<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Kayu Manis' src='https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/xoXnBCLnjJXZqiu9CiHJ54YKKbo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2231429/original/048398000_1527633385-iStock-654972736.jpg' style='height:225px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tradisi menanam kayu manis di Kota </span><a href='https://www.liputan6.com/regional/read/4044981/meski-banyak-yang-menentang-reklamasi-pantai-ternate-jalan-terus' title='Ternate'><span style='color:#000000'>Ternate</span></a><span style='color:#000000'> Maluku Utara (Malut) kini terancam punah. Padahal, tanaman kayu manis di Kota Ternate sejak zaman dulu dikenal dengan kekhasan aromanya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Hamdal, petani di Kota Ternate, mengatakan para petani di daerahnya tidak berminat lagi membudidayakan kayu manis. Salah satu alasannya karena nilai ekonominya kecil dibandingkan dengan menanam cengkih atau pala.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tanaman kayu manis baru bisa diproduksi berusia sekitar 10 tahun dan hanya kulitnya yang bisa bernilai ekonomis.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>"Yang menghasilkan uang hanya kulitnya. Kayunya tidak memiliki nilai ekonomi karena tidak dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan," ujarnya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Dalam satu pohon kayu manis, hanya menghasilkan sekitar Rp1 juta. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan hasil cengkih atau pala yang dalam satu pohon bisa menghasilkan Rp5 jutaan. Produksi cengkih dan pala ini juga berkesinambungan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Saat ini, petani di </span><a href='https://www.liputan6.com/news/read/4013051/berstatus-waspada-gowes-nusantara-etape-ternate-berlangsung-meriah' title='Ternate'><span style='color:#000000'>Ternate</span></a><span style='color:#000000'> hanya menanam kayu manis sebagai batas kebun. Itu juga keberadaannya menghalangi pertumbuhan cengkih dan pala. Biasanya, pohon kayu manis akan ditebang karena bisa memengaruhi produktivitas kedua jenis tanaman rempah itu.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menurut Idrus, pelaku usaha kuliner tradisional di Ternate, bahan baku usahanya memanfaatkan kayu manis. Namun, belakangan ini semakin sulit untuk mendapatkan kayu manis produksi dari Ternate, sehingga mereka terpaksa mendatangkan dari wilayah Halmahera.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>"Kita masih gunakan kayu manis khas Ternate, karena aromanya lebih harum dibandingkan kayu manis daerah lainnya di Malut," katanya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ia menyarankan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, untuk memberikan insentif kepada petani di daerah ini. Langkah tersebut agar para petani kembali membudidayakan kayu manis secara besar-besaran.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Rempah khas </span><a href='https://www.liputan6.com/tekno/read/4012725/usai-gempa-ternate-telkomsel-pastikan-jaringan-aman' title='Ternate'><span style='color:#000000'>Ternate</span></a><span style='color:#000000'> ini juga bisa menjadikannya sebagai tanaman penghijauan di kawasan hutan kritis yang dibiayai pemerintah.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kayu manis selain dimanfaatkan untuk bahan baku makanan, juga dipakai untuk bahan pengobatan herbal seperti untuk penyakit diabetes, gangguan pencernaan, dan menurunkan darah tinggi.</span></p>