Supaya stabil setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti Gas Mulia yang memiliki elektron valensi 2 (kaidah duplet) atau 8 (kaidah oktet). Simak selengkapnya di bawah ini. Suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsur yang bergabung melalui ikatan kimia.Misalnya, senyawa air (H2O), yang terbentuk dari dua atom hidrogen (H) dan satu atomoksigen (O). Atom dari unsur H memiliki elektron valensi 1, sedangkan atom dari unsur oksigen memiliki elektron valensi 6. Kedua atom tersebut belum stabil. Agar staabil suatu atom harus memiliki eektron valensi 2 atau 8. Oleh karena itu, unsur H dan O yang kurang stabil bergabung membentuk senyawa H2O yang lebih stabil. Molekul Air mengandung 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen Jadi, setiap atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan atom lain. Bagaimanakah proses pembentukan ikatan tersebut? Untuk mengetahuinya, sobat harus memahami dulu konfigurasi elektron gas mulia, atom logam, dan atom nonlogam. KAIDAH OKTET DAN DUPLET 1. Konfigurasi Elektron Gas Mulia Unsur-unsur gas mulia terletak pada golongan VIIIA dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur gas mulia merupakan unsur-unsur yang inert (sukar bereaksi) sehingga banyak digunakan dalam industri yang memerlukan kondisi inert. Di alam, unsur-unsur gas mulia berada dalam bentuk atom bebas (monoatomik). Dari keseluruhan unsur gas mulia, hanya tiga unsur yang diketahui dapat bereaksi dengan unsur lain. Reaksi tersebut sangat sukar terjadi dan hanya berlangsung pada kondisi-kondisi yang khusus. Tiga unsur gas mulia tersebut yaitu kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Unsur gas mulia yang hingga saat ini belum diketahui apakh dapat bereaksi dengan unsur lain, yaitu Helium (He), Neon (Ne), dan Argon (Ar). Perhatikan konfigurasi elektron gas mulia pada tabel di bawah. Unsur Lambang Nomor atom Konfigurasi elektron Elektron valensi Helium He 2 2 2 Neon Ne 10 2 8 8 Argon Ar 18 2 8 8 8 Kripton Kr 36 2 8 18 8 8 Xenon Xe 54 2 8 18 18 8 8 Radon Rn 86 2 8 18 32 18 8 8 Menurut G.N. Lewis dan W. Kossel, kestabilan unsur gas mulia disebabkan oleh elektron valensinya yang berjumlah delapan kecuali Helium yang hanya memiliki dua elektron. Menurut mereka, setiap atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi elektron yang stabil, yaitu konfigurasi elektron yang stabil, yaitu konfigurasi elektron gas mulia yang disebut juga kaidah oktet (untuk Helium disebut kaidah duplet). Atom-atom suatu unsur berusaha mencapai konfigurasi oktet (kaidah oktet) atau konfigurasi duplet dengan cara berikatan dengan atom-atom lain. Ikatan yang terjadi dapat berupa ikatan ion, ikataan kovalen, atau ikatan kovalen koordinasi. Baca Juga : Penemuan Model Atom dan Partikel Penyusunnya Menentukan Bilangan Kuantum Dengan Benar 2. Konfigurasi Elektron dari Atom dengan Kecenderungan Melepaskan Elektron Dalam pembentukan suatu senyawa, atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah sedikit, misalnya unsur-unsur golongan IA (kecuali atom H), IIA, dan IIIA, memiliki kecenderungan membentuk ion positif disebut unsur elektropositif. Nilai muatan positif yang terjadi sesuai dengan elektron valensi atom-atom tersebut. Perhatikan tabel di bawah. Tabel pembentukan ion positif beberapa unsur Atom Konfigurasi elektron atom Jumlah elektron yang dilepas Bentuk ion Konfigurasi elektron ion (konfigurasi oktet) Gas mulia yang sesuai 11Na 2 8 1 1 Na+ 2 8 10Ne 19K 2 8 8 1 1 K+ 2 8 8 18Ar 12Mg 2 8 2 2 Mg+ 2 8 10Ne 20Ca 2 8 8 2 2 Ca2+ 2 8 8 18Ar 13Al 2 8 3 3 Al3+ 2 8 10Ne Atom-atom unsur yang cenderung melepas elektron memiliki energi ionisasi relatif kecil. Unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur logam (unsur elektropositif). 3. Konfigurasi Elektron dari Atom dengan Kecenderungan menerima Elektron Dalam pembentukan suatu senyawa atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah banyak, misalnya unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, yaang memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara menerima elektron untuk membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang memiliki kecenderungan membentuk ion negatif disebut elektronegatif. Nilai muatan negatif yang terjadi adalah sejumlah elektron yang diterima, yaitu 8-x (dalam hal ini x adalah jumlah elektron valensi). Perhatikan tabel di bawah. Tabel Pembentukan Ion Negatif Beberapa Unsur Atom Konfigurasi elektron atom Jumlah elektron yang diterima Bentuk ion Konfigurasi elektron ion (konfigurasi oktet) Gas mulia yang sesuai 9F 2 7 8-7 = 1 F– 2 8 10Ne 17Cl 2 8 7 8-7 = 1 Cl– 2 8 8 18Ar 8O 2 6 8-6 = 2 O2- 2 8 10Ne 16S 2 8 6 8-6 = 2 S2- 2 8 8 18Ar 7N 2 5 8-5 = 3 N3- 2 8 10Ne 15P 2 8 5 8-5 = 3 P3- 2 8 8 18Ar Atom-atom unsur yang cenderung menerima elektron memiliki afinitas elektron atau keelektronegatifan yang relatif besar. Unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur nonlogam. Kesimpulan Supaya stabil setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti Gas Mulia yang memiliki elektron valensi dua (kaidah duplet) atau delapan (kaidah oktet) entah itu dengan cara menerima elektron ataupun melepas elektron. Namun sebenarnya ada juga yang tidak dengan cara kedua-duanya (melepas atau menerima elektron), melainkan dengan cara penggunaan pasangan elektron bersama. Elektron Valensi Elektron valensi ialah jumlah elektron pada kulit terluar suatu atom netral. Cara menentukan elektron valensi adalah dengan menuliskan konfigurasi elektron. Contoh soal: Tulislah konfigurasi elektron dan elektron valensi dari atom-atom berikut: Jawab: 1. Nomor atom = 20, jumlah elektron=20 Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=8 N=2 Elektron valensi =2 2. Nomor atom = 35 Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=18 N=7 Elektron valensi =7