<p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Jika suatu reaksi hanya melibatkan satu reaktan, hokum laju dapat dengan mudah ditentukan dengan mengukur laju awal reaksii sebagai fungsi konsentrasi reaktan. </span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Contohnya, jika laju menjadi dua kali lipat bila konsentrasi reaktan dilipatduakan, maka reaksinya adalah orde pertama terhadap reaktan tersebut. Jika laju menjadi empat kali lipat bila konsentrasi dilipatduakan , makan reaksinya adalah orde kedua terhadap reaktan.</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><strong>Nonton Video Kita : <a href='https://youtu.be/BgR0Xb3-ogU'>Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi</a></strong></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Jika reaksi yang melibatkan lebih dari satu reaktan,kita dapat menentukan hukum laju dengan mengukur ketergatungan laju reaksi terhadap konsentrasi masing-masing reaktan, satu per satu. Kita buat semua konsentrasi sama kecuali satu reaktan dan kita catat laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi reaktan tersebut.</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Setiap perubahan laju seharusnya disebabkan hanya oleh perubahan pada zat tersebut. Jadi, ketergantungan yang teramati ini kita mengetahui orde terhadap reaktan tersebut. Prosedur yang sama juga berlaku untuk reaktan berikutnya, dan seterusnya. Cara ini dikenal sebagai metode laju awal atau metode isolasi.</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Contoh soal metode laju awal</strong></span></span></p> <p style='text-align:center'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>reaksi molekuler<br /> 2NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g)</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Reaksi nitrogen oksida dengan hydrogen pada 1280<sup>o</sup>C ialah:</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>2NOg) + 2H<sub>2</sub>(g) → N<sub>2</sub>(g) + 2H<sub>2</sub>O(g)</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Dari data yang dikumpulkan pada suhu tersebut, tentukan hukum laju dan hitunglah konstantanya!</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Penyelesaian:</strong></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Kita anggap bahwa hukum laju memiliki bentuk (karena laju reaksi dipengaruhi oleh pereaksi / reaktan)</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Laju = k [NO]<sup>x</sup> [H<sub>2</sub>]<sup>y</sup></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Percobaan 1 dan 2 menunjukan bahwa, bilakita lipatduakan konsentrasi NO pada konsentrasi H<sub>2</sub> yang tetap , lajunya menjadi empat kali lipat. Jadi, reaksinya adalah orde kedua terhadap NO. Atau secara matematisnya:</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Percobaan 2 dan 3 menyatakan bahwa melipatgandakan [H<sub>2</sub>] pada [NO] yang tetap akan melipatgandakan laju; maka reaksinya adalah orde pertama dalam H<sub>2</sub>. Atau secara matematisnya:</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Maka hukum lajunya adalah</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Laju = k [NO]<sup>2</sup> [H<sub>2</sub>]</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Yang menunjukan bahwa orde keseluruhan adalah (1+2) atau orde ketiga. Konstanta laju k dapat dihitung menggunakan data dari salah satu (yang mana saja) percobaan. Ok deh coba kita masukkan ke percobaan 2 ya.</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>V<sub>2</sub> = k<sub>2</sub></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>5 x 10<sup>-5</sup> = k (10 x 10<sup>-3</sup>) (2 x 10<sup>-3</sup>)</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>k = 2,5 x 10<sup>2</sup> /M<sup>2</sup>.detik</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Contoh soal metode laju awal di atas menggungkapkan hal penting mengenai hukum laju: Tidak ada hubungan antara pangkat x dengan koefisien stoikiometri dari persamaan kimia yang sudah setara. Kita lihat bahwa koefisien stoikiometri untuk H<sub>2</sub> adalah 2 tetapi orde reaksi terhadap H<sub>2</sub> adalah orde pertama.Coin perhatikan penguraian termal N<sub>2</sub>O<sub>5</sub>:</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>2N<sub>2</sub>O<sub>5</sub>(g) → 4NO<sub>2</sub>(g) + O<sub>2</sub>(g)</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Hukum lajunya adalah</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Laju = k [N<sub>2</sub>O<sub>5</sub>]</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Dan bukan laju = k[N<sub>2</sub>O<sub>5</sub>]<sup>2</sup>, sebagaimana kita duga dari persamaan reaksi yang setara. Umumnya, orde reaksi harus ditentukan lewat percobaan dan tidak dapat ditentukan dari persamaan reaksi setara keseluruhannya.</span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Demikian pembahasan mengenai hukum laju awal. Semoga bermanfaat…..</span></span></p>