<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Image result for tanah dan tanaman' src='http://www.gardener.id/wp-content/uploads/2019/01/tanah-subur-untuk-tanaman-1.jpg' style='height:221px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam proses budidaya tanaman. Tanah memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tegak tanaman, tempat persediaan air, udara, dan unsur hara, serta tempat hidupnya organisme yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tanah merupakan kebutuhan utama bagi tanaman, walaupun sudah ada pengembangan sistem penanaman tanpa penggunaan tanah. Tanah yang subur adalah tanah yang mengandung unsur hara, air, dan bahan pendukung lain dalam komposisi yang pas sehingga mampu dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah bagaimana hubungan antara tanah dan tanaman yang terjadi di alam.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Sebagai Media Bertanam</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sebagai media bertanam, penyusun tanah terbagi menjadi tiga fase, yaitu padat, cair, dan gas. Ketiga fase penyusun tanah tersebut akan mempengaruhi pasokan hara untuk tanaman. Fase padat sendiri akan berpengaruh terhadap cadangan hara utama, seperti partikel anorganik yang mengandung kation K, Na, Ca, Mg, Mn, Zn, dan Cu, sedangkan partikel organik adalah sumber utama N dan sebagian P dan S.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pada fase cair penyusun tanah yang berupa larutan tanah memiliki peran dalam transport hara dalam bentuk ion ke arah akar tanaman yang juga terkandung oksigen dan karbon dioksida. Terakhir adalah fase gas, yaitu berpengaruh dalam pertukaran gas antara akar tanaman dan organisme tanah seperti bakteri, fungi, dan hewan dengan atmosfer sehingga mendapat oksigen dan melepas karbon dioksida hasil respirasi</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Kuantitas dan Intensitas Hara</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Dalam ilmu kesuburan tanah terdapat istilah yang disebut daya sangga tanah, artinya bagaimana kemampuan tanah untuk mempertahankan kadar hara dalam larutan tanah. Daya sangga tanah juga dapat diartikan kapasitas fase padat untuk mengisi kembali hara dalam larutan yang diserap oleh akar tanaman. Contohnya, apabila terdapat suatu ion dalam tanah yang ternetralkan oleh pengapuran maka komponen padat tanah akan melepaskan hara untuk menggantikan ion yang telah ternetralisir tersebut.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Dalam konteks ini dapat ditarik kesimpulan juga jika ketersediaan hara bagi tanaman tidak hanya bergantung kepada konsentrasi hara di dalam larutan tanah, tetapi penting juga memperhatikan kapasitas tanah untuk menjaga konsentrasi hara di dalam larutan tanah. Semua komponen padat tanah memiliki kemampuan untuk menyediakan kembali ion ke dalam larutan tanah.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Gerakan Hara dalam Tanah</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tanah juga berpengaruh pada gerakan hara untuk tanaman. Ion atau hara dalam tanah akan bergerak menuju ke akar tanaman melalui tiga mekanisme, yaitu intersepsi akar, aliran masa, dan difusi. Pertama, intersepsi akar yang merupakan gerakan akar yang tumbuh menembus tanah, bersinggungan dengan permukaan partikel tanah, yang akhirnya bersinggungan dengan ion hara yang terjerap da terjadi pertukaran secara langsung. Gerakan ini menjadi penting bagi tanaman terutama pada hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil seperti Zn dan Mn.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kedua adalah aliran masa dimana hara yang terlarut terbawa bersama aliran air menuju akar tanaman. Proses ini dipengaruhi oleh transpirasi, evaporasi, dan perkolasi. Pengaruh kerapatan akar terhadap pasokan hara oleh aliran masa ini lebih ringan dibanding terhadap intersepsi akar dan difusi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ketiga adalah proses difusi dimana ion hara bergerak dari wilayah yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah yang lebih rendah kadar haranya. Lebih tepatnya, kadar hara di permukaan akan lebih rendah dibanding kadar hara larutan tanah di sekitar daerah perakaran. Mekanisme ini sangat penting bagi hara yang berinteraksi kuat dengan tanah, terutama untuk memasok hara P dan K, juga hara mikro Fe dan Zn.</span></p>