Aset atau yang lebih sering disebut aktiva pada bidang akuntansi merupakan salah satu komponen penting di sebuah laporan keuangan. Karena aset lancar dan tidak lancar yang tertera di dalam suatu laporan keuangan menunjukkan kekayaan perusahaan tersebut. Aset sendiri terbagi dua macam berdasarkan likuiditasnya, yakni aset lancar dan tidak lancar. Likuiditas adalah kemampuan sebuah aset untuk digunakan dalam kurun waktu tertentu. Kedua aset ini merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan secara konkret. Hal ini dikarenakan sebuah perusahaan dikatakan berkembang bila memiliki aset yang selalu bertambah setiap tahunnya. Di dalam neraca laporan keuangan tahunan, aset sebuah perusahaan menjadi poin penting bagi para investor, kreditur dan analis. Bagi para investor, aset perusahaan yang bertambah setiap tahunnya menunjukkan bahwa perusahaan tersebut layak untuk diberi investasi. Kemudian bagi para kreditur, nilai aset menjadi jaminan kolateral jika perusahaan tidak mampu membayar hutangnya. Maka jaminan tersebut dapat menjadi alat bayar utang perusahaan. Sedangkan bagi para analis ekonomi, untuk memberikan penilaian objektif yang akan dipublikasikan ke masyarakat sebagai acuan dalam berinvestasi. Aset Lancar Aset lancar adalah kekayaan perusahaan yang mudah untuk diubah menjadi uang tunai. Jenis aset ini dapat diukur secara pasti dengan satuan nilai mata uang. Biasanya, aset lancar menjadi komponen dasar perusahaan dalam melaksanakan aktivitas perusahaannya. Karena biaya operasional perusahaan berasal dari aset lancar yang mudah untuk dicairkan sewaktu-waktu. Aset lancar umumnya memiliki 4 ciri khas. Ciri khas tersebut adalah sebagai berikut: mudah untuk diperjualbelikan dan digunakan dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan. disimpan agar dapat diperjualbelikan lagi. pencairan yang relatif singkat, sehingga dapat dimunculkan dalam 12 bulan setelah akhir periode neraca. biasanya berbentuk uang tunai atau kas. Aset lancar ada beragam jenisnya. Selama memenuhi 4 ciri khas tersebut, maka produk tersebut merupakan aset lancar. Berikut beberapa contoh aset lancar: 1. Uang Tunai Uang tunai atau yang lebih dikenal dengan sebutan kas dan bank dalam akuntansi. Kas digunakan dalam operasional perusahaan. Sedangkan, uang yang tersisa dalam rekening disebut bank. Dalam akuntansi, kas dan bank dapat digunakan secara langsung. Proses pencairannya pun relatif singkat. Berbeda dengan uang yang tersimpan pada rekening giro di bank, yang harus menunggu tanggal tertentu agar dapat dicairkan. 2. Surat Berharga Surat berharga merupakan surat yang dikeluarkan oleh instansi sebagai bukti kepemilikan suatu kekayaan yang bernilai. Sifat dari surat berharga ini dapat diperdagangkan sewaktu-waktu sehingga bisa langsung memperoleh dana tunai. Berikut berbagai macam contoh surat berharga seperti: Deposito Bulanan Obligasi Saham Wesel tagih dan surat berharga lainnya yang mudah diperdagangkan 3. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pelanggan yang membeli barang secara kredit. Biasanya piutang dibayarkan dalam tempo waktu tertentu. Pembayaran dengan tempo telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. 4. Persediaan Persediaan merupakan jumlah barang yang belum terjual dan bernilai ekonomi. Sehingga, jika barang tersebut terjual, maka uang hasil penjualan tersebut dapat mengisi kas perusahaan. 5. