Manusia purba atau manusia prasejarah adalah jenis manusia yang hidup pada zaman sebelum mengenal tulisan. Prehistoric People atau manusia prasejarah ini diyakini hidup sejak 4 juta tahun yang lalu. Berdasarkan teori evolusi kera atau Australopithecus yang dianut oleh sebagian besar ilmuwan dunia, manusia purba ialah nenek moyang manusia modern. Mengenal Manusia Purba Manusia purba dikenal juga dengan sebutan Homo erectus yang berarti manusia yang berjalan tegak. Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X: Kehidupan Manusia Purba dan Asal Usul Nenek Moyang, berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa manusia purba berbeda dengan manusia modern. Namun, mereka memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kera. Baca juga: Masa Sebelum Mengenal Tulisan (Masa Pra Aksara) Manusia purba disebut sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan kehidupan, seperti layaknya manusia sekarang meski sangat terbatas. Manusia purba disebut manusia yang hidup pada zaman pra-aksara. Jenis manusia purba Di Indonesia, fosil manusia purba ditemukan di beberapa daerah. Berikut 3 jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia: 1. Meganthropus paleojavanicus Meganthropus paleojavanicus disebut juga manusia besar tertua dari Jawa. Jenis manusia purba ini adalah yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia. Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan arkeolog bernama von Koeningswald dan Weidenreich antara tahun 1939-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah, serta sejumlah gigi lepas. Ciri-ciri dari Meganthropus paleojavanicus: Tinggi badan 165 cm – 180 cm Volume otak 900 cc Makanan berupa buah dan tumbuhan Hidup pada masa pleistosen awal. Memiliki struktur rahang bawah yang sangat tegap dan geraham besar. Bentuk gigi homonim. Memiliki otot-otot mengunyah yang kuat. Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok, dan tonjolan belakang kepala yang tajam, serta tak memiliki dagu. Baca juga: Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia 2. Pithecanthropus erectus Pithecanthropus erectus atau disebut juga manusia kera Jawa adalah jenis manusia purba yang fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia, Bunda. Fosilnya pertama kali ditemukan pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi, oleh arkeolog Belanda bernama Eugene Dubois. Nama Pithecanthropus erectus berasal dari akar Yunani dan Latin yang berarti manusia kera berjalan tegak. Jenis lain Pithecanthropus adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis yang ditemukan di Perning, Mojokerto. Ciri- ciri Pithecanthropus: Hidup di masa pleistosen awal dan tengah (1 hingga 1,5 juta tahun lalu). Tinggi badan diperkirakan sekitar 168-180 sentimeter (cm) dengan berat rata-rata 80-100 kilogram (kg). Volume otak diperkirakan 775-975 cc. Bentuk tubuh dan anggota badan tegap serta bisa berjalan tegak. Memiliki alat pengunyah dan otot tengkuk yang sangat kuat. Memiliki rahang yang sangat kuat dengan bentuk geraham besar. Bentuk kening menonjol sangat tebal. Bentuk hidung tebal dan tidak memiliki dagu. Bagian belakang kepala tampak menonjol. Batang tulang lurus dengan tempat-tempat pelekatan otot yang sangat nyata. 3. Homo sapiens Homo sapiens adalah jenis manusia purba yang hampir mirip atau menyerupai manusia sekarang. Di Indonesia, jenis Homo sapiens yang ditemukan adalah jenis Soloensis dari Solo dan Wajakensis dari Wajak, Mojokerto. Fosil tengkorak Homo soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan von Konigwald dalam penelitiannya di Ngandong pada tahun 1936-1941. Ciri-ciri Homo sapiens: Volume otak antara 1.000-1.450 cc dengan otak besar dan otak kecil yang sudah berkembang, terutama di bagian kulit otak. Otot tengkuk sudah mengalami penyusutan. Tinggi badan sekitar 130-210 cm, berat badan sekitar 30-150 kg. Bisa berjalan dan berdiri tegak. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi. Alat pengunyah dan gigi mengalami penyusutan. Credits Photo: 99.co