<p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Jawaban sebenarnya adalah transpirasi, di mana air di dalam pepohonan ditarik ke atas karena pengaruh panas matahari. Kolom air yang tak terhitung jumlahnya memberikan nutrisi dan kelembaban ke seluruh pohon sampai mencapai daun, di mana air menguap ke udara sekitarnya. Pohon kecil yang pintar juga dapat mengatur laju transpirasi berdasarkan derajat pembukaan stomata (Stomas adalah lubang atau pori-pori di bagian luar batang tanaman).</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='Bagaimana Air dari Tanah Mencapai Puncak Pohon? ' src='https://i0.wp.com/profesorku.com/wp-content/uploads/2021/03/Tumbuhan.gif?resize=300%2C248&ssl=1' style='height:248px; width:300px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Transpirasi begitu kuat efeknya sehingga memungkinkan air untuk melawan gravitasi dan gaya gesek jaringan tanaman. Namun, tak terelakkan, ada titik di mana proses tersebut tidak dapat mengangkat air lebih tinggi paling tidak karena kolom air terkoyak di bawah persaingan kekuatan. Meski begitu, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2004 di jurnal Nature menunjukkan bahwa transpirasi masih memungkinkan bahkan pohon tertinggi di dunia untuk tumbuh setinggi 50 kaki lagi, hingga ketinggian 425 kaki.</span></span></span></p>