<p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Meskipun secara teknis, pada kenyataannya, kita memang makan rumput, banyak sekali. Sekitar tiga perempat dari semua makanan yang dimakan manusia berasal dari rumput, khususnya gandum, beras, dan jagung. Tetapi bagian yang kita makan adalah bijinya, bukan batang yang berdaun hijau. Batang rumput dan tumbuhan berdaun hijau serupa merupakan bagian utama dari makanan banyak hewan umum, termasuk sapi, kambing, domba, kerbau dan kuda. Jika mereka bisa memakannya, mengapa kita tidak bisa?</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='Mengapa Manusia Tidak Bisa Makan Rumput? ' src='https://i2.wp.com/profesorku.com/wp-content/uploads/2021/03/rumput.jpg?resize=1140%2C480&ssl=1' style='height:168px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Jawabannya terletak pada salah satu perbedaan utama antara rumput dan kita. Sel-sel yang membentuk tubuh kita relatif tipis, karena hanya dilindungi oleh selaput rapuh yang terbuat dari lapisan tipis lemak. Sel-sel yang menyusun tumbuhan jauh lebih kuat, karena selain sebagai membran, mereka memiliki lapisan perlindungan ekstra: dinding sel yang terbuat dari selulosa, zat yang keras dan bertepung. Manusia tidak bisa mencerna selulosa, itulah sebabnya kita tidak bisa hidup dari rumput. Selotip, pita perekat bening yang terkenal, terbuat dari selulosa, yang akan memberi kita gambaran tentang betapa tidak termakannya selulosa.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='Mengapa Manusia Tidak Bisa Makan Rumput? ' src='https://i1.wp.com/profesorku.com/wp-content/uploads/2021/03/selulosa.jpg?resize=1140%2C706&ssl=1' style='height:248px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><span class='marker'><strong>Sifat Selulosa</strong></span></span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Selulosa adalah molekul yang sangat panjang yang dibentuk dengan menghubungkan banyak molekul gula kecil menjadi satu. Manusia dapat mencerna gula dengan cukup mudah, jadi mengapa usus kita tidak dapat mengatasi selulosa? Untuk memecah selulosa dan membaginya menjadi gula sederhana, diperlukan enzim yang disebut selulase. Sayangnya kita tidak membuat selulase.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Namun, sapi dan hewan pemakan rumput lainnya juga tidak membuat selulase, tetapi mereka memiliki banyak teman kecil yang melakukannya, bakteri yang hidup di usus mereka. Bakteri khusus ini hidup dalam hubungan simbiosis dengan hewan, yang berarti masing-masing mendapat manfaat. Bakteri mendapatkan tempat yang nyaman dan hangat untuk hidup dan pasokan rumput yang terus menerus untuk dimakan, dan sebagai imbalannya hewan tersebut memanfaatkan enzim yang hanya dapat diproduksi oleh bakteri.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bakteri mulai bekerja pada selulosa yang keras di rumput, memecahnya dan memberi makan beberapa gula, tetapi ada cukup yang tersisa untuk membuat inang hewan senang. Meski begitu, hewan pemakan rumput harus bekerja keras untuk membantu kawan bakteri mereka, mereka harus banyak mengunyah rumput, dan banyak dari mereka memiliki beberapa perut sehingga mereka dapat mengunyah, mencerna, dan kemudian memuntahkan dan mengunyah lebih banyak. Hewan lain, seperti kelinci, menggunakan trik seperti makan kotorannya sendiri.</span></span></span></p>