Dewi Febriyanti (13) adalah seorang gadis cilik yang berjualan bakpao di pinggir pom bensin tetapi masih menyempatkan diri belajar. Kondisi ekonomi tak membuatnya menyerah. Sambil berdagang, Dewi masih suka belajar di samping tumpukan bakpaonya. Dewi setiap hari menjajakan bakpao buatan nenek angkatnya. Dia memilih berjualan di pom bensin dekat Perumahan Ubud, Tangerang. Sore sampai malam, dia sabar menawarkan barang dagangannya itu. "Bakpaunya om.. bakpaunya tante.. dua lima ribu!" ucap gadis berkulit sawo matang ini. Dewi memilih tidak tidur ataupun bermain di siang dan sore hari seperti anak-anak seumurnya. Sepulang dari sekolah pada siang hari, dia kemudian bersiap menjajakan bakpao. Di sela-sela aktivitas dagangnya, Dewi masih menyempatkan diri untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dewi senang sekolah. Kata gurunya, Dewi termasuk murid yang rajin. Dia selalu datang tepat waktu, jarang izin, dan tak pernah membuat masalah apapun di sekolah. Meski harus berdagang sambil sekolah, Dewi tak mengeluh. "Untuk bantu-bantu. Kan tinggal sama nenek, ini usaha nenek aku jualin. Enggak capek kok, sudah biasa" ujar dia. Ia tidak mengambil keuntungan dari jualannya. Semua hasil jualan diberikan kepada nenek untuk digunakan sebagai keperluan sehari-hari keluarga. "Hasilnya Rp 375.000 sehari. Kalau banyak yang kasih tips bisa lebih," kata Dewi. Dewi mengatakan mulai berjualan bakpao karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan juga untuk membiayai sekolahnya. Dewi mensyukuri kehidupannya tanpa merasa iri dengan anak sebaya yang lebih berkecukupan. Dewi hanya berharap saat besar nanti ia bisa menjadi penyanyi dan membuat bahagia kedua orangtua. Mari bantu Dewi Di balik rezeki yang kita terima, terdapat hak bagi mereka yang kurang mampu. Mari kita bantu Dewi, agar gadis cilik ini tetap bisa bersekolah dan mencapai impiannya.