Luas laut Indonesia mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Potensi kemaritiman Indonesia tidak hanya berupa ikan, namun meliputi juga berbagai bahan tambang seperti minyak bumi, nikel, emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada di bawah permukaan laut. Di dalam laut Indonesia itulah tersimpan kekayaan yang besar, di mana terdapat 28.000 spesies flora, 350 spesies fauna, dan 110.000 mikroba. Potensi yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya laut yang lain adalah sumber daya alam berupa mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya yang memanfaatkan pesisir laut tersebut dikenal sebagai sumber daya pesisir. Baca juga: Potensi sumber daya alam Indonesia Berikut adalah berapa potensi kemaritiman Indonesia. a. Perikanan Sumber daya perikanan merupakan salah satu potensi sumber daya laut di Indonesia yang sejak dulu telah dimanfaatkan masyarakat. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mengurangi populasi ikan. Tentunya penangkapan ikan harus didasari oleh potensi lestari, agar ikan yang ditangkap tidak punah dan tetap terjaga kelestariannya. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Kenyataannya, jumlah hasil tangkapan ikan di Indonesia belum mencapai angka tersebut. Contoh potensi perikanan di Indonesia wilayah bagian Barat dan Timur. - Bagian Barat dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak ditemukan adalah ikan pelagis kecil. - Bagian Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman laut mencapai 4.000 m banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti cakalang dan tuna. - Di daerah pesisir tepatnya di pantai utara Pulau Jawa, banyak masyarakat yang mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan di tambak biasanya adalah ikan bandeng dan udang. Namun kekayaan alam laut bkita yang berupa ikan telah banyak diambil pula oleh nelayan dari negara lain merupakan praktik pencurian ikan atau illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan Indonesia yang rawan dengan kegiatan illegal fishing meliputi Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia. b. Hutan Mangrove (Bakau) Kekayaan laut Indonesia juga berada di wilayah-wilayah pesisir berupa hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Hutan mangrove atau hutan bakau adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, atau laguna. Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomis. 1. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Selain itu hutan mangrove juga melindungi pantai dari abrasi air laut. 2. Fungsi ekonomis hutan mangrove adalah nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya masyarakat memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang memiliki nilai ekonomis. c. Terumbu Karang Selain memiliki hutan bakau dan perikanan, terumbu karang juga merupakan salah satu potensi kemaritiman Indonesia. Terumbu karang adalah batuan sedimen kapur di laut yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral atau binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya. Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, namun dari keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya juga. Keanekaragaman hayati terumbu karang di Indonesia juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang. Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah Indonesia? Terumbu karang akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21 – 29 0 C. Pada suhu lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi kurang baik. Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya hangat, sehingga wajar saja jika terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia. Selain suhu perairan yang hangat, terumbu karang juga akan tumbuh baik pada kondisi air yang jernih dan dangkal. Kedalaman air yang baik untuk terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih dalam dari 18 terumbu karang tidak akan tumbuh dengan baik. Terumbu karang juga membutuhkan salinitas atau kandungan garam air laut yang tinggi. Oleh karena itu, terumbu karang biasanya tidak ditemukan di sekitar muara, karena sulit untuk hidup sebagai akibat dari pencampuran air sungai ke laut yang membuatnya payau (tidak terlalu tinggi kandungan garamnya). Credit Photo: KKP News