tarian tradisional bertema perang, yang turut tampil dalam acara pembukaan Asian Games 2018 bersama-sama dengan Tari Kabasaran dari Minahasa, dan Tarian Likurai dari Nusa Tenggara Timur. Sejarah Tari Soya-soya Tari Soya-soya terinspirasi oleh peristiwa penyerbuan Benteng Kastela atau Benteng Nostra Senora del Rosario dari tangan Portugis pada 25 Februari 1570 oleh pasukan Ternate pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Tari Soya-soya merupakan tarian adat untuk menyambut kedatangan pasukan dari peperangan, yang kemudian berubah fungsi sebagai tarian penyambutan tamu-tamu agung dan sering ditampilkan dalam acara-acara resmi pemerintah atau pagelaran budaya baik di dalam maupun di luar negeri. Gerakan Tari Soya-Soya Tari Soya-soya dibawakan oleh laki-laki secara berkelompok dalam jumlah ganjil, minimal tiga orang, dan tidak ada pembatasan jumlah maksimal. Jumlah ganjil sebenarnya adalah simbol dari pasukan yang berjumlah genap ditambah seorang komandan atau kapitan yang memimpin misi penjemputan jenazah Sultan Khairun. Meskipun tanpa pembatasan jumlah tetapi Tari Soya-soya menjadi lebih menarik ketika dibawakan dalam kelompok besar karena atmosfir pasukan yang siap berperang akan sangat terasa. Gerakan tari Soya-Soya ini lebih banyak pada gerakan kaki yang lincah, cepat, dan penuh energi, nih, teman-teman. Makna di balik gerakan kaki pada tarian ini adalah untuk menunjukkan semangat yang dimiliki oleh pasukan Sultan Baabullah yang menyerbu markas Portugis untuk menjemput pemimpinnya. Selain itu, gerakan penuh semangat ini juga menunjukkan bahwa mereka pantang menyerah dalam melakukan penyerbuan. Gerakan lain dalam tarian ini mirip dengan gerakan ketika akan berperang, yaitu menyerang, menangkis, dan mengelak. Properti Tari Soya-soya Para penari yang melakukan tarian Soya-Soya membawa berbagai atribut seperti pasukan perang. Atribut atau peralatan itu adalah pedang atau ngana-ngana, bambu, dan perisai kayu yang disebut salawaku. Saat menari, penari juga mengenakan seragam khusus, nih, yaitu pakaian berwarna putih dengan kain berwarna merah yang disilangkan di dada. Penari juga akan menggunakan ikat kepala berwarna kuning yang disebut juga Taqoa, sebuah simbol penting bagi prajurit perang Ternate. Seiring perkembangan budaya, tarian Soya-Soya saat ini menjadi tarian yang dipertunjukkan untuk menyambut tamu penting yang berkunjung ke Ternate.