<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kebutuhan akan air bagi makhluk hidup, termasuk manusia, merupakan hal yang sangat penting. Jenis air yang dapat dikonsumsi harus memenuhi syarat fisik, kimia, maupun biologis. Secara fisik air layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak berwarna. Dari syarat kimia, air tidak boleh mengandung racun maupun zat – zat kimia berbahaya. Untuk syarat biologi, air tidak mengandung bakteri seperti protozoa atau kuman – kuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan terbebasnya air dari polutan menjadi hal yang sangat penting.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sayangnya, aktivitas manusia yang dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan sehari – hari dapat menjadi pemicu timbulnya pencemaran lingkungan, salah satu diantaranya adalah pencemaran air. Limbah cair yang berasal dari sisa – sisa operasional pabrik memiliki kandungan zat beracun serta logam – logam berat seperti timbal (Pb), air raksa (Hg), cadmium (Cd) dan seng (Zn). Bukan hanya itu, limbah cair hasil sisa aktivitas rumah tangga seperti sisa detergen juga dapat menjadi penyebab pencemaran air. Limbah cair tersebut dapat mencemari air bersih yang berada di sekitar lingkungan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Pencemaran Air' src='https://idschool.net/wp-content/uploads/2019/07/Pencemaran-Air.png' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Salah satu akibat dari bentuk pencemaran air adalah eutrofikasi? Apa itu eutrofikasi? Bagaimana eutrofikasi dapat berdampak pada kondisi air? Selain eutrofikasi, apa saja bentuk pencemaran air lainnya yang dapat terjadi? Simak ulasan lebih lengkapnya pada bahasan di bawah.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Apa itu Eutrofikasi?</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bentuk pencemaran air yang cukup sering dibahas adalah eutrofikasi. Pencemaran air – eutrofikasi merupakan pencemaran air yang timbul karena limbah pertanian yang dihasilkan dari penggunaan pupuk, pestisida, atau bahan organik lainnya secara berlebihan. Penggunaan pupuk berlebihan yang mengandung senyawa <em><strong>nitrat</strong></em><strong> </strong>dan <em><strong>pospat</strong></em> dapat terbawa ke sungai oleh air hujan. Kemudian akan berkumpul di danau atau bendungan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kandungan pupuk yang terbawa akan mengendap sehingga membuat kandungan zat hara di perairan meningkat. Akibat meningkatnya zat hara dalam perairan membuat alga atau ganggang, eceng gondok, dan tumbuhan sejenis lainnya tumbuh dengan sangat subur. Sehingga, terjadilah <em>blooming algae</em> yaitu banyaknya alga, ganggang, eceng gondok, dan tumbuhan sejenis lainnya di suatu perairan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Oksigen pun banyak dibutuhkan oleh ganggang untuk pertumbuhannya serta penguraian nya jika ganggang tersebut mati. Akibatnya, kadar oksigen di perairan sangat sedikit. Sehingga terjadi kompetisi penggunaan oksigen yang mengakibatkan air menjadi kekurangan oksigen dan ikan-ikan mati. Hal tersebut menjadikan kondisi di perairan tidak dapat ditinggali oleh organisme yang memerlukan oksigen.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Peristiwa inilah yang disebut sebagai <strong><em>Eutrofikasi</em></strong>.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Eutrofikasi dan Bentuk Pencemaran Air Lainnya' src='https://idschool.net/wp-content/uploads/2019/07/Eutrofikasi-Pencemaran-Air.png' style='height:149px; width:400px' /></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Mengapa Eutrofikasi Berbahaya?</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Dalam basahan pengertian eutrofikasi telah disinggung sedikit bahwa adanya fenomena eutrofikasi menyebabkan perairan tidak dapat ditinggali oleh organisme yang memerulukan oksigen. Pembahasan selanjutnya ini akan menjelaskan mengapa eutrofikasi berbahaya secara lebih detail.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Permukaan air yang tertutup oleh tumbuhan air akan membuat difusi oksigen dan penetrasi cahaya matahari ke dalam air menjadi terhalang. Sementara tumbuhan air terus-menerus mengambil air dan menguapkannya ke udara. Aktivitas ini akan mempercepat habisnya cadangan air di tempat tersebut.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Akibatnya, alga menjadi kekurangan cahaya sehingga laju fotosintesis terganggu.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Lebih dari itu, semakin menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air menyebabkan kematian organisme air. Pembusukan oleh organisme pengurai juga akan semakin menipiskan kadar oksigen terlarut.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pengaruh negatif dari eutrofikasi adalah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara tanaman air dengan hewan air, sehingga beberapa spesies ikan mati.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menurut laporan hasil penelitian, kandungan nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut <em>blue baby syndrome</em> (gejala bayi biru) yang ditandai dengan warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian tubuh.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Bentuk Pencemaran Air Lainnya</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bentuk pencemaran air lainnya meliputi beberapa hal seperti tercemarnya air dengan zat berbahaya, tercemarnya air oleh DDT, rusaknya ekosistem air, air sebagai sumber penularan penyakit, dan terancamnya habitat laut. Bentuk pencemaran air dapat diakibatkkan oleh sebab – sebab berikut.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penyebab Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:</span></p> <ol> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut)</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar mandi</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.</span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Berikut ini adalah </span><a href='https://idschool.net/sma/eutrofikasi-dan-bentuk-pencemaran-air-lainnya/' rel='noreferrer noopener' target='_blank'><span style='color:#000000'>bentuk – bentuk pencemaran air lainnya</span></a><span style='color:#000000'>.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>1. Tercemarnya air oleh zat berbahaya</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pada bagian awal telah disinggung bahwa limbah cair yang berasal dari sisa – sisa operasional pabrik memiliki kandungan zat beracun serta logam – logam berat seperti timbal (Pb), air raksa (Hg), cadmium (Cd) dan seng (Zn). Limbah cair yang mengandung zat – zat beracun dapat bercampur dengan air sungai sehingga kandungan air menjadi tercemar. Air tercemar zat berbahaya yang ter konsumsi dapat mengancam nyawa seseorang.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>2. Kadar DDT</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bukan hanya limbah cair dari aktivitas produksi pabrik, limbah pestisida yang digunakan dalam pertanian, seperti <em>DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane)</em> dapat merangsang pertumbuhan kanker, menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. DDT bersifat <em>non biodegradable</em> (tidak dapat terurai secara alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT akan mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen terakhir.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Semakin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat pencemarnya. Hal ini disebut <em>biological magnification</em> (pemekatan hayati).</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Biological Magnification' src='https://idschool.net/wp-content/uploads/2019/07/Biological-Magnification.png' style='height:259px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>3. Rusaknya Ekosistem Air</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan menimbulkan kerusakan ekosistem air. Bahan peledak dapat menghancurkan terumbu karang. Di samping merusak ekosistem terumbu karang, penggunaan bahan peledak juga merusak habitat dan tempat perlindungan ikan. Racun tidak hanya membunuh hewan sasaran yaitu ikan yang berukuran besar, tapi juga memutuskan daur hidup dan regenerasi ikan tersebut.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>4. Sumber Penularan Penyakit</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Limbah rumah sakit dan limbah peternakan sangat berbahaya jika langsung dibuang ke sungai. Kandungan organisme seperti bakteri, protozoa pathogen dapat menjadi sumber penularan penyakit.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>5. Terancamnya Habitat Laut</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tumpahan minyak di laut karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai mengakibatkan kematian kerang, ikan, dan larva ikan di laut. Hal ini karena aromatik hidrokarbon seperti benzene dan toluene bersifat toksik. Sebagian minyak dapat membentuk lapisan mengambang dan lengket yang menyebabkan burung – burung laut tidak dapat terbang karena lengketnya sayap. Lapisan minyak di permukaan air dapat menghalangi difusi oksigen ke air laut, sehingga berakibat terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut. Hal ini akan membahayakan kehidupan di laut.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pencegahan dan penanggulanga pencemaran air dapat dilakukan dalam berbagai upaya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Upaya pertama:</strong> pembangunan kawasan industri sebaiknya disertai dengan perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Selain hal tersebut kawasan industri harus memenuhi syarat telah memiliki instalasi pengolahan limbah, jauh dari pemukiman warga, serta seminimal mungkin menghasilkan limbah.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Limbah cair dari pabrik sebaiknya disaring, diencerkan, diendapkan dan dinetralkan dulu sebelum dibuang ke sungai. Demikian pula rumah sakit sebaiknya memiliki bak penampungan limbah (septick tank) untuk menampung limbah yang dihasilkan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Kedua: </strong>penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan pospat. Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam tanah juga dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Demikian juga pemanfaatan musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama lebih aman bagi lingkungan. Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak menimbulkan residu pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Di samping menghasilkan produk yang aman bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Ketiga: </strong>dalam menangkap ikan dihindari penggunaan racun dan bahan peledak. Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak menimbulkan kerusakan lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Kelima: </strong>Mengupayakan pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai, kebocoran tanker minyak yang dapat menimbulkan tumpahan minyak di laut. Jika terjadi tumpahan minyak di pantai harus segera dibersihkan sebelum menimbulkan dampak lebih luas.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Demikianlah tadi ulasan materi terkait </span><a href='https://idschool.net/sma/eutrofikasi-dan-bentuk-pencemaran-air-lainnya/' rel='noreferrer noopener' target='_blank'><span style='color:#000000'>eutrofikasi dan pencemaran air lainnya</span></a><span style='color:#000000'>. </span></p>