Test Kraepelin merupakan bagian dari psikotes yang diciptakan oleh seorang psikiater bernama Emilie Kraeelin. Tes Kraepelin awalnya digunakan untuk mengetahui definisi mental seseorang. Kemudian Richard Pauli mengembangkannya untuk mendiagnosa kemampuan bekerja, dan hasil pengembangannya disebut dengan Tes Pauli. Cara mengerjakan Tes Kraepelin Dalam mengerjakan tes kraepelin kamu hanya diminta untuk melakukan hitungan sederhana, yaitu dengan menjumlahkan deratan angka-angka. Namun deretan angka yang dihitung sangat banyak sekali seperti lembaran koran. Karena itulah tes ini sering disebut dengan tes koran. Jika dalam test pauli peserta diminta melakukan penjumlahan dari atas ke bawah dengan intruksi “GARIS” yang berarti sebuah garis dimana anda diminta mengerjakan hitungan lalu kembali berhitung seperti di bawah garis tersebut. Maka dalam test kraepelin peserta melakukan perhitungan dari bawah ke atas dengan instruksi “PINDAH”, maka peserta mengerjakan kembali hitungan dengan berpindah kolom sebelah dan mulai menghitung dari bawah kembali dan seterusnya. Tips Permulaan Mengerjakan Tes Kraepelin - Persiapkan fisik anda dengan prima, karena anda harus berhitung dengan cepat dan tepat dan dikejar waktu. - Anda harus benar-benar teliti dalam menjumlahkan angka dengan benar dan stabil pada masing-masing kolom. - Semakin banyak anda melakukan kesalahan, maka ini dapat menunjukkan bahwa anda orang yang tidak teliti, tidak cermat, kurang hati-hati, serta kurang memiliki daya tahan yang cukup terhadap stress atau tekanan pekerjaan. Contoh Cara Mengerjakan Tes Kraepelin Tes Krapelin disebut juga Tes Koran karena menggunakan kertas selebar koran. Tes ini juga sering disebut "hitungan koran" adalah tes kemampuan dasar menghitung cepat. Tes ini terdiri atas gugusan angka-angka dari 1-9 yang tersusun secara membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur. Pada saat tes anda harus menjumlahkan dua angka yang berdekatan di setiap lajur dalam waktu tertentu. Adapun cara mengerjakan tes kraepelin adalah dengan menjumlahkan dua buah bilangan, kemudian hasilnya dituliskan disela-sela kedua bilangan yang dijumlahkan. Jika hasil dari penjumlahan berupa bilangan puluhan atau terdiri dari dua digit angka, maka cukup dengan menuliskan digit terakhir atau angka satuannya saja. Sebagai contoh lihatlah gambar 1 berikut: Jumlahkan angka dari bawah ke atas, misalnya 3+1=4 maka ditulis ditengah angka yang dijumlah dengan angka 4. Bila angka yang Anda jumlahkan hasilnya lebih dari 10 maka tuliskan angka belangkanya saja. Misalnya 10, tuliskan angka 0 Baca juga : Tips Cara Mengerjakan Tes WARTEGG Tahukan Anda, bahwa yang dinilai dari mengerjakan tes koran/ tes kraepelin bukan tingginya angka yang dijumlah, namun hasil grafik dari mengerjakan tes tersebut. Usahakan Anda mendapatkan grafik yang stabil, tidak terlalu naik yang signifikan dan turun anjlok drastis. Buatlah patokan berapa angka yang Anda harus kerjakan dari bawah ke atas. Dengan begitu Anda akan mendapatkan grafik yang bagus. Klasifikasi Hasil Pengerjaan Tes Koran/ Tes Kraepelin 1. Apabila diperoleh dengan hasil grafik datar menunjukkan bahwa peserta di dalam bekerja stabil 2. Apabila diperoleh angka dengan hasil grafik naik menunjukkan bahwa peserta didalam bekerja akan menunjukkan peningkatan (dapat berprestasi) 3. Apabila diperoleh dengan hasil grafik menurun menunjukkan bahwa peserta dalam bekerja akan menunjukkan penurunan (peserta mudah lelah, kurang berprestasi, mudah bosan, dan jenuh 4. Apabila diperoleh hasil grafik bergelombang menunjukkan bahwa peserta dalam bekerja akan menunjukan ketidak stabilan. Ingat waktu yang diberikan dalam mengerjakan tes koran semakin lama semakin cepat. Jadi Anda harus pandai memanfaatkan waktu yang diberikan tester. Dengan mempelajari dan berlatih mengerjakan tes koran/ tes kraepelin setidaknya dapat membantu Anda mepersiapkan diri sebelum tes. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dsimpulkan beberapa tips Cara Mengerjalan Tes Koran/ Tes Kraepelin yang benar 1. Persiapkan alat tulis berupa pulpen atau pensil biasa yang terbukti lancar digu-nakan/tidak seret. Kalau perlu, sediakan cadangannya. Jangan memakai pensil mekanik. Tes ini sangat terikat dengan waktu. Pensil mekanik membutuhkan reload/ pengisian ulang ketika ujung granitnya habis. Mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.5-1 detik. Seandainya Anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti Anda kehilangan waktu 5-10 detik 2. Pada soal tes Pauli yang sebenarnya, jumlah angka yang diberikan sangat banyak, yaitu sebesar lembar koran. Sehingga tes Pauli ini sering disebut dengan Tes Koran. Silakan anda berlatih mengerjakan soal psikotes jenis ini untuk memberikan pengalaman pada diri anda sendiri. Sehingga nantinya anda dapat mengerjakan soal yang sesungguhnya dengan kondisi mental dan fisik yang lebih matang 3. Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom stabil. Grafik yang terbentuk akan lebih baik dibandingkan jika Anda memaksakan diri menjumlah seluruh kolom di awal tes, namun sangat kewalahan di pertengahan, hingga akhir tes. Kendalikan diri untuk menghemat tenaga sampai lajur selesai mengingat lajur angka mencapai 45. Jika tes dilakukan secara komputerisasi, Anda tidak bisa mengetahui berapa lajur yang masih akan dijumlahkan. Maka lebih baik Anda berkonsentrasi dan menyimpan tenaga hingga tes benar-benar selesai 4. Buatlah patokan penjumlahan yang benar-benar sesuai dengan kemampuan Anda. Jangan memaksakan diri untuk menggarap per deret hingga selesai di ujung atas, apalagi di deret 1 (pertama). Anda akan merasa sangat terburuburu dan keletihan dilajur berikutnya. Tapi,usahakan mematok lebih dari 11 perhitungan dan teruslah stabil mencapainya pada seluruh lajur 5. Jangan melakukan kecurangan terhadap waktu maupun hasil penjumlahan. Hal ini akan merugikan Anda sendiri karena justru akan menghabiskan waktu sekian detik untuk memutuskan. Anda pasti membuang waktu untuk berpikirjumlah berikutnya. Hasilnya akan membuat grafik penjumlahan Anda tidak alami 6. Hal mendasar untuk menyelesaikan keseluruhan tes Kraeplien/ Pauli dengan baik adalah konsentrasi. Terkadang Anda akan merasa blank pada pertengahan tes. Namun Anda harus kembali fokus pada penjumlahan berikutnya. Lebih baik tidak mengingat hasil penjumlahan sebelumnya. Kalaupun Anda akan mengubahnya, Anda harus cermat mengatur waktu supaya grafik pengerjaan tidak terpengaruh 7. Kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan perut terisi dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat menyedot energi. Nahh otakers, itulah tips dan trik bagaimana cara mengerjakan Tes Kraepelin yah. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih!