Candi ~ Sebelum unsur-unsur Hindu-Buddha masuk, masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi membuat bangunan dari batu pada masa Megalitikum. Mereka telah pandai membangun menhir, sarkofagus, peti (kuburan) kubur, patung sederhana, dan benda-benda dari batu lainnya. Setelah berkenalan dengan seni arsitektur Hindu-Buddha, mereka kemudian mengadopsi teknologinya. Jadilah candi, stupa, keraton, makara yang memiliki seni hias (relief) dan arsitekturnya yang lebih beraneka. A. Pengertian dan Karakteristik Candi Candi berasal dari frase candika graha yang berarti kediaman Betari Durga. Durga ini disembah terutama oleh umat Buddha. Dalam dunia pewayangan di Indonesia, Durga merupakan istri Dewa Siwa yang dikutuk dari berwajah cantik menjadi raksasa. Yang pertama mendirikan candi di India diduga adalah umat Buddhis. Ini terlihat dari temuan candi tertua di sana yang dibangun pada abad ke-3 SM. Pada perkembangan berikutnya, candi pun didirikan oleh umat Hindu. Candi sebagai tempat makam hanya terdapat dalam agama Hindu. Sedangkan, candi-candi dalam agama Buddha sebagai tempat pemujaan. Di dalamnya tidak terdapat peti pripih dan arcanya bukan perwujudan seorang raja. Abu jenazah dari para biksu yang terkemuka, ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa. Pada umumnya bangunan candi terdiri atas tiga bagian (triloka), yakni kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Pembagian itu melambangkan pembagian alam semesta. Kaki candi melambangkan alam bawah (bhurloka), ialah dunia manusia yang masih berkaitan dengan hal-hal duniawi. Kaki candi bentuknya bujur sangkar, di tengah-tengahnya ditanam pripih. Tubuh candi melambangkan alam antara (bhurwarloka), ialah dunia manusia yang sudah tidak berkaitan dengan hal-hal duniawi. Tubuh candi terdiri atas bilik yang berisi arca perwujudan. Dinding luar sisi bilik diberi relung (ceruk) yang berisi arca. Atap candi melambangkan dunia atas (swargaloka), yaitu dunia para dewa, dunia di mana para dewa bersemayam. Atap candi terdiri atas tiga tingkat, makin ke atas makin kecil dan di puncaknya terdapat lingga atau stupa. Bagian dalam atap (bilik) ada sebuah rongga kecil yang dasarnya berupa batu persegi empat dengan gambar teratai, melambangkan takhta dewa. Pada upacara pemujaan, jasad dari dalam pripih dinaikkan rohnya dari rongga atau diturunkan ke arca perwujudan sehingga hiduplah arca tersebut yang merupakan perwujudan raja sebagai dewa (pemujaan terhadap roh nenek moyang dalam Candi Hindu). Pengertian, Karakteristik, & Pengelompokan Candi di Indonesia B. Pengelompokan Candi Jawa adalah tempat yang paling banyak terdapat candi, disusul oleh Sumatera. Ini menandakan bahwa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha berlangsung lebih pesat di Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pusat-pusat pemerintahan pada masanya. Berdasarkan arsitektur dan tempat dibangunnya, candi-candi di Indonesia dapat dibagi atas: candi yang terletak di Jawa Tengah (bagian selatan dan utara), Jawa Timur, dan lain-lainnya seperti di Sumatera, Bali, dan Jawa Barat. 