Apabila selama ini penyakit paru terkait rokok elektrik banyak kita dengar dari Amerika Serikat, sebuah pemberitaan dari negara tetangga, Malaysia, menyebutkan bahwa salah seorang warga di sana harus dirawat karena aktivitas mengisap vape. Seperti dilaporkan mStar, Mohd Firdaus harus dirawat di rumah sakit usai ditemukan masalah pada paru-parunya terkait penggunaan rokok elektrik. Pria ini awalnya menggunakan vape sebagai pengganti rokok konvensional. Firdaus menceritakan bahwa dirinya memang perokok aktif sejak remaja. Karena itu, ketika memutuskan berhenti, dia masih menggunakan vape sebagai alternatif lain. "Minggu pertama, tidak ada masalah apa pun. Namun memasuki minggu kedua, saya mulai merasa tak sehat. Saya demam hingga bergetar," kata pria 34 tahun ini dikutip dari mStar pada Selasa (15/10/2019). Pria asal Selangor ini segera dibawa ke rumah sakit oleh istrinya Nur Atikah Husna Ab Kadir karena demamnya semakin parah. "Dokter awalnya mengira saya terkena influenza. Namun kemudian, pemeriksaan dan tes darah yang dilakukan menyatakan saya mengidap demam berdarah," ujarnya. Ada Cairan di Paru-Parunya Namun, tes lanjutan menemukan ada kondisi yang tidak biasa. Karena itu, setelah menjalani perawatan untuk demam berdarah, dokter segera memeriksa kembali kesehatan Firdaus. "Saya melakukan CT Scan, MRI, dan segala macam scan untuk mengetahui jawabannya. Setelah selesai semuanya, dokter memberitahu bahwa ada 'liquid' yang melekat di paru-paru dan hampir menjadi jamur." Awalnya, Firdaus mengira cairan itu berasal dari kebiasaannya merokok. Namun ternyata, itu adalah uap air dari vape. "Zat cair itulah yang menyebabkan paru-paru saya jadi lemah dan saya perlu melalui pembedahan untuk mengeluarkan cairan itu," kata pria yang bekerja di perusahaan telekomunikasi tersebut. Daya Tahan Tubuh yang Lemah Setelah dirawat selama seminggu, Firdaus akhirnya boleh pulang dan menjalani rawat jalan. Selain itu, dia masih harus menjaga gaya hidupnya selama masa pemulihan karena beberapa kali, dia masih batuk berdarah. Firdaus sendiri tak menyangka harus masuk rumah sakit karena benda itu. "Ada yang bilang itu karena perasa yang digunakan, ada yang bilang kesalahan alat, tapi bagi saya, itu karena faktor ketahanan badan saya karena saat itu saya juga demam." Selain itu, dia juga menyatakan bahwa apabila rokok elektrik benar-benar bisa menggantikan rokok konvensional, haruslah ada persetujuan dari Kementerian Kesehatan Malaysia. "Tapi apapun, baik vape atau rokok, benda yang Tuhan ciptakan semuanya penuh dengan kebaikkan tanpa satu pun keburukkan. Tapi benda yang manusia ciptakan masih ada kekurangan dan keburukkan. Terimalah hakikat bahwa manusia tidak sama dengan Tuhan," ujarnya.