Perkembangan teknologi banyak manfaatnya. Tapi bagi anak-anak, perkembangan ini menyebabkan anak-anak tak lagi mengenal permainan tradisional. Berdasarkan catatan Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia, sebanyak 65 persen anak di Indonesia sudah tak lagi mengenal permainan tradisional. "Situasi ini muncul sebagai dampak perkembangan teknologi yang masif, serta kurang peran orang tua dalam mendidik anaknya," kata Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia Utari Soekanto, dalam seminar parenting di Bekasi, Sabtu (20/5) kemarin. Di seminar itu, Utari memperkenalkan kembali beberapa permainan tradisional. Menurut dia, permainan tradisional itu meningkatkan kreativitas dan keaktifan anak dalam bermain. "Saya ingin mereka seperti anak-anak zaman dahulu ketika belum mengenal teknologi seperti gadget. Anak-anak saat ini mulai dari usia 10 tahun ke bawah nyaris tak mengenal permainan tradisional lagi," katanya, seperti dikutip Kantor Berita Antara. Permainan tradisional yang dimaksud berupa egrang, congklak, sondah, kelereng, petak umpat, galasin dan lainnya. "Sekarang sudah jarang sekali ada anak-anak main kelereng, khususnya mereka yang tinggal di perkotaan," . Dia mengingatkan, pengenalan kembali permainan tradisional butuh peran penting orang tua dengan tidak memberikan gadget hingga anak beranjak dewasa. "Anak kecil cederung belum siap menerima gadget, dampaknya komunikasi dengan orang tua hilang. Anaknya cenderung asyik dengan dunianya sendiri main game," katanya lagi. Kepala Bidang Fasilitasi dan Peningkatan Kompetensi pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yandri Sakti mengatakan, komunikasi antara orang tua dan anak saat ini cenderung putus karena masuknya gadget. "Orang tua dan anak saat ini sama-sama larut dalam dunia gadget," kata dia. Karena itu, pola tersebut harus diubah kembali ke zaman sebelum ada gadget dengan orang tua selalu mendampingi anaknya bermain permainan tradisional atau permainan yang mendidik. Sekali pun orangtuanya adalah wanita karier, orangtua harus terus mengontrol anaknya, dan meluangkan waktu bagi anak.