<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Apakah Anda tertarik dengan teknik budidaya di udara atau yang juga dikenal sebagai <strong>aeroponik</strong>? Teknik ini sudah cukup lama dikenal di kalangan pembudidaya sayuran modern. Berikut ini beberapa fakta menarik mengenai aeroponik ini.</span></p> <p style='text-align: justify;'><a href='https://www.pertanianku.com/wp-content/uploads/2019/11/4-Fakta-Menarik-Teknik-Aeroponik-Budidaya-Tanpa-Tanah-Hasil-Berlimpah.jpg'><span style='color:#000000'><img alt='aeroponik' src='https://www.pertanianku.com/wp-content/uploads/2019/11/4-Fakta-Menarik-Teknik-Aeroponik-Budidaya-Tanpa-Tanah-Hasil-Berlimpah.jpg' style='height:267px; width:400px' /></span></a></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Nutrisi disemprotkan</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Aeroponik tidak dilakukan pada lahan atau media tanam khusus. Tanaman yang dibudidayakan dibiarkan menggantung di udara. Oleh karena itu, tanaman-tanaman ini sangat membutuhkan nutrisi khusus yang menunjang pertumbuhannya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Nutrisi ini didapatkan dari penyemprotan pada bagian akar tanaman. Akar tanaman ini disemprot nutrisi yang berbentuk kabut sehingga dapat diserap dengan lebih efektif. Cara ini hampir sama dengan teknik hidroponik. Hanya saja, hidroponik memungkinkan akar tanaman terendam terus-menerus oleh nutrisi yang sama.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Sprinkle si pemberi nutrisi</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Agar tetap tumbuh dengan baik, penyemprotan nutrisi ini harus terus dilakukan. Tujuannya adalah menurunkan suhu tanaman supaya tanaman tidak layu. Alat yang digunakan untuk mengatur waktu penyemprotan ini diberi nama <em>sprinkle. </em>Agar tidak layu, tanaman tidak boleh berhenti disemprot lebih dari 15 menit.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Tanaman dan penyemaian</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tanaman yang banyak digunakan dalam budidaya teknik ini adalah jenis sayuran daun dan sayuran umbi. Contoh sayuran daun aeroponik adalah bayam, kangkung, sawi, dan selada. Sayuran umbi antara lain kentang dan ketela pohon.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Benih yang digunakan tidak langsung ditanam dengan metode ini. Penyemaian dilakukan di atas <em>rockwool</em> terlebih dahulu dalam <em>tray</em> pembibitan. Jika bibit sudah tumbuh menjadi benih, tanaman siap digantung dan dibudidayakan dengan teknik aeroponik.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Keuntungan melimpah</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Hasil panen tanaman aeroponik lebih unggul daripada tanaman yang ditanam dengan teknik lain seperti hidroponik atau konvensional. Dilihat dari segi kuantitas, berat selada yang ditanam dengan teknik ini bisa mencapai 20 ton per hektare. Jumlah ini merupakan dua kali lipat hasil pertanian konvensional yang hanya 10 ton per hektare.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sementara itu, dari segi kualitas, tanaman aeroponik juga lebih unggul. Kadar oksigen yang tinggi membuat akar tanaman lebih optimal dalam menghasilkan energi. Selain itu, tanaman aeroponik juga lebih higienis, segar, renyah, beraroma lebih harum, dan rasanya lebih lezat.</span></p>