Kerajaan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke-16 hingga abad ke-18. Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya, Mataram mampu menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Kerajaan Mataram terletak di Kota Gede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Kerajaan ini berdiri di sekitar aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan. Keraton Kerajaan Mataram Islam ini dipercaya penduduknya sebagai pusat dunia. Masyarakat pada masa itu menjulukinya dengan nama "pusat jagad". Baca juga: Sejarah Kerajaan Makassar: Silsilah Raja, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kerajaan Mataram Islam diketahui berdiri sekitar abad ke-16, tepatnya pada tahun 1582 di Pulau Jawa. Masa awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam ini dimulai ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang. Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan dianugerahi wilayah tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta). Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi desa yang makmur dan setelah ia meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring Pasar). Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Pertempuran antara Pajang dan Mataram berhasil dimenangkan oleh Sutawijaya. Setelah Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat, Sutawijaya mendirikan Kerajaan atau Kesultanan Mataram. Lalu, Kerajaan Mataram menjadi salah satu Kesultanan Islam yang dinilai berkembang di tanah Jawa. Kerajaan Mataram rutin menerjemahkan naskah Arab dan menerjemahkan Alquran ke bahasa Jawa. Mulai saat itu, kesultanan ini mendirikan pesantren yang menjadikan wilayahnya sebagai pusat agama Islam. Baca juga: Sejarah Kerajaan Banten: Letak, Silsilah Raja, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kejayaan Kesultanan Mataram terjadi pada saat Raden Mas Rangsang atau biasa dikenal dengan Sultan Agung memimpin Kerajaan Islam Mataram pada 1613-1645. Pada masa kepemimpinannya, Sultan Agung diklaim sebagai raja terbesar dari semua pemimpin kerajaan Mataram. Pada masa kejayaannya, Sultan Agung Hanyokrokusumo berhasil melakukan ekspansi ke sebagian pulau Jawa dengan cara menundukkan raja-raja lainnya. Cakupan wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian wilayah di Jawa Barat. Sultan Agung Hanyokrokusumo juga melakukan perlawanan kepada VOC dengan memboyong beberapa kerajaan untuk disatukan, meliputi Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Namun sayangnya, kejayaan itu harus berakhir karena ia wafat saat menyerang VOC di Batavia pada 1628 hingga 1629 M. Baca juga: Sejarah Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama di Jawa Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam Keruntuhan Mataram dimulai setelah Sultan Agung wafat dan takhta kerajaan jatuh ke tangan Amangkurat I. Amangkurat I memiliki sifat yang bertolak belakang dengan sang ayah, bahkan disebut sebagai raja yang bengis. Setelah tragedi demi tragedi terjadi, rakyat mulai takut dan terbentuk sikap antipati. Akibatnya, rakyat bersatu menyerang kerajaan di bawah pimpinan Pangeran Trunojoyo dari Madura. Dalam serangan itu, Amangkurat I wafat dan putra mahkota meminta dukungan VOC untuk membubarkan pasukan Trunojoyo. Dengan bantuan VOC, putra mahkota pun berhasil menyingkirkan Trunojoyo. Putra mahkota kemudian naik takhta dengan gelar Amangkurat II dan memindahkan ibu kota Mataram ke Kartasura. Baca juga: Kerajaan Aceh Darussalam: Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, Silsilah Raja dan Peninggalan Pada masa pemerintahan raja-raja berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan besar. Pergolakan di kerajaan kemudian resmi diakhiri melalui Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Dalam perjanjian tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta. Kasultanan Ngayogyakarta diserahkan kepada Hamengku Buwono I, sementara Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III. Raja-raja yang pernah memimpin Mataram Kerajaan Mataram berdiri setelah Pangeran Benowo yang saat itu memimpin Pajang menyerahkan kekuasaannya pada Sutawijaya. Penguasa Mataram ini memiliki gelar Panembahan Senopati. Berikut ini adalah sederet raja yang pernah berkuasa dan memimpin Kerajaan Mataram: - Sutawijaya (Panembahan Senopati) berkuasa pada 1586-1601 - Mas Jolang (Panembahan Sedo Krapyak) berkuasa pada 1601-1613 - Raden Rangsang (Sultan Agung Hanyokrokusumo) berkuasa pada 1613-1645 - Sunan Amangkurat I berkuasa pada 1645-1677 - Sunan Amangkurat II berkuasa pada 1677-1703 Baca juga: Sejarah Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Indonesia Peninggalan Kerajaan Mataram Islam Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Surakarta. - Benteng Vastenburg - Pasar Gedhe Hardjonagoro - Rumah Sakit Kadipolo - Masjid Agung Kraton Surakarta - Taman Sriwedari Berikut ini beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. - Masjid Agung Gedhe Kauman - Masjid Kotagede - Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning - Pasar Kotagede - Kompleks Makam Kerajaan Imogiri