Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka, dengan gejala selalu merasa haus dan pada saat bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sangat parah, penderitanya bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari. Penyebab Diabetes Insipidus Penyebab diabetes insipidus adalah ketidakmampuan tubuh dalam menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan baik. Normalnya, tubuh dapat mengatur keseimbangan antara cairan yang diminum dengan banyaknya urine yang diproduksi. Cairan yang berlebih dalam tubuh akan dikeluarkan ginjal dalam bentuk urine. Jika terjadi dehidrasi, kelenjar hipofisis akan mengeluarkan hormon anti-diuretik (ADH) ke ginjal untuk menahan cairan dalam tubuh dan mengurangi produksi urine. Macam-macam Diabetes Insipidus Berdasarkan penyebabnya, diabetes insipidus dibagi menjadi: Diabetes insipidus sentral, yaitu kondisi yang disebabkan karena adanya kerusakan kelenjar hipotalamus atau hipofisis, sehingga menyebabkan gangguan penyimpanan dan pengeluaran ADH. Kerusakan ini dapat terjadi akibat operasi, tumor, meningitis, kelainan genetik, atau trauma kepala. Diabetes insipidus nefrogenik, yaitu kondisi yang disebabkan karena adanya kelainan pada tubulus ginjal (tempat di mana air dikeluarkan dan dipertahankan), akibat kelainan genetik, penyakit ginjal kronik, atau konsumsi obat tertentu. Diabetes insipidus gestasional, yaitu kondisi yang terjadi selama kehamilan dan bersifat sementara. Polidipsia primer atau disebut juga diabetes insipidus dipsogenik atau polidipsia psikogenik, adalah kondisi yang menyebabkan produksi sejumlah besar urine encer akibat mengonsumsi banyak cairan. Polidipsia primer juga bisa disebabkan oleh kerusakan mekanisme pengaturan haus di hipotalamus. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan kondisi mental, seperti skizofrenia. Gejala Diabetes Insipidus Secara umum, diabetes insipidus ditandai oleh gejala-gejala sebagai berikut: Rasa haus yang berlebihan. Pengeluaran urine yang sangat banyak, dapat mencapai 15 liter jika pengidap mengonsumsi cairan dalam jumlah banyak. Waktu tidur malam menjadi terganggu lantaran harus sering bangun untuk buang air kecil. Sering mengompol. Pada pengidap anak-anak, gejala dapat berupa: Tangisan yang tidak dapat ditenangkan. Sulit tidur. Demam. Muntah. Diare. Pertumbuhan terhambat. Berat badan turun. Mengompol. Napsu makan turun. Rasa lelah terus-menerus.