Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan besar yang berdiri pada abad ke-12 antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu. Kerajaan Kediri dipimpin oleh seorang raja yang bernama Sri Samariwajaya sebagai raja pertama, sedangkan Kediri berhasil mencapai masa kejayaan pada masa kepemimpinan Raja Jayabaya (1135-1159 M), yakni selama dua abad. Sejarah berdirinya Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri pertama kali berdiri ketika Raja Airlangga dan Medang Kamulan memutuskan untuk membagi kerajaanya menjadi dua, yakni Kerajaan Kediri untuk Samarawijaya dan Kerajaan Jenggala untuk Mapanji Garasakan pada tahun 1041 Masehi. Pembagian kerajaan dimaksudkan untuk menghindari pertikaian. Baca juga: Kerajaan Mataram Kuno: Sejarah, Raja, Masa Kejayaan dan Peninggalan Wilayah kerajaan Raja Airlangga dikenal sebagai Kahuripan. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan Brahmana sakti bernama Empu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai Kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas, seperti dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Pada awal masa perkembangan, Kerajaan Kediri tidak banyak diketahui orang. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang dikeluarkan Kerajaan Jenggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara Jenggala dan Kediri sepeninggal Raja Airlangga. Sejarah Kerajaan Kediri atau Panjalu mulai diketahui oleh adanya Prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Sebelum Sri Jayawarsa, hanya raja Sri Samarawijaya yang diketahui. Gambar: Letak Kerajaan Kediri Letak kerajaan Kerajaan Kediri yakni di daerah Jawa Timur. Kerajaan Kediri berpusat di Daha, atau sekitar Kota Kediri sekarang. Pusat Kerajaan Kediri tersebut terletak di tepi Sungai Brantas, yang masa itu sudah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Letak, Masa Kejayaan, Raja dan Peninggalan Kerajaan Raja Kerajaan Kediri - Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu - Shri Kameshwara - Prabu Jayabaya - Prabu Sarwaswera - Prabu Kroncharyadipa - Srengga Kertajaya - Kertajaya Masa Kejayaan Kerajaan Kediri Masa kejayaan Kerajaan Kediri terjadi pada kepemimpinan Jayabaya. Jayabaya dikenal dengan kepemimpinan politik dan ramalan-ramalannya yang dibukukan dalam Jongko Joyoboyo. Di samping itu, sikap merakyat dan visi Jayabaya yang jauh ke depan membuatnya dikenang. Runtuhnya Kerajaan Kediri Keruntuhan kerajaan kediri ini terjadi pada masa pemerintahan Kertajaya. Selama masa pemerintahannya, kestabilan kerajaan menurun. Seperti dikisahkan dalam kitab Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222, Kertajaya dianggap telah melanggar agama dengan memaksa Brahmana menyembahnya sebagai dewa. Raja Kertajaya juga bermaksud mengurangi hak-hak kaum Brahmana. Kaum Brahmana banyak yang menentang hal ini sehingga banyak kaum Brahmana yang melarikan diri ke Tumapel meminta bantuan Ken Arok. Ken Arok yang bercita-cita memerdekakan Tumapel dari kekuasaan Kediri mencetuskan perang antara Kerajaan Kediri dan Tumapel di dekat desa Ganter. Kekuasaan kerajaan Kediri berakhir karena kalah dalam peperangan dengan Tumapel, sehingga kerajaan Kediri menjadi daerah di bawah kekuasaan Kerajaan Tumapel. Baca juga: Kerajaan Tarumanegara: Masa Kejayaan, Raja dan Peninggalannya Keberhasilan Ken Arok mengalahkan Kertajaya menandai runtuhnya Kerajaan Kediri yang kemudian menjadi kekuasaan Tumapel atau Kerajaan Singasari. Ken Arok lalu mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai Bupati Kadiri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yakni Jayakatwang. Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara karena dendam masa lalu leluhurnya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah sukses membunuh Kertanegara, Jayakatwang mendirikan kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan agresi gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya. Peninggalan Kerajaan Kediri Peninggalan Kerajaan Kediri salah satunya yang diyakini yaitu Situs Tondowongso pada awal tahun 2007.Sejumlah arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan di Desa Gayam, Kediri tersebut tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Siwa Catur Muka atau bermuka empat. Prasasti Kerajaan Kediri juga menjadi peninggalan, di antaranya yaitu: 1. Prasasti Sirah Keting, berisi pemberian hadiah pada rakyat oleh Raja Jayawarsa 2. Prasasti Tulungagung dan Kertosono, berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara (1117-1130 M) 3. Prasasti Ngantang, menerangkan pemberian hadiah pada rakyat Ngantang. Hadiahnya berupa sebidang tanah yang telah dibebaskan pajaknya oleh Raja Jayabaya (1135 M) 4. Prasasti Jaring, memuat nama seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada 5. Prasasti Kamula, menerangkan keberhasilan Raja Kertajaya, memerangi musuh-musuhnya di Katang. Baca juga: Kerajaan Kutai: Masa Kejayaan, Silsilah Raja dan Peninggalan Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri Selain prasasti Kerajaan Kediri juga meninggalkan bukti sejarah berupa Karya Sastra. Berikut adalah beberapa bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang berupa karya sastra: Kitab Bharatayudha karangan Mpu Tantular dan Mpu Panuluh Kitab Kresnayana karangan Mpu Tanakung Kitab Smaradahana karangan Mpu Monaguna Kitab Lubdaka karangan Mpu Tanakung