Adaptasi merupakan cara suatu organisme untuk mengatasi tekanan dari lingkungan disekitarnya dalam mempertahankan hidup. Organisme yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya maka bisa memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari musuh alaminya, melakukan reproduksi dan merespon berubahnya yang terjadi disekitarnya. Satu dari beberapa jenis adaptasi adalah adaptasi morfologi. Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup dengan ditandai adanya bentuk tertentu dari bagian tubuhnya, agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Lingkungan hidup yang berbeda menyebabkan adaptasi morfologi yang berbeda pula. Berikut ini adalah adaptasi morfologi pada hewan beserta contoh-contohnya. A. Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan 1. Adaptasi Morfologi pada Kaki Burung Burung memiliki bentuk kaki berbeda-beda sesuai dengan lingkungan tempat hidup dan jenis mangsa yang dimakan. Adaptasi morfologi pada kaki burung antara lain: Bebek: Bentuk kaki bebek mempunyai selaput renang di antara jari kakinya. Berfungsi untuk berjalan di lumpur atau membantu saat berenang. Burung Pipit: Bentuk kaki burung pipit mempunyai jari-jari panjang dan terletak dalam bidang datar. Berfungsi untuk hinggap di ranting pohon. Ayam: Bentuk kaki ayam panjang dan tegak. Berfungsi untuk berjalan di darat dan mengais makanan di tanah. Elang: Bentuk kaki burung elang pendek dan bercakar tajam. Berfungsi untuk mencengkeram mangsa. Kakatua dan Pelatuk: Bentuk kaki burung Kakaktua dan Pelatuk mempunyai dua buah jari mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang. Berfungsi untuk memanjat. 2. Adaptasi Morfologi pada Bentuk Paruh Burung memiliki bentuk paruh berbeda-beda sesuai dengan jenis makanan atau mangsa yang dimakan. Adaptasi morfologi pada paruh burung antara lain: Itik: Bentuk paruh itik seperti sudut dan pangkal bergerigi. Berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur. Jenis makanan itik adalah ikan dan cacing. Elang: Bentuk paruh elang tajam, kuat, runcing, dan agak bengkok. Berfungsi untuk mengoyak makanan berupa daging. Jenis makanan elang adalah ular, ayam, dan kelinci. Burung Pipit: Bentuk paruh burung pipit pendek, tebal, dan runcing. Berfungsi untuk memecah biji-bijian seperti padi. Burung Pelatuk: Bentuk paruh burung Pelatuk runcing dan agak panjang. Berfungsi untuk memahat kayu pohon dan menangkap makanannya yaitu serangga. Burung Pelikan: Bentuk paruh burung Pelikan panjang dan berkantong besar pada bagian bawah. Berfungsi untuk menyimpan makanannya yaitu ikan. Ayam:Bentuk paruh ayam pendek, tebal, dan runcing. Berfungsi untuk mematuk makanan seperti biji-bijian dan cacing. 3. Adaptasi Morfologi pada Serangga Adaptasi morfologi pada serangga dapat dilihat dari bentuk mulut yang berbeda-beda sesuai dengan jenis makanannya. Adaptasi morfologi pada mulut serangga antara lain: Kupu-Kupu: Bentuk mulut kupu-kupu berupa alat pengisap. Berfungsi untuk mengisap sari madu (nektar) pada bunga. Nyamuk: Bentuk mulut nyamuk berupa tabung panjang dan runcing sebagai alat penusuk dan pengisap. Berfungsi untuk mengisap makanan berupa darah manusia atau hewan dari kulit mangsa. Jangkrik: Bentuk mulut jangkrik mempunyai gigi-gigi kecil. Berfungsi untuk menggigit dan mengunyah makanan yang berupa daun. Lalat Rumah: Lalat rumah mempunyai mulut berupa alat penyerap yang mirip spons (gabus). Berfungsi untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan. 4. Adaptasi Morfologi pada Unta Lingkungan tempat tinggal unta adalah di gurun pasir yang panas dan gersang. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan keadaaan alam di gurun pasir. Tubuh unta mampu bertahan meski tidak makan dan tidak minum beberapa hari. Adaptasi morfologi pada hewan unta memungkinkan unta mampu bertahan tanpa makan dan minum beberapa hari. Adaptasi morfologi pada unta adalah: Punuk Unta: Punuk unta banyak mengandung lemak sebagai cadangan makanan dalam tubuh. Lemak di punuk unta digunakan saat tidak ada makanan di sekitarnya. Lambung Unta: Lampung unta mampu menyimpan air dalam jumlah banyak. Air disimpan dalam bentuk cairan tubuh yang dikeluarkan sedikit demi sedikit ke sistem pencernaan. Sehingga unta bisa tahan tidak minum berhari-hari. B. Contoh Adaptasi Morfologi Pada Manusia Dibawah ini adalah beberapa contoh adaptasi morfologi yang terjadi pada manusia, antara lain: Apabila suhu udara panas, maka tubuh akan banyak mengeluarkan keringat. Apabila suhu udara rendah, maka rambut-rambut halus yang ada di kulit manusia akan berdiri. Apabila sudah lanjut usia, rambut manusia akan beruban. C. Contoh Adaptasi Morfologi Pada Tumbuhan Contoh adaptasi morfologi yang terjadi pada tumbuhan, antara lain sebagai berikut: Tumbuhan seringkali tumbuh ditempat yang berbeda-beda, ada yang ditempat kering, berair dan lembab. Oleh sebab itu, tumbuhan akan melakukan adaptasi yang berbeda sesuai dengan tempat hidupnya. Tumbuhan paku atau lumut yang tumbuh dan hidup di daerah yang lembab. Karena hidup di daerah lembab maka tumbuhan paku dan lumut disebut dengan tumbuhan Higrofit. Kaktus dengan bentuk daunnya yang berduri karena tumbuh dan hidup pada daerah kering. Kaktus mempunyai akar yang panjang dimanfaatkan untuk mencari air didalam tanah. Kaktus disebut tumbuhan Xerofit karena hidup dan tumbuh pada daerah kering dan tandus. Bunga teratai yang tumbuh dan hidup di air, melakukan adaptasi dengan cara daunnya yang tipis dan lebar menjadikan dapat mengapung di air. Tumbuhan eceng gondok dapat hidup di air, beradaptasi dengan cara mempunyai akar banyak yang berfungsi supaya tidak terbalik ketika berada di air. Bunga teratai dan eceng gondok disebut dengan tumbuhan Hidrofit karena hidup di air. Demikianlah telah dijelaskan tentang Adaptasi Morfologi (Hewan, Manusia, Tumbuhan) Beserta Contohnya, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih