Maka untuk dapat terbang dengan baik, kita harus mengotak-atik empat gaya itu menuju kondisi yang optimal.
Burung Elang adalah salah satu acuan mendasar bagi manusia untuk belajar terbang, dan menjadi acuan kita dalam mengotak-atik empat gaya di atas.
Burung elang, dengan semua kehebatannya, mewakili tiga hal penting ini: kecepatan, bentuk sayap, dan kemampuan terbang.
Pada saat lepas landas, sebagaimana burung elang, pesawat mengurangi sebanyak mungkin hambatan angin, menggunakan kekuatan penuh dan sudut yang tepat untuk mengudara.
Pada fase jelajah, pesawat memanfaatkan kondisi alam seperti jetstream, mengurangi Vortex di ujung sayap, dan penggunaan sayap yang flexibel untuk membantu terbang lebih efisien.
Sementara pada saat mendarat, pesawat membuka sayap dengan sudut tertentu (dengan flap atau slat), mereduksi kecepatan sesuai kebutuhan dan memperbesar drag agar mendapatkan pendaratan yang terkontrol.
Desain pada pesawat pun dibuat dengan memanfaatkan prinsip yang ada pada burung elang. Salah satunya yaitu winglet atau sharklet, lekukan kecil pada ujung sayap pesawat, yang bentuknya meniru desain pada burung elang.
Penggunaan winglet yang keliatan sederhana ini memiliki manfaat yang banyak, yaitu: konsumsi bahan bakar yang lebih hemat, jarak tempuh lebih jauh, ketinggian jelajah serta pengendalian yang lebih baik
", "url" : "https://www.utakatikotak.com/tag/burung-terbang-dengan-tts-lontong", "publisher" : { "@type" : "Organization", "name" : "utakatikotak.com" } }