Tari Pakarena berasal dari Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan. Kehadiran tarian ini sering dikaitkan dengan mitologi to manurung (orang yang turun dari langit) yang berkembang dalam masyarakat lokal. Pada awalnya Tari Pakarena digunakan sebagai media pemujaan dewa sejak masa kerajaan Gantarang. Namun, lambat-laun fungsinya bergeser sebagai media hiburan. Tari Pakarena dibawakan oleh empat penari dengan diiringi alat musik gandrang dan puik-puik. Gandrang adalah alat musik yang terbuat dari kepala drum, sedangkan puik-puik mirip dengan seruling yang dimainkan dengan cara ditiup. Aksesoris Tari Pakarena Para penari pakarena mengenakan pakaian yang terdiri atas simak-simak (ikat lengan), gelang caddi, geno (kalung), tiger'ro tedong (gelang panjang), bunga warna-warni, baju, selendang, an lipa sab'be (kain sutra), dan sebagainya. Baca juga: Makna Tari Mandau, Tari Perang dari Suku Dayak Filosofi Gerakan Tari Rantak dari Minangkabau Makna Tari Burung Enggang dari Suku Dayak Gerakan Tari Pakarena Tari Kipas Pakarena juga banyak menonjolkan gerakan tangan berayun setinggi bahu dan tidak pernah setinggi kepala. Ada beberapa gerakan yang menjadi penanda awal dan akhir tarian, seperti gerakan duduk dan gerakan berputar searah jarum jam. Gerakan duduk tersebut menjadi penanda awal dan akhir tarian kipas pakarena. Penari pakarena tidak diperbolehkan membuka mata terlalu lebar dan gerakan kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Setiap jenis Tari Kipas Pakarena memiliki pola iringan yang disesuaikan dengan penari dan pemusik. Penyusunan iringan disesuaikan oleh sutradara yang disebut Anrong Guru. Selain musik pengiring, ada lagu tradisional yang sering dinyanyikan untuk tarian kipas pakarena, yaitu Lelle dan Dondo. Lagu Lelle dan Dondo Samboritta dibawakan pada tari pakarena samboritta. Pola Lantai Tari Pakarena Pada awalnya, tarian ini menggunakan pola lantai garis lengkung dengan bentuk melengkung ke depan, ke samping, ke belakang dan membentuk lingkaran. Kemudian, di pertengahan penari akan membentuk barisan lurus yang mencerminkan pola lantai garis lurus. Makna Tari Pakarena Gerakan dalam tari pakarena mencerminkan sikap teduh, hening, dan kontemplatif. Pakarena adalah sebuah tarian ritus yang mengungkapkan hubungan manusia dengan Tuhan dan bercerita tentang ritme kehidupan. Beberapa pola gerakan Tarian Pakarena memberikan makna khusus diantaranya a. Gerakan pada posisi tegak berdiri dengan badan yang membusung ke depan memberi pesan bahwa sebagai manusia kita harus selalu tegak berdiri, tegar, dan tidak mudah menyerah meski menghadapi berbagai persoalan dan kerumitan hidup. b. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia. c. Sementara gerakan naik turun dalam tarian ini mencerminkan irama kehidupan. d. Alunan lagu dengan nada “e..e..e..” yang mendayu-dayu menggambarkan irama perempuan Makassar yang lemah lembut dan menjadi pereda keberapi-apian kaum Adam.