<p style='text-align:justify'><span style='color:#000000'>Pada tahun 1910, Thomas Jennings melarikan diri dari tempat pembunuhan, tetapi dia meninggalkan petunjuk yang akan menentukan nasibnya: bekas sidik jarinya yang utuh dipagar, di luar rumah tempat dia melakukan kejahatan berhasil di keringkan. Sidik jari Jennings adalah yang pertama kali digunakan sebagai bukti dalam investigasi kriminal, dan itu menyebabkan dia dihukum karena pembunuhan pada tahun 1911.<br /> <br /> Sejak itu, sidik jari terus muncul sebagai bukti penting dalam penyelidikan forensik. Penanda identitas unik ini sangat ideal untuk tugas meredam kejahatan, sehingga seolah-olah itulah sebabnya sidik jari ada.<br /> <br /> Tapi tentu saja, ini bukan masalahnya. Yang membawa kita pada pertanyaan: Mengapa kita memiliki sidik jari, danapa tujuan secara biologisnya?</span></p> <p style='text-align:justify'><span style='color:#000000'><img alt='Mengapa Kita Memiliki Sidik Jari?' src='https://i1.wp.com/profesorku.com/wp-content/uploads/2019/12/sidik-jari.jpg?w=1140&ssl=1' style='height:268px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='color:#000000'><strong>Jari-jari dan gesekan</strong><br /> Ternyata, para ilmuwan secara historis tidak setuju pada jawaban diatas, artinya fungsi utama dari sidik jari bukan karena forensik.<br /> <br /> “Orang-orang memiliki dua pendapat tentang sidik jari: pertama sidik jari membantu meningkatkan cengkeraman, dan juga membantu meningkatkan persepsi sentuhan,” kata Roland Ennos, seorang peneliti biomekanik dan profesor tamu biologi di University of Hull di Inggris.<br /> <br /> Ennos telah menghabiskan sebagian dari karirnya menyelidiki pendapat pertama, bahwa sidik jari memberi kita pegangan. Untuk waktu yang lama, ini telah menjadi teori penuntun, bahwa sidik jari yang amat kecil dan ujung jari menciptakan gesekan antara tangan kita dan permukaan yang kita sentuh.</span></p> <p style='text-align:justify'><span style='color:#000000'>Salah satu bukti yang mendukung teori ini adalah bahwa ujung jari mungkin bekerja seperti ban karet pada mobil, yang sifatnya lentur memungkinkan mereka menyesuaikan diri dengan permukaan yang mereka lewati. Pada ban, kelenturan ini dipasangkan dengan tapak seperti palung yang menghiasi permukaannya dan ini memperbesar area permukaan ban, sehingga meningkatkan gesekan dan traksi juga. Ennos ingin menyelidiki seberapa baik ide ini bertahan dalam percobaan laboratorium</span></p>