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar dimuka merupakan aset lancar karena pembayaran dilakukan di awal oleh perusahaan, sehingga tidak membebani perusahaan di akhir periode. Kewajiban yang telah dibayar di awal membantu perusahaan tetap menjalankan aktivitas ekonominya tanpa membebani kas berjalan perusahaan. Contoh dari biaya dibayar dimuka adalah premi asuransi, alat tulis kantor, serta bunga. Aset Tidak Lancar Aset lancar dan tidak lancar menjadi hal yang penting di dalam perusahaan. Setelah membahas aset lancar, saatnya membahas mengenai aset tidak lancar. Dalam praktiknya, aset tidak lancar adalah aset yang tidak dapat langsung dicairkan menjadi uang tunai. Biasanya, aset ini membutuhkan waktu yang relatif lama untuk diperdagangkan. Untuk aset tidak lancar tidak dapat diukur dalam satuan nilai mata uang seperti aset lancar. Aset tidak lancar ada tiga macam. Ketiga macam aset tidak lancar tersebut adalah aset tetap, aset tidak berwujud, dan investasi jangka panjang. Setiap jenis aset tidak lancar akan dibahas sebagai berikut: 1. Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang dibeli oleh perusahaan untuk modal menjalankan aktivitas perusahaan. Biasanya, aset ini berwujud, jika diukur dalam satuan nilai mata uang nilainya berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Umumnya, aset tetap akan dijual kembali ketika perusahaan mengalami perubahan yang signifikan seperti semakin berkembang atau semakin menurun bahkan bangkrut. Contoh dari aset tetap adalah gedung, mobil perusahaan, mesin-mesin, tanah, dan sebagainya. 2. Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak dapat dilihat bentuknya secara fisik, namun dapat dirasakan manfaat yang diberikan olehnya. Dalam praktiknya, aset ini sering disebut hak istimewa yang dimiliki perusahaan agar dapat dirasakan manfaat ekonominya. Berikut beberapa contoh dari aset tidak berwujud: Hak cipta, hak yang diberikan oleh pemerintah akan sebuah karya intelektual yang diciptakan oleh individu ataupun perusahaan. Hak paten, hak yang diberikan pemerintah atas penemuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Hak merek dagang, hak yang diberikan pemerintah terkait penggunaan nama dan lambang usaha. Hak kontrak, hak yang diberikan oleh pihak tertentu kepada pihak lain selama jangka waktu tertentu agar dapat menggunakan asetnya. Franchise, hak yang diperoleh dari kesepakatan antara dua pihak terkait penggunaan nama merek dagang, lambang usaha, dan resep khusus atas suatu produk. Goodwill, nilai-nilai baik perusahaan yang memberikan keistimewaan bagi perusahaan. 3. Investasi Jangka Panjang Investisi ini bisa berupa aset tetap dan tidak tetap yang disertakan dalam aktivitas ekonomi perusahaan yang bertujuan untuk menambah keuntungan usaha kedepannya contohnya pembelian Surat utang Negara, obligasi, atau pembelian saham perusahaan lain. Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar Perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar terdapat tiga macam yaitu jangka waktu, tujuan, dan manfaat. Penggolongan sebuah aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar atau tidak lancar bergantung pada tiga hal ini. Pertama, jangka waktu untuk mengubahnya menjadi uang tunai. Aset lancar termasuk aset yang mudah dan cepat sekitar kurang dari 12 bulan untuk diubah menjadi dana tunai dengan cara diperdagangkan ke dalam pasar tertentu. Sedangkan untuk aset tidak tetap membutuhkan waktu lebih dari 12 bulan untuk diperdagangkan. Kedua, tujuan dari pembelian aset tersebut. Jika aset lancar dibeli sebagai simpanan untuk membiayai operasional perusahaan, perputaran kas perusahaan dan sebagai investasi. Berbeda dengan aset tidak lancar, aset ini dibeli dengan sengaja untuk menunjang proses produksi. Ketiga, manfaat dari pembelian aset tersebut. Aset lancar dimiliki untuk menjadi alat pembayaran langsung dalam aktivitas perusahaan. Sedangkan, aset tidak tetap biasanya menjadi kolateral atau jaminan perusahaan ketika meminjam modal di bank.