<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Uang jajan sudah cukup buat pengeluaran bulanan tapi kok masih nggak bisa nabung ya? Padahal sudah direncanain uangnya buat kemana aja dari awal bulan. Mana dompet sering sekarat pas diajak jalan sama temen menjelang akhir bulan. Siapa yang suka kayak gini?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Coba deh inget-inget, dalam bulan ini ada nggak pengeluaran yang nggak sesuai rencana. Jajan es kopi mungkin, nyobain boba yang baru buka atau beli barang diskon di e-commerce. Mungkin terkesan sepele, tapi kalau dihitung nih misal: 1 gelas kopi seharga 20ribu yang kamu konsumsi setiap hari selama sebulan bisa menghabiskan uang jajanmu 600 ribu. Ini bisa jadi penyebab kenapa kamu nggak bisa nabung.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>Pengeluaran kecil tapi rutin itu disebut Latte Factor</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Gaya hidup kadang tanpa sadar membuat kita mengeluarkan pengeluaran-pengeluaran kecil yang rutin, seperti kopi yang kamu beli setiap hari. Ini yang disebut bocor halus pengeluaran atau “Latte Factor”. Istilah ini mengacu pada pengeluaran kecil yang sifatnya rutin, tapi sebenarnya nggak terlalu penting dan bisa ditiadakan. David Bach, seorang penulis dan motivator keuangan di Amerika Serikat mencetuskan istilah ini. Ia melihat kopi sebagai sumber pengeluaran skala kecil yang jika dijumlahkan dalam sebulan, totalnya bisa lebih besar dari tagihan listrik dan air.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Iya lihat aja hitung-hitungan kita di atas tentang kopi yang kamu konsumsi setiap hari. Angka 600 ribu sebulan untuk jajan kopi sebenarnya bisa kamu maksimalkan misalnya untuk investasi diri ikut kelas menulis, membeli 5-6 buku atau buat investasi reksadana. Menariknya, ada pengeluaran lain penyebab bocor halus selain kopi yaitu biaya administrasi bank, godaan diskon di <em>e-commerce</em> bahkan kebiasaan ikut naik transportasi online yang di luar budget bulanan. Bener nggak?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>Latte Factor tanpa disadari hanya untuk memuaskan keinginan kita</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penyebab Latte Factor bisa jadi dikarenakan kebiasaan kita untuk mengikuti tren dari lingkungan atau hanya memuaskan keinginan kita. Misal baru dibuka kedai boba baru di deket kampus, karena penasaran akhirnya impulsif mencobanya. Atau lagi ada barang <em>limited edition</em>, karena nggak mau ketinggalan tren kita jadi ikutan beli. Karena pola belanja yang nggak terencana ini akhirnya pengawasan keuangan jadi kendor.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Mungkin beberapa di antara kamu kadang menjadikan bocor halus ini sebagai alasan untuk <em>self reward</em> setelah kamu lelah mengerjakan tugas atau bekerja. Nggak ada yang salah sih, apalagi kita sebagai millennial senang membeli pengalaman baru. Tapi seharusnya di awal kamu sudah mengatur pos budget untuk <em>self care</em> dan bagaimana kamu mengontrolnya supaya nggak <em>over budget</em>. Selain itu, faktor lain sumber bocor halus, bisa jadi karena hobi seperti mengoleksi barang-barang tertentu. Sama seperti kasus <em>self care</em>, sebaiknya dibuatkan pos budget khusus untuk hobi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>Apa aja cara menghindari bocor halus pengeluaran?</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pengeluaran <em>Latte Factor</em> ini sebenarnya bisa dikontrol dan diminimalkan, sehingga kamu masih bisa menabung atau berinvestasi. Gimana ya cara menghindari bocor halus pengeluaran sehari-hari?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>1. Membatasi <em>Latte Factor</em> maksimal 5% dari penghasilan bulanan</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pengeluaran bocor halus masih dalam batas toleransi kalau besarannya tidak lebih dari 5% penghasilan bulanan. Tapi kalau mencapai 10% lebih, bocor halus perlu direm nih supaya nggak boncos bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan darurat lainnya. Makanya penting buat kita untuk selalu <em>update </em>setiap pengeluaran.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>2. Penting untuk mencatat pengeluaran setiap hari</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tujuannya simple untuk mengawasi setiap pengeluaran kita setiap hari. Sekarang pun sudah banyak kok aplikasi pencatat keuangan yang bisa kamu akses dari smartphone mu. Seperti Money Lover, Catatan Keuangan Harian, Expenses Manager hingga notes dari aplikasi bawaan smartphonemu juga bisa. Jadi nggak ada lagi kata mager nyatet ya J</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>3. Membatasi pengeluaran yang dibelanjakan sehari-hari</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Misalnya, menyediakan uang maksimal Rp 100.000 di dompet. Lalu kita harus berkomitmen untuk nggak mengambil duit lagi jika kurang, kecuali untuk kebutuhan mendesak. Sehingga berapapun uang yang kita keluarkan, pengeluaran tetap terkendali secara harian. Kalau tiba-tiba budget kita mulai menipis, kita dengan mudah bisa me-<em>review</em> kemana uang dibelanjakan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>4. Tanya ke diri sendiri sebelum membeli sesuatu</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ketika mau membeli sesuatu coba tanya ke diri sendiri, apakah ini keinginan atau kebutuhan. Kadang kita suka beralasan apa aja sehingga keinginan jadi kebutuhan. Hati-hati kejebak sama pikiran ini. Coba renungkan 10-15 menit untuk mempertimbangkan apa yang mau dibeli supaya kamu bisa kasih keputusan yang lebih rasional.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:14px'><strong>5. Pisahkan rekening untuk tabungan dengan pengeluaran sehari-hari</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sejak awal kamu mendapatkan pemasukan bulanan, uangnya langsung dipisahkan sesuai pos pengeluaran yang sudah dirancang. Lebih enak lagi kalau kamu punya 2 rekening untuk tabungan dan pengeluaran sehari-hari. Sehingga tabunganmu nggak terpakai buat pengeluaran atau si bocor halus itu.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Jadi sudah coba review pengeluaranmu yang jadi 'bocor halus' belum?</span></p>