<p style='text-align: justify;'><a href='https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/07/parestesia-kesemutan-doktersehat.jpg'><span style='color:#000000'><img alt='parestesia-kesemutan-doktersehat' src='https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/07/parestesia-kesemutan-doktersehat-696x465.jpg' style='height:267px; width:400px' title='parestesia-kesemutan-doktersehat' /></span></a></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Setiap orang pasti pernah mengalami parastesia atau biasa kita kenal dengan istilah ‘kesemutan’. Kondisi ini lazimnya terjadi di area tangan dan kaki, dan kerap disertai rasa nyeri. Parestesia atau kesemutan dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor, dari yang sifatnya ringan hingga serius sekalipun. Lantas, apa penyebab parestesia? Apa ciri dan gejala parestesia? Bagaimana cara mengobati parestesia?</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Apa Itu Parestesia?</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Parestesia adalah kondisi di mana tubuh, tepatnya di area tangan dan kaki, mengalami sensasi panas, seperti tertusuk jarum, dan mati rasa atau kebas. Parestesia (kesemutan) umumnya muncul secara tiba-tiba, dengan atau tanpa disertai rasa nyeri. Parestesia ada yang sifatnya sementara (temporer), dan kronis.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Parestesia sementara (temporer) adalah kondisi kesemutan yang paling umum dialami oleh semua orang. Seperti namanya, parestesia ini hanya terjadi selama beberapa saat dan akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu dilakukan penanganan khusus. Hal ini berbeda dengan parestesia kronis, di mana parestesia ini merupakan pertanda dari suatu penyakit sehingga diperlukan penanganan medis guna menyembuhkannya.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Penyebab Parestesia</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Secara garis besar, adanya gangguan atau trauma pada jaringan saraf tubuh menjadi penyebab parestesia. Pada parestesia atau ‘kesemutan’ temporer, hal ini disebabkan oleh adanya tekanan pada saraf, atau sirkulasi darah yang terhambat. Duduk bersila atau tidur dengan kepala bertumpu pada satu tangan adalah contoh kasus yang menjadi penyebab parestesia.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sementara itu, penyebab parestesia kronis bisa karena adanya gangguan saraf yang cukup serius dan membutuhkan penanganan medis khusus guna menngobatinya. Gangguan saraf tersebut lantas diklasifikasikan sebagai berikut:</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>1. Neuropati</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Neuropati adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada sistem saraf. Hal ini utamanya terjadi pada mereka yang menderita gula darah tinggi (hiperglikemia). Munculnya parestesia atau ‘kesemutan’ kronis adalah salah satu gejala dari neuropati, selain gejala-gejala lainnya seperti kelumpuhan (paralisis).</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>2. Radikulopati</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Selain neuropati, penyebab parestesia kronis lainnya adalah radikulopati.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Radikulopati adalah kondisi di mana sistem saraf mengalami tekanan, peradangan (inflamasi), dan iritasi. Kondisi ini rentan dialami oleh mereka yang menderita:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penyempitan saluran saraf tulang belakang</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Hernia nuklous pulposus atau ‘saraf terjepit’</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Benjolan pada saraf tulang belakang</span></li> </ul> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sementara itu, radikulopati yang terjadi pada area leher (servikal) menjadi penyebab parestesia yang menyerang area leher itu sendiri, pun lengan bagian atas. Sedangkan radikulopati yang menyerang area pinggang (lumbal) berimbas pada terjadinya kesemutan dia area paha hingga kaki. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka yang terjadi adalah melemahnya kaki akibat penekanan yang terjadi pada saraf skiatik.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Selain 2 (dua) penyebab utama parestesia kronis di atas, faktor-faktor lainnya yang menjadi penyebab parestesia adalah:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Cedera saraf</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Stroke</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><em>Multiple sclerosis</em></span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><em>Rheumatoid arthritis</em></span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><em>Carpal tunnel syndrome</em></span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Gangguan autoimun</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Diabetes</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Gangguan hati (liver)</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Gangguan ginjal</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Hipotiroidisme</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kelainan sumsum tulang belakang</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tumor otak</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penyakit lyme</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>HIV</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kekurangan vitamin B1, B6, B12, E</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kelebihan vitamin D</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kemoterapi</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Konsumsi alkohol</span></li> </ul> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Ciri dan Gejala Parestesia</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Parestesia atau ‘kesemutan’ ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala. Adapun ciri dan gejala parestesia meliputi:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Mati rasa atau kebas</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sensasi seperti tertusuk-tusuk jarum</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sensasi terbakar</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bagian tubuh yang kesemutan terasa kaku</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tubuh terasa lemah</span></li> </ul> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri atau gejala parestesia di atas terjadi pada area tubuh yang mengalaminya, dalam hal ini seperti tangan dan kaki. Pada parestesia temporer, gejala-gejala tersebut akan hialng dengan sendirinya setelah beberapa saat. Lain halnya dengan parestesia kronis, di mana kesemutan bisa berlangsung lama dan sering sehingga memerlukan penanganan medis.