Berbagai macam jenis diet melalui teknik periklanannya menjanjikan penurunan berat badan secara efektif. Alhasil, produk mereka cepat menarik perhatian dan perbincangan publik. Meski nyatanya, efektivitas produk-produk yang dijual tersebut membutuhkan syarat dan ketentuan tertentu dari diri seorang konsumen. Jenis-jenis Diet yang Populer Sebut saja diet mayo, diet tinggi protein, dan diet shake. Ketiga diet ini sempat menjadi perbincangan hangat dan dianggap mampu memberikan penurunan berat badan dengan lebih cepat dibandingkan teknik-teknik diet lain. Namun, tahukah Anda mengenai dampak dari penurunan berat badan terlalu cepat seperti yang ditawarkan ketiga macam diet ini? Diet mayo Diet mayo yang sebenarnya merupakan diet penurunan berat badan yang difokuskan kepada pengubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Namun sayangnya, ada pemahaman dan penerapan diet mayo yang keliru. Pemahaman keliru mengenai diet mayo ini erat dikaitkan dengan diet grapefruit atau diet mayo palsu. Secara khusus, diet mayo menganjurkan seseorang untuk mengonsumsi rendah karbohidrat tetapi tinggi lemak dengan menyisipkan grapefruit sebagai salah satu menu utama di dalamnya. Diet grapefruit yang mengandalkan enzim pembakar lemak menjanjikan penurunan berat badan yang mencapai 5 kg dalam waktu 12 hari. Konsumsi rendah kalori yang mengutamakan buah yang bernutrisi tinggi seperti grapefruit memang merupakan pilihan yang baik untuk menurunkan berat badan. Namun sayangnya, penurunan berat badan yang drastis karena menjalani diet mayo palsu ini kurang direkomendasikan karena bukan hanya kehilangan lemak, tapi tubuh dapat kehilangan cairan dan massa otot. Ditambah lagi bahwa kemampuan enzim pembakar lemak yang masih belum didukung oleh penelitian klinis menjadikan diet ini masuk ke dalam kategori tidak disarankan. Diet tinggi protein Sesuai dengan nama program ini, pelaku diet dianjurkan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang tinggi kandungan protein akan tetapi di waktu yang sama membatasi konsumsi karbohidrat dari biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan juga sereal. Gagasan yang ingin disampaikan adalah meminimalkan asupan karbohidrat sehingga menjadikan proses penurunan berat badan terjadi lebih cepat. Asupan karbohidrat yang minim ini membuat tubuh membakar lemak lebih banyak sebagai reaksi alami tubuh dalam menghasilkan energi. Diet tinggi protein sendiri pada umumnya tidak berbahaya untuk jangka pendek. Akan tetapi, bukan berarti diet ini bebas dari risiko sama sekali. Beberapa masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah: Terlalu membatasi asupan karbohidrat seperti buah-buahan dan sayur sayuran dapat membuat tubuh kekurangan nutrisi dan serat. Jika ini terjadi, dapat muncul permasalahan kesehatan bau mulut, sakit kepala, dan konstipasi. Konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, seperti daging merah dan produk-produk berbahan susu berlemak, dapat menyebabkan kolesterol tinggi dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Diet tinggi protein berisiko menjadikan urine mengandung kalsium. Sebagian ahli pun percaya, kondisi ini dapat menyebabkan osteoporosis dan batu ginjal. Walau demikian, para ahli masih meneliti tentang kedua efek tersebut pada tubuh. Dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan diet ini. Dokter juga dapat membantu membuat rencana diet yang tetap mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh. Terutama bagi penderita penyakit ginjal, diet tinggi protein sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu fungsi ginjal. Diet Shake Sebagai alternatif, cobalah susu diet (diet shake) yang rendah kalori sebagian bagian dari skema diet Anda. Sebuah penelitian yang dilakukan di tahun 2010 menunjukkan bahwa diet shake yang mengandung nutrisi makro esensial bagi tubuh berhasil menurunkan berat badan pada 93 persen partisipan yang mengalami obesitas. Tidak hanya itu, diet shake juga dapat mengubah komposisi tubuh termasuk perbaikan pada komponen radang dan stres oksidatif yang merupakan faktor kunci pemicu penyakit kronik. Diet shake juga dapat diandalkan ketika Anda tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja dan menyiapkan makanan sehat. Seorang ahli menyatakan bahwa diet shake dapat menjadi alternatif pilihan ketika Anda kerap kali melewatkan waktu sarapan yang penting untuk mengontrol berat badan dalam waktu jangka panjang. Lalu Seperti Apa Diet Sehat yang Dianjurkan? Hasil cepat dalam menurunkan berat badan seperti yang ditawarkan oleh beberapa jenis diet cenderung tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Bahkan, jika tidak diimbangi dengan gaya hidup yang sehat dan dijalani secara konstan, penurunan berat badan ini hanya akan bersifat sementara. Karena itulah, dianjurkan untuk menurunkan berat badan secara bertahap. Penurunan berat badan sekitar 0,5 kg hingga 1 kg seminggu dinilai sebagai tingkatan yang aman. Pasalnya, penurunan berat badan secara bertahap juga akan membuat Anda menjadi lebih mudah untuk mengontrolnya. Mulailah dengan mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan sebagai menu pengganti makanan berkalori. Kelompok makanan ini dapat menekan rasa lapar berkat kandungan serat di dalamnya. Ada kalanya Anda tidak memiliki waktu cukup untuk menyiapkan makanan sehat. Dalam saat seperti ini, Anda bisa memilih menu pengganti makanan sehat. Pilih yang memiliki gizi seimbang yang diperlukan, mampu menghilangkan lapar dan tidak mengganggu usaha diet Anda. Jangan lupa, periksa juga apakah menu pengganti makanan sehat yang Anda pilih telah lulus uji insitutsi resmi dalam hal keamanan. Meski begitu, mengurangi asupan kalori saja belum cukup. Anda juga harus membiasakan diri untuk lebih banyak bergerak agar penurunan berat badan dapat menjadi lebih maksimal. Misalnya, daripada menggunakan lift, lebih sehat untuk berjalan kaki melalui tangga.