Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia tidak akan bisa lepas dari interaksi dengan sesama. Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial antara dua individu atau lebih, di mana perilaku individu yang satu mempengaruhi, memperbaiki atau mengubah perilaku individu yang lainnya. Contoh dari interaksi sosial yang ada di kehidupan sehari-hari yaitu misalnya adanya interaksi antara penjual dan pembeli yang tengah melakukan tawar-menawar barang dagangan di Pasar. Kemudian ada juga proses musyawarah mufakat dalam pemilihan ketua RT atau RW dan masih banyak lagi yang lainnya. Baca juga: Pengertian dan Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Dalam pelaksanaannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial, yaitu diantaranya faktor imitasi, sugesti, simpati, empati, identifikasi dan motivasi. Untuk penjelasan lengkapnya, simak pembahasan berikut ini. 1. Imitasi Imitasi merupakan peniruan dari tindakan orang lain, seperti meniru sikap atau tingkah laku maupun pada penampilan seseorang secara fisik. Imitasi terbagi menjadi dua, yakni positif dan negatif. Contoh: Imitasi positif, misalnya, seorang mahasiswa menirukan sikap dan tindakan dosen yang disiplin dengan selalu datang tepat waktu dan juga sopan. Sedangkan imitasi negatif, misalnya, seorang pelajar menirukan kebiasaan idolanya seperti menggunakan obat-obatan terlarang. 2. Identifikasi Identifikasi merupakan perilaku menjadikan diri sama atau serupa dengan pihak lain yang ditiru. Identifikasi merupakan tindak lanjut dari proses imitasi, namun imitasi masih dalam batas tertentu. Berbeda dengan imitasi, pada identifikasi ini tidak hanya menirukan penampilan secara fisik. Namun, ia juga mengenali dirinya sebagai apa yang ia sukai. Apa yang idol suka, dirinya juga akan menyukai hal itu. Contoh: Penggemar K-Pop yang sangat mengidolakan artis idolanya, maka ia akan bertindak layaknya seperti idol mereka. Baca juga: Faktor apa saja yang menjadi Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial? 3. Sugesti Sugesti merupakan pengaruh kepada pihak lain untuk mengikuti dan melaksanakan apa yang diinginkan karena rasa percaya. Pemberi sugesti biasanya kalangan yang berpengaruh, dipercaya, dan berwibawa, entah karena jabatan, kepintaran, dan kemampuan lainnya. Contoh: Melalui ucapan dan pidatonya pada Hari Kemerdekaan, Soekarno mampu membangkitkan kembali semangat perjuangan bangsa. 4. Simpati Simpati merupakan proses di mana seseorang tertarik dengan orang lain, sehingga ia mampu memahami pihak lain. Contoh: Di era digital saat ini, media sosial adalah wadah untuk menyalurkan rasa simpati meski tidak kenal secara personal seperti ikut membagikan postingan tentang korban yang terkena musibah. 5. Empati Empati dan simpati bisa dikatakan memiliki arti yang mirip. Namun, empati merupakan perasaan yang mendalam terhadap apa yang orang lain rasakan. Contoh: Seluruh dunia ikut merasakan duka mendalam saat terjadinya musibah tsunami di Aceh tahun 2004 silam. Mereka tidak hanya mengirimkan rasa duka dan kehilangan, namun juga turut datang dan membantu para korban. 6. Motivasi Seperti halnya dengan simpati dan empati, sugesti dan motivasi juga memiliki arti yang hampir sama. Meski keduanya sama-sama memberikan pengaruh, namun motivasi lebih kepada pikiran yang rasional. Motivasi adalah dorongan kepada pihak lain baik individu maupun kelompok untuk menuruti atau melaksanakan apa yang diinginkan dengan sadar dan penuh rasa tanggung jawab. Pihak yang memberi motivasi dinamakan motivator. Misalnya seorang manager yang menggerakan para karyawannya untuk mencapai target jual tahun ini atau penonton yang menyemangati kesebelasan favoritnya untuk memenangkan pertandingan.