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Diagnosis Parestesia</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Apabila parestesia berlangsung cukup lama dan sering, maka sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter guna memastikan apa penyebab parestesia tersebut. Dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan diagnosis yang terdiri dari:</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>1. Anamnesis</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien berkaitan dengan keluhan yang dialami:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Punya riwayat penyakit?</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Aktivitas apa yang dilakukan sehari-hari?</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah ini?</span></li> </ul> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>2. Pemeriksaan Fisik</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien, terutama pada organ bagian dalam yang berkaitan dengan kondisi parestesia tersebut.</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>3. Pemeriksaan Penunjang</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Guna memastikan diagnosis penyebab parestesia, dokter akan melaksanakan prosedur pemeriksaan penunjang, yang meliputi:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Pemeriksaan neurologis</strong>, yakni memeriksa sistem saraf perfier secara menyeluruh guna mengidentifikasi bagian saraf yang mengalami gangguan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>CT Scan atau MRI</strong>, bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada leher dan tulang belakang</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Tes darah</strong>, meliputi pengambilan sampel darah dan cairan serebrospinal</span></li> </ul> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Pengobatan Parestesia</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Cara mengobati parestesia tentu harus disesuaikan dengan penyebab parestesia itu sendiri. Apabila parestesia merupakan gejala dari suatu penyakit saraf, maka mengobati penyakit tersebut adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan kesemutan yang diderita.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sayangnya, pada kasus parestesia kronis, kesemutan tidak serta merta hilang begitu saja, bahkan ada kemungkinan kondisi ini kembali muncul di kemudian hari. Pasalnya, saraf yang telah rusak tidak dapat diperbaiki seutuhnya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Namun jangan berkecil hati. Setidaknya ada cara yang bisa dilakukan guna meredakan gejala parestesia agar tidak mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan seperti:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Antidepresan trisiklik</strong>, berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri yang mungkin ditimbulkan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Kortikosteroid</strong>, berfungsi untuk mengatasi peradangan (inflamasi) dan nyeri</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Fenitoin, gabapentin, pregabalim</strong>, berfungsi sebagai anti-kejang</span></li> </ul> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwasanya obat-obatan tersebut memiliki sejumlah efek samping, yaitu:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Rasa kantuk</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Mulut kering</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Infeksi sendi</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Nyeri</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kerusakan urat saraf</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Mual</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pusing</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Gangguan seksual</span></li> </ul> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter terkait sebelum menggunakan obat parestesia di atas. Selain itu, pengobatan parestesia juga bisa dengan melakukan operasi bedah untuk menghilangkan kompresi urat saraf.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Pencegahan Parestesia</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pada kasus parestesia sementara (temporer), cara mencegah agar kondisi yang sangat mengganggu ini tidak menimpa Anda adalah dengan:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menghindari posisi tubuh yang memicu saraf tertekan, seperti duduk bersila terlalu lama atau tidur dengan kepala bertumpu pada tangan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menghindari gerakan tubuh berulang</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Selingi aktivitas duduk atau tidur dengan bangun dan melakukan gerakan ringan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penuhi asupan nutrisi dan vitamin yang baik untuk saraf</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Istirahat yang cukup</span></li> </ul> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Itu dia informasi mengenai parestesia (kesemutan) yang penting sekali untuk Anda ketahui, mengingat kondisi ini sudah pasti dialami. Semoga bermanfaat!</span></p>