1. Candi-candi di Jawa Tengah Bentuk candi-candi di Jawa Tengah di bagian selatan berbeda dengan yang ada di bagian utara. Namun demikian, secara umum candi-candi yang ada di kedua wilayah tersebut memiliki kesamaan, yaitu: Bentuk bangunan tampak lebih gemuk, terbuat dari batu andesit. Atapnya berbentuk undak-undakan dan puncaknya berbentuk stupa atau ratna. Pada pintu dan relung terdapat hiasan bermotif makara. Reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya bercorak naturalis (dua dimensi). Letak candi utama terletak di tengah-tengah halaman komplek candi muka candi menghadap ke arah timur. Candi-candi di Jawa Tengah Bagian Selatan Candi-candi Jawa Tengah bagian selatan menggambarkan susunan masyarakat yang feodalistik dengan raja sebagai pusat dunia. Candi-candi yang ukurannya lebih kecil mengitari candi utama yang lebih besar. Candi-candi tersebut adalah: Komplek Candi Roro Jonggrang (Prambanan) Candi Kalasan Candi Borobudur Candi Mendut Candi Pawon Komplek Candi Sewu Komplek Candi Plaosan Candi Sukuh Candi Sajiwan Candi Lumbung Candi Sari Candi-candi di Jawa Tengah Bagian Utara Corak candi Jawa Tengah bagian utara mengambarkan susunan masyarakat demokratis. Kedemokratisan ini terlihat dari tak ada candi yang mencolok melebihi candi lainnya. Candi-candi bercorak Jawa Tengah bagian utara antara lain: Komplek Candi Dieng Komplek Candi Gedong Songo Candi Canggal 2. Candi-candi di Jawa Timur Corak candi di Jawa Timur menggambarkan susunan masyarakat federal, di mana raja berdiri di belakang mempersatukan wilayahwilayah di bawahnya. Dalam corak ini, candi utama ada di latar belakang bangunan-bangunan candi yang lebih kecil. Secara garis besar, ciri-ciri candi yang terdapat di Jawa Timur adalah: Bentuk bangunan ramping. Atapnya bertingkat-tingkat dan puncaknya berbentuk kubus. Makara (patung atau relief yang berwujud binatang “campuran”) tidak ada dan pintu relung hanya ada ambangnya saja yang diberi kepala Batara Kala. Reliefnya timbul sedikit dan bersifat simbolis, menyerupai karakter wayang kulit (satu dimensi). Candi (utama) terletak di bagian belakang komplek. Kebanyakan menghadap ke arah barat dan terbuat dari bata. Berikut ini nama-nama candi yang terletak di Jawa Timur. Candi Badut Candi Kidal Candi Jago Candi Jawi (Jajawa) Candi Singasari Komplek Candi Panataran Candi Rimbi Candi Bajang Ratu Candi Sumber Awan 3. Candi-candi di Jawa Barat Di Jawa Barat ditemukan candi yang bercorak Siwa, yaitu candi Cangkuang terletak di daerah Leles, Garut. Candi ini bentuknya sangat sederhana dan diperkirakan berasal dari abad ke-8 Masehi. Selain itu, di daerah Jawa Barat ditemukan beberapa arca dan bangunan suci, baik yang berbentuk bangunan teras berundak, altar maupun percandian seperti Batu Kalde di Pantai Pangandaran, Batujaya dan Cibuaya di Karawang, Astana Gede di Kawali dan Bojongmenje di daerah Cicalengka, Kabupaten Bandung. 4. Candi-candi di Sumatera Di pulau Sumatra terdapat beberapa candi seperti Candi Muara Jambi di Jambi yang memperlihatkan corak Buddha Mahayana. Ada juga Candi Muara Takus di Riau (terbuat dari batu bata dan terdiri atas beberapa bangunan stupa). Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candi seperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian (stupa) lainnya adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak di Sumatra Utara dan bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuli terdapat komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha. 5. Candi-candi di Bali Di Bali terdapat Candi Padas atau Candi Gunung Kawi yang terletak di desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar. Candi ini dipahatkan pada dinding batu yang keras dan merupakan tempat pemujaan Raja Anak Wungsu putra terakhir dari Raja Udayana. Terima kasih sudah berkenan membaca penjelasan di atas tentang Pengertian, Karakteristik, dan Pengelompokan Candi yang ada di Indoensia, semoba bisa menambah wawasan sobat mengenai sejarah dan budaya di nusantara.