<div><strong>Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia, Mol, Rumus, Contoh Soal, Pembahasan, Praktikum, Massa, Volume Molar Gas, Tetapan Avogadro</strong> - Berdasarkan hasil penelitian secara ilmiah, telah ditemukan Hukum-Hukum Dasar Kimia, seperti Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum Perbandingan Volume, dan Hukum Avogadro. Hukum-hukum tersebut menjadi pijakan bagi perkembangan ilmu Kimia. Berdasarkan hukum-hukum tersebut, massa, volume, dan jumlah partikel zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat diukur dan ditentukan. Dengan demikian, kita dapat memprediksi banyaknya zat yang akan dihasilkan atau diperlukan dalam suatu reaksi.</div> <div> </div> <div>Bagaimanakah membuktikan hukum-hukum dasar kimia? Bagaimanakah hubungannya dengan konsep mol dalam perhitungan kimia? Anda akan mengetahui jawabannya jika Anda pelajari bab ini secara saksama.</div> <div> </div> <div><strong>A. Hukum-Hukum Dasar Kimia</strong></div> <div> </div> <div>Sejak metode ilmiah diterapkan dalam ilmu Kimia, muncullah berbagai hukum yang menjadi dasar perkembangan ilmu Kimia. Beberapa hukum dasar tersebut di antaranya Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum Perbandingan Berganda, dan Hukum Perbandingan Volume, dan Hukum Avogadro.</div> <div> </div> <div><strong>1.1. Hukum Kekekalan Massa</strong></div> <div> </div> <div>Apakah Hukum Kekekalan Massa itu? Jika disimak dari namanya, tentu berkaitan dengan massa zat. Dalam ilmu Kimia, boleh jadi berhubungan dengan massa zat-zat yang bereaksi dalam reaksi kimia. Beberapa abad yang lalu, Lavoisier mengajukan satu masalah. Apakah massa zat-zat yang bereaksi akan berkurang, bertambah, atau tetap setelah terjadi reaksi?</div> <div> </div> <div>Untuk memperoleh jawaban dari masalah tersebut, Anda dapat melakukan percobaan sederhana, misalnya melakukan reaksi antara cuka (CH<sub>3</sub>COOH) dan soda api (NaOH). Sebelum dan sesudah bereaksi zat ditimbang secara saksama (sampai dua angka di belakang koma).</div> <div> </div> <div>Contoh :</div> <div> </div> <div> <div>a. 2g NaOH(s) + 10g CH<sub>3</sub>COOH(aq) →12g produk</div> <div>b. 4g NaOH(s) + 10g CH<sub>3</sub>COOH(aq) →14g produk</div> c. 8g NaOH(s) + 10g CH<sub>3</sub>COOH(aq) →18g produk</div> <div> </div> <div>Menurut pandangan Anda, bagaimanakah massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi? Jika disimak dari nama hukumnya, dapat diduga bahwa massa zat-zat sebelum dan sesudah bereaksi tidak berubah atau tetap. Kemukakan dengan kalimat Anda sendiri, bunyi Hukum Kekekalan Massa yang diajukan Lavoisier.</div> <div> </div> <div>Data hasil pengamatan ditulis sebagai berikut.</div> <div> </div> <table border='1' cellpadding='0' cellspacing='0' style='width:380px'> <tbody> <tr> <td style='height:21px; width:191px'> <div><strong>Berat Sebelum Reaksi (g) </strong></div> </td> <td style='height:21px; width:189px'> <div><strong>Berat Sesudah Reaksi (g) </strong></div> </td> </tr> <tr> <td style='height:21px; width:191px'> <div>NaOH(s) = .....</div> </td> <td rowspan='2' style='height:21px; width:189px'> <div>Hasil reaksi = ........</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:3px; width:191px'> <div>Cuka(aq) = ....</div> </td> </tr> </tbody> </table> <div> </div> <div><strong>Contoh Soal </strong><strong>Hukum Kekekalan Massa dalam Reaksi Kimia :</strong></div> <div> </div> <div>Kawat tembaga dibakar dalam pembakar bunsen sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO).</div> <div> </div> <div>2Cu(s) + O<sub>2</sub>(g) → 2CuO(s)</div> <div> </div> <div>Jika berat Cu semula 32 g dan CuO yang terbentuk 40 g, berapa berat O<sub>2</sub> yang bereaksi?</div> <div><br /> Penyelesaian :</div> <div><br /> Menurut Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Oleh karena itu, berat O<sub>2</sub> yang bereaksi adalah 40 g – 32 g = 8 g</div> <div> </div> <div>32 g Cu(s) + 8 g O<sub>2</sub>(g) → 40 g CuO(s)</div> <div> </div> <div><strong>1.2. Hukum Perbandingan Tetap</strong></div> <div> </div> <div>Berdasarkan contoh Hukum Kekekalan Massa, 32 g Cu bereaksi dengan 8 g O<sub>2</sub> dan terbentuk 40 g CuO. Jika 50 g Cu direaksikan dengan 8 g O<sub>2</sub>, apakah CuO yang dihasilkan menjadi 58 g?</div> <div> </div> <div>Berdasarkan hasil penelitian, terbukti jawabannya tidak karena menurut hasil penelitian, massa CuO yang dihasilkan tetap 40 g. Setelah dianalisis, tambahan logam Cu sebanyak 18 g tidak bereaksi (tetap sebagai logam Cu). Mengapa demikian?</div> <div> </div> <div>Anda perlu bukti? Anda dapat membuktikannya dengan melakukan percobaan, misalnya reaksi antara HCl encer dan serbuk CaCO<sub>3</sub>. HCl encer sebagai variabel tetap, sedangkan CaCO<sub>3</sub> sebagai variabel bebas. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah semua CaCO<sub>3</sub> dapat bereaksi dengan HCl untuk setiap gram yang dicampurkan?</div> <div> </div> <div>Data hasil pengamatan ditulis sebagai berikut.</div> <div> </div> <table border='1' cellpadding='0' cellspacing='0' style='width:361px'> <tbody> <tr> <td style='height:24px; width:113px'> <div><strong>Berat CaCO<sub>3</sub> </strong></div> </td> <td style='height:24px; width:109px'> <div><strong>Volume HCl </strong></div> </td> <td style='height:24px; width:140px'> <div><strong>Berat CaCO<sub>3</sub> Sisa</strong></div> </td> </tr> <tr> <td style='height:20px; width:113px'> <div>1 g</div> </td> <td style='height:20px; width:109px'> <div>50 mL</div> </td> <td style='height:20px; width:140px'> <div>...............</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:16px; width:113px'> <div>2 g</div> </td> <td style='height:16px; width:109px'> <div>50 mL</div> </td> <td style='height:16px; width:140px'> <div>...............</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:16px; width:113px'> <div>5 g</div> </td> <td style='height:16px; width:109px'> <div>50 mL</div> </td> <td style='height:16px; width:140px'> <div>...............</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:17px; width:113px'> <div>10 g</div> </td> <td style='height:17px; width:109px'> <div>50 mL</div> </td> <td style='height:17px; width:140px'> <div>...............</div> </td> </tr> </tbody> </table> <div> </div> <div>Menurut Joseph Louis Proust (1754–1826): pembentukan senyawa memiliki komposisi tidak sembarang. Dengan kata lain, perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap.</div> <div> </div> <div>Pernyataan tersebut didasarkan pada pengukuran senyawa dari hasil reaksi-reaksi kimia dan senyawa dari berbagai sumber. Hukum ini disebut Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum Komposisi Tetap. Proust melakukan sejumlah percobaan tentang perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa, hasilnya sebagai berikut.</div> <div> </div> <div>a. Pada senyawa NaCl, perbandingan massa Na dan Cl selalu tetap, yaitu 39% Na dan 61% Cl atau massa Na : massa Cl = 2 : 3.</div> <div>b. Pada molekul air, perbandingan massa H dan O selalu tetap, yaitu 11% H dan 89% O atau H : O = 1 : 8.</div> <div>c. Pada molekul CO<sub>2</sub>, perbandingan massa C dan O selalu tetap, yaitu 27,3% C dan 72,7% O atau 3 : 8.</div> <div> </div> <div><strong>Contoh Soal </strong><strong>Menentukan Komposisi Unsur dalam Senyawa :</strong></div> <div> </div> <div>Kawat tembaga dibakar sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO). Perhatikan reaksi berikut.</div> <div> </div> <div>32g Cu(s) + 8g O<sub>2</sub>(g) → 40g CuO(s)</div> <div> </div> <div>Berapa persen massa atau perbandingan massa unsur Cu : O dalam senyawa CuO?</div> <div> </div> <div><strong>Kunci Jawaban :</strong></div> <div> </div> <div>Untuk menentukan persen massa unsur-unsur dalam senyawa adalah dengan cara membandingkan massa unsur terhadap massa senyawanya.</div> <div> </div> <div>Persen massa Cu dalam CuO = (32 g / 40 g) x 100% = 80%</div> <div> </div> <div>Persen massa O dalam CuO = (8 g / 40 g) x 100% = 20%</div> <div> </div> <div>Perbandingan massa unsur Cu : O ditentukan dari perbandingan persen massa unsur-unsurnya.</div> <div> </div> <div>Massa Cu : Massa O = 80% : 20%.</div> <div><br /> Jadi, perbandingan massa unsur Cu : O = 4 : 1.</div> <div> </div> <div>Terdapat bukti bahwa komposisi unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap dari mana pun sumbernya, baik dari bahan alam maupun dari hasil sintesis di laboratorium. Bukti tersebut dapat Anda simak pada contoh soal berikut.</div> <div> </div> <div><strong>Contoh Soal </strong><strong>Berlakunya Hukum Perbandingan Tetap :</strong></div> <div> </div> <div>Senyawa NaCl diperoleh dari tiga sumber berbeda. Hasilnya disusun dalam tabel berikut.</div> <div> </div> <table border='1' cellpadding='0' cellspacing='0' style='width:369px'> <tbody> <tr> <td style='height:19px; width:105px'> <div>Sumber</div> </td> <td style='height:19px; width:93px'> <div>Laut</div> </td> <td style='height:19px; width:96px'> <div>Mineral</div> </td> <td style='height:19px; width:74px'> <div>Sintetis</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:20px; width:105px'> <div>Massa NaCl</div> </td> <td style='height:20px; width:93px'> <div>2,00 g</div> </td> <td style='height:20px; width:96px'> <div>1,50 g</div> </td> <td style='height:20px; width:74px'> <div>1,0 g</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:18px; width:105px'> <div>Massa Na</div> </td> <td style='height:18px; width:93px'> <div>0,78 g</div> </td> <td style='height:18px; width:96px'> <div>0,59 g</div> </td> <td style='height:18px; width:74px'> <div>0,39 g</div> </td> </tr> <tr> <td style='height:15px; width:105px'> <div>Massa Cl</div> </td> <td style='height:15px; width:93px'> <div>1,22 g</div> </td> <td style='height:15px; width:96px'> <div>0,91 g</div> </td> <td style='height:15px; width:74px'> <div>0,61 g</div> </td> </tr> </tbody> </table> <div> </div> <div>Apakah senyawa NaCl pada tabel tersebut mengikuti Hukum Proust?</div> <div> </div> <div><strong>Kunci Jawaban :</strong></div> <div> </div> <div>Untuk membuktikan kebenaran Hukum Proust, dapat dilakukan perbandingan massa setiap unsur dari ketiga sumber tersebut. Jika perbandingan massa unsur-unsur dalam ketiga sumber itu selalu tetap, berarti Hukum Proust terbukti. </div>